"De! Dea!!" teriak Dean dari luar. Berharap Dea cepat-cepat keluar dari sana.
"Mana Kak Dea nya, kak? Nino takut terlambat nih!" Nino menarik-narik bajunya Dean.
Dengan cepat Dean tarik kembali baju itu.
"Ini kakak udah berusaha Nino."
"Aduh! Dea mana sih?" lanjutnya.
"Maaf, nak ini siapa ya?" seorang ibu paruh baya yang tengah berjalan disekitar rumahnya Dea bertanya pada Dean.
Kayaknya tetangganya deh.
"Maaf Bu, Dea nya mana ya? Kok daritadi saya panggil ga nongol-nongol?" Dean berusaha sesopan mungkin.
"Oh Dea? Nak telat. Dea udah berangkat dari tadi kesekolah. Ngomong-ngomong, ada perlu apa ya Nak? Nanti biar saya sampaikan ke nak Dea."
Ha? Dea udah berangkat?
Dengan cepat Dean melihat jam tangan yang melingkar ditangan kanannya itu.
07.00
Pantas aja udah berangkat. Udah siang juga. Bego lo De!
"Ah gausah Bu. Makasih. Yaudah, saya permisi dulu." Dean tersenyum sejenak dan pergi meninggalkan tempat itu menuju motornya. Diikuti Nino dari belakang.
"Kakak! Ayo cepetan! Nino terlambat nih!" Nini kembali merengek. Dan parahnya lagi, itu keras banget. Dean sampai menutupi telinganya karena rasanya sampai berdengung.
"Ck! Gara-gara kamu nih! Pokoknya es krim ga jadi."
"Apa kak?!"
***
Disana terdapat seorang gadis, ditemani tas yang selalu berada dipunggungnya itu dengan setia. Dia tengah menarik napas panjang dan menghembuskannya berat. Dia baru saja selesai Ujian. Dan syukurlah, ujian itu serasa mudah baginya.
Tring!
Terdengar bunyi chat masuk. Dan dengan perlahan Dea mengambil hp di kantong celananya dan membuka chat itu.
"Semoga sukses mengerjakan ujiannya!"
Dea terkekeh melihat isi chat itu. Menurutnya itu sangat konyol. Bagaimana tidak? Dia sudah selesai ujian, malah Dean baru saja mengiriminya chat yang ga tepat waktunya.
"Telat kali."
Dea berniat memasukkan hp nya kembali ke kantong, tapi terdengar bunyi chat masuk kembali, seketika ia urungkan.
"Kenapa?"
Dea kembali terkekeh.
Memang konyol nih cowok.
"Lihat dulu dong waktu pengirimannya."
"Oh iya, konyol ya gue? Hahaha. Tadi gue ngirimnya sebelum lo ujian kok. Lalu hp gue lowbat. Gue charge. Dan ternyata sananya telat terkirimnya."
Dea yang membaca isi chat itu kembali terkekeh. Dia tidak menyangka, cowok yang dulu sangat ia jauhi karena cowok itu sangat rese, sok kenal lagi. Tapi ternyata dapat menjadi temannya juga.
"Makasih ya."
Ditempat lain, Dean yang hanya membaca dua kalimat itu perlahan diwajahnya terbentuk sebuah senyuman. Kali ini pertama kalinya Dea mengucapkan kata 'terima kasih' padanya. Ya... Meskipun tidak langsung sih.
***
"Fila, nanti malam kamu main kerumah Tante ya! Kita makan bareng. Nanti biar Dean yang jemput kamu."
Dea membaca chat itu dengan bingung. Ya, dia bingung harus balas apa. Karena malam ini Dea berniat untuk belajar. Tapi di sisi lain, Dea ga mau buat Tante Sinta sedih.
Sejenak Dea menarik napas panjang dan menghembuskannya.
"Maaf Tante, Fila ga bisa maij kerumah Tante. Fila sibuk, mau belajar."
Sedangkan ditempat lain, Tante Sinta membaca isi chat itu dengan murung. Tapi sedetik kemudian Tante Sinta berusaha menyembunyikan ekspresinya dari Dean yang tengah berdiri disampingnya itu.
"Gimana Ma?"
Tante Sinta tersenyum dan mengusap puncak kepalanya Dean.
"Fila ga bisa datang. Katanya dia sibuk, dia mau belajar."
Dan terlihat Dean hanya menunduk.
"Ga papa ya! Kapan-kapan Fila pasti bisa datang. Dean ga usah khawatir."
"Sana masuk kamar gih! Belajar." Tante Sinta terlebih dahulu pergi meninggalkan Dean yang terdiam.
Kok gue rasa, lo makin menjauh sih De, dari kita semua? Kenapa lo?
--------------***------------
KAMU SEDANG MEMBACA
DE
Подростковая литература"Cinta? Huh! Rasanya mustahil sekali bagiku. Sesuatu yang ga berguna, yang membunuhku perlahan. Memikirkannya saja aku tidak pernah, bahkan aku tidak ingin memikirkannya." Dea, siswi cantik yang duduk di bangku SMA itu sudah merasakan pukulan dunia...