Tak Terduga

91 5 0
                                    

Tapi, satu hal yang mereka tidak tahu.. bahwa Jennie-lah yang lebih dulu menyukainya.



Saat itu adalah pembagian rapor naik kelas. Seluruh siswa kelas 1C bergembira saat melihat nilai mereka yang memuaskan. Begitu juga Jimin, namun Jimin bergembira bukan karena nilai yang memuaskan, melainkan karena libur telah tiba. Ia bahkan tidak peduli nilai rapornya yang sangat jelek. Hampir semua mata pelajaran dia mendapatkan nilai merah, kecuali mata pelajaran olahraga.

Jimin memang dari sekolah dasar sangat malas belajar, nilainya pas pasan dan hanya tinggi di bidang olahraga saja. Orangtuanya sempat menyuruhnya masuk ke sekolah olahraga, namun Jimin menolak karena tidak ingin menjadi atlet. -entah apa maunya anak ini-

Saat ia sedang asyik-asyiknya bermain dengan Taehyung dan teman-teman yang lain, tiba-tiba seorang gadis cantik menghampiri mereka.

"Jimin oppa?"

Jimin dan teman-temannya menoleh.

"Woahh! Kebetulan sekali ada Jennie. Ayo bergabunglah dengan kami. Kami kekurangan orang." Taehyung mengajak gadis itu yang ternyata adalah Jennie untuk bermain monopoli.

"Ee..tidak, aku.. ingin bicara sebentar dengan Jimin oppa."

"Oppa?" Taehyung heran mendengar Jennie memanggil Jimin dengan sebutan 'oppa'. Padahal mereka seumuran.

"Aku?" Jimin juga ikut terheran.

Lalu, Jennie mengajak Jimin pergi ke tempat yang agak sepi.

"Oppa, aku menyukaimu."

"Apa?! Kau sudah gila, ya?" jerit Jimin yang saat itu pipinya sudah mulai memerah. Walaupun Jimin sudah dijuluki sebagai 'badboy' sejak kelas 1, tetapi ia masih lelaki normal. Tak ada satupun lelaki yang tak menyukai Jennie. Begitu pun dia. Jimin tak mau bohong bahwa dia juga menyukai Jennie, senyuman Jennie, semua tentang Jennie. Tetapi ia sadar diri, bahwa Jennie tak mungkin mau dengan lelaki seperti dirinya. Dia pun tak ada niatan untuk  mendekati apalagi mengungkapkan perasaan pada Jennie.
Tapi kini, malah Jennie yang melakukannya.

"Aku tahu, oppa pasti tidak akan percaya. Tapi.. aku benar benar menyukaimu."

Wajah Jimin semakin memerah, dengan segera ia menutupi pipinya dengan kedua tangannya, "tapi.. apa yang kau suka dariku?"

Jennie tersenyum, senyuman yang berhasil meluluhlantakkan hati Jimin.

"Cinta tidak butuh alasan, oppa. Yang pasti.. aku tidak pernah melihatmu sebagai anak nakal dan pemalas. Aku melihatmu sebagai anak yang sedang mencari jati dirinya dan kesenangan untuk dirinya. Dan aku salut karena oppa tidak pernah marah setiap ada orang yang mengejekmu dengan sebutan 'badboy'. Aku ingin sekali membuktikan pada mereka semua bahwa oppa bukanlah 'badboy'. Dan aku ingin.. menjadi salah satu alasan kebahagiaan di hidupmu, oppa."

Jantung Jimin serasa ingin loncat dari tubuhnya. Ia bertanya tanya apa ini mimpi? Apa ini hanya halusinasi? Apa sebenarnya yang didepannya ini adalah Taehyung? Tidak! Ini bukan mimpi! Dan yang didepannya ini memang benar Jennie. Jennie yang menunggu jawabannya dengan penuh harap. Dengan ekspresi ini, Jennie terlihat seperti anak kucing yang sangat imut. Jimin semakin jatuh cinta padanya.

Dan sejak hari yang tak terduga itu, sampai sekarang, belum ada satupun orang yang tahu bahwa Jimin adalah si 'badboy' yang dua kali lebih beruntung dari yang orang orang pikirkan selama ini.

--

Saat ini koridor sepi, tidak ada murid yang lalu lalang karena kelas sudah dimulai. Sambil melihat-lihat kebelakang, Jennie mempercepat langkahnya.

Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang