Hari Pertama

66 5 0
                                    

Matahari pagi sungguh dengan semangat menampakkan dirinya di ufuk timur sana. Begitu juga dengan para burung yang tak henti hentinya berkicau di langit biru nan indah itu. Hawa sejuk udara pagi pun tak mau kalah dengan matahari terik seakan memberi energi semangat luar biasa ke tubuh Seulgi.

Woahhh.. pagi ini benar benar indah! Pas sekali sekarang kita di kelas Bahasa. Pasti Pak Jung akan membacakan puisi puisi yang indah lagi..”  Seulgi terus memandang kearah jendela kelas yang memperlihatkan pegunungan yang indah, dan hamparan sawah yang sudah hampir menguning.

Yah.. semoga saja tidak ada yang merusak kedamaian pagi ini.” tambah Irene, yang duduk disamping Seulgi, tengah membaca bukunya.

Namun mata Irene seketika membola saat matanya tertuju kearah pintu kelas. Ia seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Sikunya langsung menyenggol-nyenggol tangan Seulgi, “Seulgi, lihatlah pemandangan buruk ini.”

Seulgi menoleh dengan senyum kedamaian yang masih mengembang di wajahnya. Namun hanya beberapa detik saja, senyum itu lenyap tak bersisa, setelah dilihatnya dua lelaki masuk ke dalam kelas dan berjalan kearah dirinya dan Irene.

----

Ahh! Kelas ini pasti sangat membosankan.” ucap Jimin kesal sambil mengunyah permen karetnya.

Sementara Taehyung sibuk membaca peta sekolah.

“Kau bisa membacanya atau tidak?”

“Hei! Aku tidak sebodoh itu! Ini lihat, kelas kita ada di lantai 2. Ayo cepat kesana.”

Jimin dan Taehyung pun segera pergi menuju lantai 2.

Dan sampailah mereka di kelas Bahasa.

Tiba tiba, senyum Taehyung langsung merekah saat dilihatnya seorang gadis yang duduk sambil melotot kearahnya.

“Ini benar benar sebuah kebetulan. Aku rasa langit memang mengizinkan kita bermain dengan mereka.” bisik Taehyung pada Jimin.

Mereka berdua lalu masuk kedalam kelas. Tanpa pikir panjang, Taehyung langsung menuju kearah dua bangku kosong dibelakang Irene dan Seulgi. “Jimin-ah, ayo duduk disini saja.”

“Hei, kau semangat belajar sekali, ya?! Disitu terlalu dekat dengan guru. Di belakang saja.” tolak Jimin.

“Ya, aku sangat bersemangat sekali pagi ini.” Taehyung duduk dibangku belakang Irene dan Seulgi dengan senyum yang masih merekah di wajahnya.

Jimin dengan pasrah menuruti Taehyung dan duduk di belakang Seulgi.

Sementara itu, Irene dan Seulgi, berpura pura tidak melihat dan mendengar apapun, walaupun di dalam hati mereka sudah seperti ingin sekali mencekik kedua lelaki kasar itu.

“Kenapa mereka duduk dibelakang kita, sih?” bisik Irene.

“Kita lihat saja, sejauh mana mereka akan bertindak.”

Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang