“Kau akan mengajari salah satu anak yang baru pindah kemarin? Siapa?” tanya Irene setelah mendengar cerita Wendy tentang perintah Miss Kim dan tentang betapa takutnya dia jika orang yang akan ia ajar itu adalah gangster.
“Namanya Min Yoongi. Tapi aku sedikit lupa yang mana orangnya.”
“Bagaimana kau bisa lupa? Bukannya kalian sekelas?”
“Kau tahu sendiri, jika sudah di kelas bahasa inggris, Wendy hanya memikirkan dan melihat satu orang saja, yaitu Miss Kim.” ledek Seulgi yang langsung membuat Irene tertawa.
Irene dan Seulgi tahu bahwa Wendy, sahabat mereka itu, sangat fanatik dengan pelajaran bahasa inggris.
Wendy langsung memasang tampang jengkel mendengar ledekan dari kedua sahabatnya itu. Saat Wendy megalihkan pandangannya ke arah lain, tak sengaja matanya tertuju pada Yoongi. Ia langsung ingat bahwa yang ia lihat inilah calon muridnya yang akan ia ajar.
“Hei, hei, itu dia calon muridku.” bisik Wendy pada Seulgi dan Irene sambil sedikit menunjuk nunjuk ke arah Yoongi yang sedang memainkan ponselnya.
“Yang mana?” tanya Seulgi.
“Itu...yang bermain ponsel.”
Seulgi terkejut, “Kau yakin?”
“Kenapa?”
“Dia bukan gangster, Wendy. Lihat, wajahnya baby face sekali, kulitnya juga putih..” ucap Seulgi sambil terus memandangi Yoongi.
“Seulgi-ah, kau tidak bisa menilai orang dari tampilan luarnya saja.. bagaimana jika dengan wajahnya yang imut itu ternyata dia sangat kasar dan suka memukuli orang.” jelas Wendy.
“Wendy-ah, kau juga tidak boleh menilai orang dari tampilan luarnya saja.. siapa tahu dia benar benar lelaki imut dan manis..hehehe” Seulgi terkekeh membayangkan ucapannya sendiri.
“Sudahlah, Wendy, jika kau begitu penasaran, kenapa kau tidak berkenalan saja dengannya sekarang?” saran Irene.
“Irene-ah, tolonglah. Kau ingin aku diceburkan ke dalam lumpur ini olehnya?”
“Aku setuju dengan Irene. Sudah cepat sana hampiri dia. Sekarang atau nanti sama saja. Ini hanya masalah waktu. Jika sekarang kau menghampirinya, lalu ternyata dugaanmu benar, akan ada banyak orang yang menolongmu. Tapi jika tidak sekarang. Aku ragu kau akan selamat..” tambah Seulgi.
“Hei!”
“Makanya, cepatlah hampiri dia!”
Irene dan Seulgi bersikeras menyuruh Wendy untuk menghampiri Yoongi. Namun botol minum pink yang ada di tangan Wendy terlepas dan terlempar beberapa langkah dari tempatnya.
Irene dan Seulgi hanya bisa tertawa geli melihat Wendy yang kesusahan berjalan mengambil botol minumnya dengan wajah kesal.
Namun, belum sempat Wendy meraih botol minumnya, ia sudah ketakutan saat kepalanya menoleh ke samping. Kini ia menyesal karena tidak melihat ke samping dulu sebelum berjalan. Alhasil, sekarang ia malah berdiri menghalangi jalan Namjoon.
Namjoon yang terkejut karena Wendy tiba tiba muncul dan menghalangi jalannya telah bersiap siap akan menyemburkan api dari mulutnya ke arah Wendy.
“Hei! Kenapa kau selalu menghalangi jalanku!” bentak Namjoon.
Wendy mengerjap. Entah kenapa saat ini kesabarannya sudah hampir habis. Ia tidak ingin mengalah lagi sekarang. “Hei! Kenapa kau selalu berpikir kalau ini semua jalanmu?! Jangan kira selama ini aku diam jadi kau bisa seenaknya membentakku!” teriak Wendy cukup keras.
Irene dan Seulgi hanya bisa tercengang melihat Wendy yang begitu berani berteriak di hadapan Namjoon.
Namjoon yang kepalanya sudah sejak tadi mendidih, mendengar teriakan Wendy, langsung mengepalkan tangannya dan berniat memukul Wendy.
Dan saat Namjoon mengangkat kepalan tangannya itu, tiba tiba Yoongi datang memungut botol minum Wendy dan mengarahkannya ke arah Wendy.
Serentak Wendy dan Namjoon terkejut dan menoleh ke arah Yoongi.
“Ini milikmu atau miliknya?” tanya Yoongi sambil memegang botol minum pink Wendy yang lucu itu.
“Milikku.” Wendy langsung merampas botol minumnya dari tangan Yoongi.
Namjoon yang merasa terhina dengan pertanyaan Yoongi langsung berbalik menghadapnya. “Kau sepertinya memang ingin mencari masalah denganku, ya?!”
Yoongi tersenyum.
Senyuman yang sama saat Namjoon pertama kali melihatnya di kelas. Senyuman sinis yang membuat Namjoon ingin menghabisi semua orang.
“Hei, aku tidak suka kekerasan. Botol minum gadis yang kau ganggu ini mencipratkan lumpur ke wajahku. Kau lihat? Apa kau ingin menghapuskannya?” Yoongi memperlihatkan pipi kirinya yang terkena cipratan lumpur.
“Ya! Aku akan menghapuskannya!”
Bukkk!
Sebuah pukulan cukup keras mendarat di wajah Yoongi.
Semua orang yang berada di sana terkejut.
Bibir Yoongi berdarah. Beberapa murid menghampiri mereka.
Dan saat Namjoon menarik kerah baju Yoongi, Jisoo datang menahan Namjoon. Tetapi murid murid lain tidak ada yang berani melerai karena takut jadi sasaran Namjoon.
Tak lama kemudian, Jin datang melerai dan memisahkan Namjoon dan Yoongi
“Jika kalian tidak ingin Bu Sonjeong melihat hal ini, hentikan!” lerai Jin.
Yoongi langsung pergi meninggalkan kerumunan dengan luka di sudut bibirnya.
Begitu juga Namjoon yang pergi dengan wajah penuh kemarahan.
“Kalian semua bubarlah!” perintah Jin sebelum pergi.
Dan semua murid yang berkumpul pun meninggalkan tempat itu.
“Kau tidak apa apa?” tanya Irene dan Seulgi pada Wendy yang masih shock dengan kejadian barusan.
Dan Jisoo, ia hanya bisa memijat kepalanya yang terus menerus memikirkan apa yang terjadi pada Namjoon, dan mengapa kini ia kembali seperti dulu lagi..
----

KAMU SEDANG MEMBACA
Look Here
FanfictionLima anak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda akan dipindahkan ke sebuah sekolah unik yang akan mengubah hidup mereka. Taehyung, anak yang suka bermain dan selalu menjahili teman temannya. Jimin, tidak punya impian dan hanya ingin bersenang se...