Permen Karet (2)

48 3 0
                                    

Jimin berjalan santai sambil membuka bungkus permen karet menuju ruang seni. Padahal murid murid lain yang terlambat sudah berlari mendahuluinya. Jimin membuang bungkus permen karetnya ke lantai setelah beberapa murid lagi berlari melewatinya.

Namun setelah beberapa langkah, Jimin tiba tiba berhenti, dan berbalik untuk memungut kembali dan membuang bungkus permen karet tadi ke tong sampah.

Ini pertama kalinya ia membuang sampah pada tempatnya. Melakukan hal terpuji seperti ini membuat ia jadi teringat pada Jennie. Jennie yang selalu mengingatkannya saat berbuat salah. Jennie yang selalu berusaha membawanya ke ‘jalan yang lurus’. Dan kini, ia jadi merindukan kekasihnya itu.

Jimin mengacak acak poninya dan melanjutkan langkahnya menuju ruang seni.


Dan sampailah ia di ruang seni. Karena laporan Joy pada staff tata usaha tadi pagi, di depan pintu ruang seni sudah tertempel petunjuk bahwa ruangan seni bebas dipilih sesuai minat dan bakat.

Setelah membaca petunjuk itu, tanpa pikir panjang Jimin langsung memasuki ruang tari.

Dan disana, sudah banyak murid murid yang memenuhi ruangan itu. Tapi untung saja Pak Choi, pengajar tari, belum datang.

Beberapa murid ada yang mengobrol dengan teman temannya, ada yang melakukan pemanasan, ada yang mendengarkan musik menggunakan speaker. Namun tiba tiba, mata Jimin terhenti saat melihat seorang gadis yang sedang menari. Gerakannya sungguh lentur dan lincah. Tariannya sangat bagus. Jimin tidak bisa melihat wajah gadis itu karena dia menari menghadap ke dinding.

Sambil terus melihat gadis itu menari, perlahan lahan Jimin menghampiri gadis itu dan samar samar terdengar musik dari speaker kecil berwarna biru yang ada disampingnya. Jimin menyukai musik itu. Tanpa sadar, tangan Jimin bergerak mengikuti irama dari musik itu, tentu saja sambil tetap melihat tarian gadis yang ada didepannya ini. Jimin sangat salut padanya. Walaupun dia seorang gadis, tapi gerakannya betul betul lincah dan enerjik.

Saat Jimin berniat ingin menepuk pundak gadis itu untuk berkenalan, Pak Choi tiba, dan para murid langsung menghentikan kegiatan masing masing dan membuat barisan.

Karena begitu banyaknya anak anak yang masuk ke ruang tari, Jimin kehilangan gadis tadi. Ia masih belum sempat melihat wajahnya. Tapi yang dia ingat, gadis itu memakai kaus hitam dengan rambut kuncir kuda.

Namun sayangnya, ada banyak murid perempuan disana yang memakai kaus hitam dan kuncir kuda. Jimin menyesal tidak segera berkenalan dengan gadis itu.

Alasan Jimin ingin sekali berkenalan dengan gadis itu sangatlah sederhana. Ia hanya ingin tahu tentang musik itu. Musik yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Musik dengan beat dan irama yang disukai Jimin. Dia juga ingin membuat gerakan dengan musik itu.

Sebenarnya, selain olahraga, Jimin juga sangat suka menari. Dulu, ia selalu menari setiap sore, cover dance ataupun freestyle.

Itu sebabnya tadi ia sangat mantap melangkahkan kakinya ke ruang tari. Karena sebenarnya, itulah minat dan bakatnya yang selama ini tidak ia sadari.

----

Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang