Tak Bisa Dipercaya

34 3 0
                                    

‘Bukannya itu Taehyung dan Jisoo? Mereka berdua sedang apa? Kenapa sepertinya Taehyung sangat akrab dengan Jisoo?’ Irene bertanya tanya saat ia baru saja menginjakkan kaki di lantai 2 dan melihat Taehyung dan Jisoo mengobrol.

Cih..” tanpa sadar Irene berdecih pelan, 'apa ini yang akan ia buktikan?' Irene masih ingat dengan pembicaraannya bersama Taehyung di bus kemarin. Saat Taehyung ingin membuktikan padanya bahwa ia adalah anak yang baik.

Tiba tiba Irene menggeleng kepalanya kuat-kuat, ‘Kenapa aku malah peduli? Masa bodoh dia mau membuktikannya atau tidak! Aduh! Kenapa aku jadi memikirkan dia, sih?!’ Irene merasa sudah gila karena memikirkan ucapan Taehyung yang tidak penting itu.

Sebelum dirinya menjadi semakin ‘gila’, Irene meneruskan langkah kakinya yang terhenti tadi menuju kelas Biologi. Namun tiba tiba, Jisoo yang sebelumnya membelakangi Irene, kini menoleh ke arahnya.

Eo?! Irene-ah!” teriak Jisoo yang lalu menghampiri Irene, diikuti Taehyung.

“Kau darimana saja? Rose eonnie mencarimu.” sahut Irene.

Jisoo menepuk dahinya, “Ah iya, aku lupa, kalau Rose eonnie masuk hari ini.”

“Yasudah, cepat sana temui dia. Aku mau langsung ke kelas dulu. Sampai nanti.” ucap Irene sebelum akhirnya pergi menuju kelas Biologi.

“Taehyung-ah, sepertinya aku harus menunda pembicaraan kita. Aku harus menemui Rose eonnie. Sampai nanti!” Jisoo lalu pergi meninggalkan Taehyung.

Taehyung pun juga ikutan pergi menuju kelasnya, sambil menahan kejengkelan yang membabibuta di dalam hatinya, “Ah! Kenapa aku harus menyiapkan peralatannya?!”

Dan saat ia telah masuk ke kelasnya, ia jadi bertambah jengkel. 'Ah! Kenapa gangster itu juga ada di kelas ini?!’

Taehyung langsung meletakkan tasnya di meja, lalu berjalan menuju sebuah kamar kecil tempat penyimpanan alat alat sains. Namun seketika, semua kejengkelannya yang tadi beranak pinak, kini lenyap, berganti dengan senyuman indah yang mengembang di wajahnya, saat melihat Irene tengah mengambil beberapa peralatan.

Dan saat Irene berbalik, “Astaga! Hei! Kau mengagetkanku!” Irene sungguh terkejut karena Taehyung tiba tiba saja sudah berdiri di hadapannya. Untung saja alat alat yang ia pegang tidak jatuh berhancuran. “Sedang apa kau disini?! Ini bukan tempat bermain!”

“Siapa yang ingin bermain? Aku disuruh menyiapkan peralatan ini.” jawab Taehyung.

“Jangan bercanda! Aku tidak melihat namamu di kertas pengumuman.”

“Namaku memang tidak tertulis disana. Kau tahu? Pak Kang yang langsung memintaku secara pribadi.” kata Taehyung dengan nada sedikit menyombong.

“Lalu?” tanya Irene datar.

“Lalu.. aku akan membawa sisa peralatannya sekarang. Kenapa? Aah! Aku tahu. Kau pasti sekarang sedang berpikir, ‘Dia kan anak nakal, kenapa dia mau disuruh melakukan ini?’ Benar, kan?” tanya Taehyung jahil seraya mengangkat kedua alisnya.

Tanpa pikir panjang, Irene langsung pergi meninggalkan Taehyung. Irene begitu kesal karena Taehyung lagi lagi membuatnya tak bisa berkata apa apa.

Taehyung yang hanya membawa satu mikroskop mini saja sudah keberatan. Ia langsung memijit-mijit tangannya setelah meletakkan mikroskop itu di atas meja. “Hei, sekolah ini, kan, sudah menjadi sekolah elit, apa disini tidak ada laboraturiumnya? Di sekolahku saja ada.” protes Taehyung dengan kesal.

“Tentu saja ada. Tapi sekarang sedang dalam perbaikan. Jadi kita harus belajar disini.” Irene mendecih pelan seraya bergumam,  “Dasar anak kota! Pandainya mengeluh saja.”

“Apa katamu?!” Ternyata Taehyung mendengar gumaman Irene. “Hei, bukankah yang bertugas menyiapkan peralatan ini ada tiga orang. Mana yang satu lagi?! Seenaknya saja dia datang terlambat!” protes Taehyung lagi dengan begitu kesal.

Irene lalu menggerakkan dagunya ke arah Namjoon, memberi isyarat bahwa Namjoon-lah orang yang seenaknya datang terlambat seperti yang dikatakan Taehyung.

Taehyung pun bukannya dengan suara kecil saat mengatakan itu. Dan tentu saja Namjoon mendengar semuanya. Apalagi yang ada di kelas saat ini baru mereka bertiga.

Taehyung kontan menutup mulutnya dan berdoa semoga nasibnya tidak sama seperti Yoongi kemarin.



Namun anehnya, walaupun dia mendengar semua yang dikatakan Taehyung, Namjoon bahkan tidak bereaksi apa apa. Dari semula ia masuk kelas, Namjoon hanya duduk di kursinya, menatap meja kosongnya, seperti sedang memikirkan sesuatu. Namun ia belum pernah sediam ini. Ia benar benar terlihat seperti patung.


“Kenapa? Kau takut?” tanya Irene setelah melihat perubahan raut wajah Taehyung.

A..aniya!! Siapa yang takut?! Lihat saja nanti, aku akan membuat dia jadi tidak bisa berkutik!” ucap Taehyung dengan volume suara yang lebih kecil dari sebelumnya.

Irene hanya memutar bola matanya mendengar perkataan Taehyung yang tak bisa dipercaya itu.


----

Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang