Setelah selesai dengan urusan masing masing, mereka berempat pun keluar dari ruangan Pak Lee.
"Hyung, kau menghentikan kami hanya untuk memperlihatkan permintaan anehmu tadi?" tanya Taehyung sebelum Jin kembali ke kelasnya.
Jin lalu membalikkan badannya kearah Taehyung, "aku tidak tahu kalian juga didalam tadi. Kalian mendengarnya, kan? Media tidak boleh tahu tentang hal ini. Jadi, aku harap, sekali saja, lakukanlah sesuatu yang baik untuk sekolah ini."
"Tapi, hyung, kenapa kau ingin mendaftar disana? Apa kau juga membuat masalah seperti kami?" tanya Jimin.
"Sudahlah, kembali ke kelas kalian. Ingat! Tetap jaga mulut kalian demi sekolah ini." Jin pun pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Hei, hyung, kenapa kau diam saja daritadi?" tanya Taehyung setelah melihat Yoongi yang stay cool dengan tampang swagnya.
"Sejak kapan aku berteman dengan anak kelas dua yang tak punya masa depan seperti kalian?"
Jimin dan Taehyung hanya bisa terdiam sampai Yoongi menghilang dari penglihatan mereka.
"Bagaimana ini? Kudengar sekolah itu memiliki asrama. Ah! Kita tidak akan bebas disana." Jimin membuang bungkus permen karet ke lantai dengan kesal, lalu mengunyah permennya.
"Pikirkan saja dirimu. Apa kau sanggup berpisah dengan yeo-chinmu itu?" Tiba tiba mata Taehyung menerawang jauh. "Woahh.. panjang umur sekali gadis itu."
Jimin lalu melihat kearah yang dilihat Taehyung. Dilihatnya seorang gadis cantik dengan rambut panjang tergerai indah tengah berlari kearahnya.
"Oppa! Apa yang terjadi?! Apa kau akan dikirim ke Sekolah Kepribadian?" tanya gadis cantik itu yang tak lain dan tak bukan adalah yeo-chinnya Jimin.
Ya. Kekasih Jimin. Ia sangat cantik, ramah, dan cukup terkenal di kalangan murid laki laki di Gwinam. Tak sedikitpula yang heran dan merasa aneh kenapa gadis seelok dia bisa jatuh hati pada anak nakal dan pemalas seperti Jimin.
Tapi, walaupun terkenal sebagai 'badboy', Jimin bukanlah gangster yang selalu mengompas para nerd dan kurang ajar kepada guru. Jimin sebenarnya anak yang baik, namun karena dia hanya ingin bermain, bermain, dan bermain. Jadi, dia tidak pernah membuat tugas dan akhirnya selalu keluar masuk ruang bimbingan.
"Sudah kubilang, jangan bermain terus. Aku akan membantumu dalam belajar. Tapi, kau keras kepala sekali."
Taehyung menyenggol pundak Jimin yang ada disebelahnya, "Hei, kau seharusnya beruntung punya pacar seperti dia. Cantik, pintar, baik hati.. Woahhh, Jennie! Kenapa kau mau sih berpacaran dengan kunyuk satu ini." Taehyung menoyor kepala Jimin sambil tertawa.
Jennie, kekasih Jimin. Memang tidak hanya cantik, namun juga pintar. Ia hampir sama seperti Jin. Jennie selalu juara 1 seangkatannya. Bisa diibaratkan, kalau Jennie adalah versi perempuannya Jin.
Saat mereka bertiga masih mengobrol, suasana tiba tiba menjadi riuh.
Ditempatnya berdiri, Jimin melihat beberapa murid perempuan membicarakan sesuatu dengan wajah serius. Karena penasaran, Jimin pun bertanya pada Jennie.
"Oh, itu, Kim Seok Jin sunbae akan mengikuti World Champions Art. Jadi, para penggemarnya merasa kehilangan." ucap Jennie sambil melirik anak anak yang tak henti hentinya bergosip walaupun bel tanda istirahat berakhir telah berbunyi.
"Apa?! Wol Chem.. apalah itu.. perlombaan seni yang akan diadakan di Swiss tiga hari lagi? Bagaimana bisa?! Bukankah dia akan mendaftar ke..."
Sebelum Taehyung melakukan kesalahan fatal. Jimin sudah dulu menginjak kaki Taehyung dengan sekuat tenaga.
"Diamlah! Kau ini selalu saja sok tahu tentang semuanya!" Jimin menggaruk garuk kepalanya sambil mencari pembicaraan lain sebelum Jennie merasa curiga. "Ee.. Ah iya, apa kau sudah makan siang? Bagaimana kalau kita ke kantin sekarang?"
"Hei! Kau tidak dengar bel masuk sudah berbunyi? Atau kau ingin makan siang dengan Pak Lee di ruangannya?!" ledek Taehyung yang masih kesakitan karena injakan Jimin tadi.
"Aku sudah makan tadi. Aku juga membawakan bekal untukmu, sudah kuletak didalam tasmu. Kembalilah ke kelas. Hari ini guru sastra tidak hadir, jadi makanlah bekalmu disana."
"Kau tidak akan ke kelas?" tanya Jimin.
"Eo? Ee.. aku ingin ke toilet. Kalian duluan saja. Dahh.." Jennie pun pergi meninggalkan Jimin dan Taehyung.
Namun, baru beberapa langkah, tiba tiba Jennie berhenti. Dilihatnya ada sebuah bungkus permen karet tergeletak di lantai koridor. Sungguh pemandangan yang buruk, pikirnya. Dan ia tahu siapa yang melakukan ini. Jennie pun membalikkan badannya lagi.
"Oppa!"
Taehyung dan Jimin yang masih belum kembali ke kelas menoleh setelah mendengar suara Jennie.
"Oppa, apa kau melupakan sesuatu?"
Jimin mengernyit.
Jennie lalu menunjukkan jarinya kearah bungkusan permen karet tadi.
Jimin langsung tersadar, dan bergegas memungut bungkus permen karet yang ia buang sembarangan tadi.
"Oppa, jika kau melakukan ini terus, kau tidak akan dihargai oleh orang lain."
"Iya, maafkan aku. Aku janji, ini yang terakhir kalinya."
Jennie memang gadis yang sangat bersih. Ia selalu mengajarkan Jimin tentang kebersihan dan selalu mengingatkan Jimin untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu, membuang bungkus permen karet sembarangan.
Jennie lalu pergi setelah Jimin membuang bungkus permen karetnya ke tong sampah.
Taehyung mendesah, "kalian membuatku menjadi nyamuk disini!" Tiba tiba Taehyung merangkul bahu Jimin, "hei, apa kau tidak pernah bertanya padanya apa yang dia sukai darimu? Bahkan Kang Daniel yang begitu tampan bisa kalah darimu yang 100% berbeda darinya. Aku jadi semakin penasaran saja.
Jimin melepaskan rangkulan Taehyung dan meninggalkannya dengan kesal.
"Hei, tunggu! Kenapa kau meninggalkanku?!" teriak Taehyung.
Sebenarnya Jimin tersenyum mendengar pertanyaan Taehyung. Seluruh sekolah memang mengetahui tentang hubungannya dengan Jennie yang masih belum bisa dipercaya. Tapi, satu yang mereka tidak tahu.. bahwa Jennie-lah yang lebih dulu menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look Here
FanfictionLima anak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda akan dipindahkan ke sebuah sekolah unik yang akan mengubah hidup mereka. Taehyung, anak yang suka bermain dan selalu menjahili teman temannya. Jimin, tidak punya impian dan hanya ingin bersenang se...