Bel pulang menyentakkan seluruh siswa Sekolah Kepribadian. Tak terkecuali Jisoo. Dengan cepat, ia membereskan buku-bukunya, lalu meninggalkan kelas sambil menenteng camilan dan sebotol susu vanilla yang ia beli saat jam istirahat tadi.
Dengan langkah yang semangat pula, ia langsung menuju kelas Sastra. Namun tiba-tiba, langkahnya terhenti.
‘Ah, tidak! Jangan disana. Terlalu ramai. Aku tunggu saja di depan asrama pria.’ benak Jisoo yang kemudian langsung memutar arahnya menuju asrama pria. Sambil mengingat-ingat curhatannya dengan Taehyung tadi, ia melangkahkan kakinya dengan semangat yang makin membara.
“Jadi, kau tidak tahu kenapa dia mendadak menjauhimu?” tanya Taehyung setelah mendengar cerita Jisoo tentang bagaimana ia bisa dekat dengan Namjoon, sampai dirinya yang sedang dijauhi seperti ini.
Jisoo mengangguk dengan wajah sendu.
“Biasanya orang akan luluh jika kita memberinya sesuatu yang mereka sukai, seperti makanan atau benda kesukaannya.” saran Taehyung.
“Benarkah? Tapi.. apa Namjoon juga akan luluh jika aku memberinya sesuatu yang dia sukai?”
Taehyung mengendikkan bahunya, “Aku tidak bisa jamin. Tapi, jika dia saja bisa bersikap manis padamu, kenapa dia tidak bisa menerima perlakuan manis darimu juga?”
Jisoo memutar otaknya. Ucapan Taehyung ada benarnya juga.
“Tapi..jika kau takut dia akan mengabaikanmu lagi. Lebih baik jangan mendekatinya dulu.”
“Tidak, aku tidak takut. Aku sangat yakin Namjoon akan membaik lagi.” tiba-tiba Jisoo bertepuk tangan, “Woahh..Taehyung-shi! Aku tidak menyangka kau bisa sebijak ini! Terimakasih, Taehyung-shi, karena telah mendengarkan ceritaku dan memberi saran untukku.” ucap Jisoo sambil tersenyum.
Taehyung terkekeh malu.
Sampai sekarang pun Jisoo masih tak menyangka orang yang sangat pecicilan seperti Taehyung ternyata selain menyenangkan, ia juga bisa menjadi pendengar yang baik dan mengerti perasaan wanita. Jisoo jadi semakin nyaman dengan Taehyung.
Jisoo menatap sebotol susu vanilla dan beberapa bungkus kue kering rasa cappucino yang ia pegang dengan senyum sumringah. Itu adalah makanan kesukaan Namjoon. Jisoo mengetahuinya saat dulu ia memaksa Namjoon untuk mengatakan padanya apa yang ia sukai. Karena tidak tahan dengan rengekan Jisoo, Namjoon pun mengatakannya dengan pasrah.
Saat ini gedung asrama masih sepi karena sepulang sekolah ada beberapa murid yang sedang bertanding basket dan pastinya murid-murid lain pun berkumpul untuk menonton mereka. Dan Jisoo sangat yakin Namjoon tidak akan ikut menonton jika tak bersamanya, walaupun Namjoon sangat menyukai basket.
Tak lama kemudian, senyum Jisoo pun mengembang saat melihat Namjoon berjalan ke arahnya.
“Namjoon-ah!”
Namjoon baru menyadari Jisoo tengah berdiri di depan gedung asrama pria. Ia pun menghentikan langkahnya dan menatap Jisoo dengan tajam.
“Aku membawakan ini untukmu.” Jisoo menyodorkan makanan dan minuman kesukaan Namjoon tadi.
“Aku tidak mau.”
“Kenapa? Ini semua kan kesukaanmu. Ayo ambillah.”
“Hei! Apa kau sudah tuli?! Atau otakmu sudah tidak berfungsi lagi? Aku sudah bilang jauhi aku! Aku tidak ingin diganggu olehmu!”
“Namjoon-ah, sebenarnya ada apa ini? Jika kau punya masalah, katakan padaku. Aku pasti membantumu sebisaku. Tapi jangan menyuruhku untuk menjauhimu. Aku tidak bisa.”
Namjoon tak menjawab, ia mengarahkan pandangannya ke arah lain.
Namun Jisoo belum menyerah, “Namjoon-ah, katakan saja apa yang menyulitkanmu akhir-akhir ini. Karena seperti biasanya, aku akan mendengarkanmu.” tiba-tiba Jisoo teringat sesuatu. Vanilla, cappucino, dan basket. Ini akan menjadi perpaduan yang begitu sempurna. “Ah, iya! Sekarang ada yang bertanding basket. Kurasa lebih baik kita menontonnya sambil memakan kue kering dan susu vanilla ini. Lalu, setelah kau cukup rileks, kita akan menyelesaikan semua masalah bersama-sama.”
Namjoon langsung mengepalkan tangannya setelah mendengar kata ‘basket’. Ya. Memang benar Namjoon sangat menyukai olahraga itu. Tapi itu dulu. Sekarang, setiap mendengar kata itu saja, ia langsung geram. Karena ia jadi teringat saat Jisoo bermain basket dengan Taehyung, tawa Jisoo pada Taehyung, senyuman Jisoo pada Taehyung. Namjoon benar-benar ingin menghabisi Taehyung saat ini juga. “Pergilah, sebelum aku melakukan hal-hal yang tak pernah kau duga.” Namjoon pun berlalu di samping Jisoo.
“Se..setidaknya terimalah ini. Aku akan senang jika kau menghabiskannya.”
Namjoon berbalik mengambil camilan dan sebotol susu dari tangan Jisoo. Namun, bukannya menerimanya, Namjoon malah melempar botol susu itu dengan kasar hingga pecah dan susunya berceceran di lantai. Lalu ia membuka bungkus camilan itu dan membuang isinya ke lantai. “Sudah habis. Kau puas?”
Jisoo mengerjap tak percaya dengan apa yang Namjoon lakukan barusan. Bagaimana bisa Namjoon setega itu padanya.. Dimana Namjoon yang selalu bersikap manis padanya.. Ini..ini bukan Namjoon! Ini adalah monster! Jisoo mampu merasakan setetes air mengalir di pipinya.
-
-
-
-
Kau mampu mengubah apiku menjadi air saat kau berada di sisiku. Namun, mengapa aku selalu mengubah airmu menjadi darah saat aku berada di sisimu? - Namjoon.
---

KAMU SEDANG MEMBACA
Look Here
FanfictionLima anak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda akan dipindahkan ke sebuah sekolah unik yang akan mengubah hidup mereka. Taehyung, anak yang suka bermain dan selalu menjahili teman temannya. Jimin, tidak punya impian dan hanya ingin bersenang se...