Perban

40 3 0
                                    

Wendy sebenarnya tidak ingin melakukan ini. Ia sangat takut. Tapi di sisi lain, ia merasa harus melakukan ini. Jika tidak, ia tidak akan bisa tidur sepanjang malam.

Dengan takut, Wendy berjalan menghampiri Yoongi yang sedang memasukkan barang barangnya ke dalam tas.

“Permisi…”

Yoongi menoleh,

Wendy mengulurkan sebuah perban ke arah Yoongi.

“Aku tidak membutuhkannya.” ucap Yoongi dingin.

“Tapi.. ini ucapan terimakasihku..karena kau telah menyelamatkanku. Kalau kau tadi tidak ada.. aku pasti sudah dipukuli oleh si Namjoon gila itu.”

“Tidak perlu berterimakasih. Aku tidak melakukannya karena dirimu.” Yoongi lalu meninggalkan Wendy begitu saja.

“Apa apaan.. kenapa dia sombong begitu..” gerutu Wendy kesal. Lalu ia melihat tas Yoongi yang masih disana. Perlahan ia membuka tas itu dan memasukkan perban tadi ke dalamnya. Dan dengan secepat kilat, ia pergi dari tempat itu.

Tak lama kemudian, Yoongi datang setelah mencuci tangannya. Dan ia menyadari tasnya terbuka. Ia melihat ada sebuah perban di dalamnya. Seketika sebuah senyuman kecil muncul di sudut bibirnya. Tentu saja bukan di sudut bibirnya yang terluka. Dan tentu saja bukan senyuman sinis seperti yang ia perlihatkan saat bersama Namjoon. Senyuman yang terlihat sedikit lebih manis..

Yoongi menutup tasnya kembali dan bersiap menuju bus. Namun saat ia membalikkan badannya, si Raja Hutan sudah berdiri tepat di hadapannya.

Bu Sonjeong yang sedang asyik asyiknya mengambil foto harus dikejutkan dengan bisikan para murid yang mengatakan bahwa Namjoon akan memukul seseorang lagi. Bu Sonjeong lalu melihat ke arah yang ditunjuk para murid itu. Dan sontak ia berteriak dengan kerasnya, “HEI!! KALIAN BERDUA!!!”

Bu Sonjeong lalu menghampiri Namjoon dan Yoongi yang sekarang sudah terlihat seperti sepasang predator yang siap menerkam lawannya.

“Kalian! Apa yang akan kalian lakukan?! Apa masalah kalian?!”

Namjoon dan Yoongi tidak menjawab. Tapi Namjoon tetap menatap Yoongi dengan penuh amarah. Dia masih saja dendam walaupun sudah memukul Yoongi.

“Kau!” Bu Sonjeong menunjuk Yoongi, “Kenapa bibirmu terluka?”

Yoongi tetap diam.

Bu Sonjeong lalu menghela napasnya dalam dalam. “Aku mengerti. Aku sangat mengerti apa yang telah terjadi disini. Kim Namjoon, sebulan terakhir ini aku salut padamu karena sudah bisa mengontrol emosimu itu. Tapi hari ini.. kau mengecewakanku lagi.” lirih Bu Sonjeong kecewa. “Kalian berdua, ikut aku!”

Yoongi dan Namjoon pun mengikuti Bu Sonjeong dengan pasrah.

Semua murid yang melihat semua ini langsung membubarkan diri.

Hyung, percuma saja tadi kau melerai mereka. Tetap ketahuan juga.” ucap Jungkook pada Jin yang juga melihat kejadian ini.

“Mereka benar benar keras kepala.” Jin menggelengkan kepalanya.

--

Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang