Ucapan Terpahit

36 4 0
                                    

Jisoo sama sekali tidak tenang seharian ini. Sama seperti Jin. Ia juga tidak selera untuk makan siang. Saat bel istirahat berbunyi tadi, ia langsung tancap gas untuk mencari Namjoon, tapi sampai sekarang ia belum menemukannya.

Padahal Jisoo sempat berpikir bahwa Namjoon sudah berubah dan tidak emosional lagi. Tetapi melihat sikapnya yang sekarang ini, Jisoo malah takut Namjoon akan kembali seperti dulu lagi.

Sudah hampir 10 menit Jisoo mondar mandir di koridor lantai 2. Ia sangat berharap akan bertemu Namjoon disini.

Dan benar, tak lama kemudian, Namjoon muncul dan berjalan ke arahnya. Namjoon melihat Jisoo, namun ia tak bereaksi apa apa. Dan saat Namjoon sudah semakin dekat…

“Kau darimana saja? Aku mencarimu dari…”

Namjoon hanya berlalu di sampingnya, tanpa melihat, apalagi merespon ucapannya.

Jisoo benar benar kecewa. Belum pernah -selama mereka dekat- Namjoon menyuekinya dengan cara menyakitkan seperti ini.

“Namjoon-ah!” teriak Jisoo.

Namun Namjoon tetap terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun.

“Kim Namjoon!!!” teriak Jisoo lebih keras.

Dan kini Namjoon berhenti.

Jisoo mendekat ke Namjoon yang masih membelakanginya. “Kenapa?? Kenapa kau bersikap seperti ini lagi padaku? Kenapa kau melakukan ini padaku??” tanpa sadar, sebuah tetesan air keluar dari sudut mata Jisoo.

Namjoon bukannya tidak sadar dengan suara Jisoo yang tiba tiba berubah. Suara Jisoo bergetar. Dan ia tahu pasti, apa yang akan dilihatnya nanti jika ia menoleh ke belakang. Namjoon pun mempersiapkan dirinya sebelum akhirnya memutuskan untuk tetap menoleh ke arah Jisoo. Dan yang pertama kali dilihatnya adalah tetesan air mata yang sudah mengalir di pipi Jisoo. Namjoon mencengkeram tangannya dengan kuat. Melawan ribuan perasaan aneh yang menyerbu dirinya.

“Mulai sekarang.. menjauhlah dariku. Jika kau tidak bisa menjalani hidupmu sendiri. Carilah orang lain yang bisa membantumu, bukan menyakitimu.” Setelah mengucapkan kalimat itu, Namjoon pun pergi meninggalkan Jisoo walau ia merasakan sebuah getaran di lubuk hatinya yang amat sangat dalam ketika melihat air mata Jisoo yang mengalir setelah ia mengucapkan kalimat itu.

Jisoo memang anak yang sangat ceria, ramah, dan supel. Ia bahkan jarang sekali menangis. Namun saat ini, hatinya benar benar teriris mendengar Namjoon berkata seperti itu. Ia tahu ucapan Namjoon tadi bukanlah pelampiasan emosi semata. Tapi itu benar benar berasal dari hati Namjoon. Ia bersungguh sungguh mengatakan itu. Setelah semua yang mereka lewati, mengapa kini Namjoon tega berkata seperti itu padanya..

“Jisoo-ah!”

Jisoo tersentak saat tiba tiba seseorang muncul di hadapannya. “Hei, Taehyung-shi! Kau mengagetkanku!”

Taehyung terkekeh, namun tiba tiba matanya membesar, “ Eo?! Kau menangis?” Taehyung baru menyadari pipi dan mata Jisoo yang masih basah.

Jisoo cepat cepat menghapus air matanya dan berkilah, “Aniya.. kenapa aku harus menangis? Tadi mataku kelilipan. Ini saja masih gatal.” Jisoo mengucek matanya yang sama sekali tidak gatal.

“Ah..begitu rupanya. Lagipula kenapa juga kau menangis? Kau, kan, anak yang paling ceria di Sekolah Kepribadian Gwangju ini.” puji Taehyung.

Jisoo berpikir sebentar. Yah, dia mungkin memang anak yang paling ceria. Tapi kini ia merasa, sebentar lagi keceriaannya itu akan segera menghilang.

“Taehyung, sebenarnya, aku punya sedikit masalah. Apa kau mau mendengarnya?”

“Tentu saja! Aku, kan, temanmu.” seru Taehyung yang langsung membuat Jisoo sedikit lebih bersemangat.

“Baiklah! Kalau begitu, ayo bicara sambil makan di kantin. Perutku menjadi lapar..” ajak Jisoo sambil memegang perutnya.

“Ayo!!”

Dan saat Jisoo menoleh ke belakang, ia melihat Irene.

Eo?! Irene-ah!”


-

'Bahkan setelah bertemu denganmu, rasa lapar itu kembali ada. Lalu, apakah rasa rasa yang lain juga akan muncul kembali?' - Jisoo

--

Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang