Perasaan Aneh

34 1 0
                                    

Taehyung mengacak-acak poninya dengan gusar. Ia tak mengerti dengan perasaannya kini. Ya. Taehyung masih saja memikirkan ucapannya tadi pada Irene. Ntah kenapa ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

Dan kini, ia jadi takut jika Irene makin berpikir bahwa dirinya memang anak yang tidak baik.

Taehyung memang pemalas dan suka menggoda anak perempuan. Tapi ia tidak pernah menggoda dengan kalimat-kalimat berbau romantis seperti yang ia ucapkan pada Irene.

Tapi di sisi lain, Taehyung juga merasa aneh mengapa Irene tiba-tiba baik padanya. Padahal biasanya, Irene selalu cuek dan benci setiap bertemu dengannya.

Tiba-tiba, langkah Taehyung terhenti saat melihat sesosok wanita yang tengah berjalan di hadapannya kini. Awalnya Taehyung tidak ingin bertemu dengan wanita itu, tapi karena ia masih penasaran akan satu hal, ia pun tetap melanjutkan langkahnya dan menghampiri wanita itu.

--

“Irene-shi!”

Irene menoleh setelah mendengar seseorang memanggil namanya. Seketika, entah mendapat kekuatan darimana, degup jantung Irene perlahan-lahan mulai kencang saat seseorang yang memanggilnya itu menghampiri dirinya. Semakin dekat...degupannya juga makin kencang.

Irene menelan ludahnya kasar. Ia benar-benar tak tahu kenapa perasaan aneh ini muncul lagi. Apa..apa yang membuat ia deg-degan? Padahal orang yang ia lihat saat ini hanyalah seorang..Kim Taehyung. Kenapa jantungnya sampai berdegup kencang?

Apa karena ucapan Taehyung padanya tadi? Apa karena semua kebaikan yang Taehyung lakukan pada dirinya? Atau karena ia sudah mulai percaya dengan ucapan Jisoo?

Tidak! Jangan terpengaruh! Dia itu hanya pengganggu dan penipu! Dia itu hanya ingin bermain-main! Dia tidak pernah serius! Jangan percaya dia, Irene!. Irene memerintah dirinya sendiri.

“Ada apa lagi?” tanya Irene tanpa menatap Taehyung.

“Aku hanya penasaran, kenapa kau tiba-tiba baik padaku? Apa sekarang.. kau sudah percaya padaku kalau aku ini tidak seperti yang kau bayangkan?” tanya Taehyung balik dengan smirk-nya yang khas.

Irene mendesah kasar dan menatap tajam Taehyung, “Tidak! Aku masih tidak percaya kau sebaik itu.”

“Hei! Kemarin itu aku melindungimu dari Kim Namjoon! Orang yang paling ditakuti di sekolah ini! Kurang baik apa lagi aku ini padamu?” nada suara Taehyung mulai meninggi.

“Lalu kenapa kau melindungiku kemarin…”

“Dan..aku tidak suka kau disakiti olehnya..”

Secepat mungkin Irene menutup mulutnya setelah kalimat itu terngiang (lagi) di telinganya. Irene menyesali dirinya sendiri karena sudah bertanya pertanyaan yang sama pada Taehyung. Ia benar-benar tidak mau mendengar Taehyung tiba-tiba mengucapkan kalimat romantis seperti itu lagi. ‘Tidak, Irene! Jangan percaya! Itu hanya leluconnya saja!’ perintah Irene lagi pada dirinya.

“Maksudku.. jika itu benar-benar sebuah kebaikan, kenapa kau terus mengatakannya? Orang yang benar-benar baik tidak akan mengatakan kebaikan yang telah ia lakukan.” lanjut Irene.

“Habisnya kau selalu berpikir kalau aku ini gangster..”

“Lalu kenapa kau bersikeras ingin menunjukkan padaku kalau kau bukan gangster?”

“Karena aku ingin sekali dekat denganmu!”

Irene mengerjap berkali-kali, “A..apa?”


--

‘Ada apa denganmu, Kim Taehyung?!!’ Taehyung lagi-lagi terkejut dengan ucapannya sendiri. Entah kenapa akhir-akhir ini, setiap bicara dengan Irene, selalu saja ada ucapan yang keluar tanpa ia sadari. Sebelumnya ia bahkan sama sekali tak terpikirkan kalimat itu.

Tapi sekarang ia harus bagaimana? Kalimat itu sudah keluar. Irene pasti berpikiran aneh.

“Ma..maksudku..aku..aku ingin..aku ingin jadi temanmu! Karena...karena..karena kau murid terpintar disini. Ya!! Karena kau pintar!” lanjut Taehyung.

Irene merasakan kedua bahunya turun. Aneh. Entah kenapa ia merasa aneh. Perasaan aneh lainnya muncul. Jika sebelumnya perasaan aneh itu berupa kebahagiaan yang aneh, namun kini, berupa kekecewaan yang...aneh. ‘Kecewa? Kenapa aku harus kecewa? Wajar, bukan, jika dia hanya ingin berteman denganku karena aku pintar? Itu sangat wajar!’ pikir Irene.

“Aku..aku juga ingin rajin belajar seperti dirimu. Makanya..aku ingin berteman denganmu. Jadi, jangan lagi kau berpikir kalau aku ini gangster!” Taehyung cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari Irene lalu melangkah pergi.

Namun baru beberapa langkah, Irene memanggil Taehyung.

“Hei!”

Taehyung berbalik.

“Jika kau masih bisa membuktikannya sekali lagi.. aku akan menjadi temanmu.” kata Irene singkat sebelum akhirnya pergi meninggalkan Taehyung.

Kini, giliran Taehyung yang mengerjap.

‘Aku tidak salah dengar, kan? Dia mau berteman denganku?!’ benak Taehyung tak percaya.


Sebenarnya, Taehyung memang hanya ingin bermain-main dengan Irene. Ia tidak benar-benar serius saat meminta Irene untuk menjadi temannya waktu Irene meminta minuman Taehyung. Dan saat di bus, waktu Taehyung ingin membuktikan pada Irene bahwa dirinya bukanlah gangster. Taehyung hanya mengucapkan itu semua hanya sebatas kata. Taehyung tidak berniat untuk melakukannya.

Namun saat Taehyung memberikan begitu saja minumannya pada Irene dan saat ia melindungi Irene dari Namjoon, serta kalimat-kalimat manis yang terlontarkan begitu saja dari mulutnya, itu semua adalah perbuatan dan perkataan yang keluar dari lubuk hatinya. Meski Taehyung tidak menyadarinya, namun itulah dirinya yang sebenarnya. Dibalik semua kekonyolan dan kejahilannya, Taehyung adalah anak yang baik dan berhati lembut.

Dan kini, ia mendadak girang karena permintaan ‘konyol’nya itu ternyata ditanggapi oleh Irene. Taehyung juga tak mengerti mengapa ia begitu bahagia saat permintaannya yang bahkan tak pernah ia harapkan sebelumnya, kini tercapai.

Bukankah ini suatu perasaan aneh yang bahkan tak bisa didefinisikan oleh kalimat dan bahasa apapun? Layaknya hanya si hati kecillah yang mampu mengerti tentang perasaan ini..

----

Look HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang