‘Kenapa dia sesenang itu?’
‘Memangnya dia belum pernah bermain basket?’
‘Kenapa Jisoo mudah sekali akrab dengan orang aneh seperti dia?’
Tiba-tiba Irene menggeleng kuat, ‘Ah! Kenapa aku peduli pada anak itu!”
Entah kenapa sejak Taehyung memberikan minumannya pada Irene, Irene jadi terus-terusan memikirkan Taehyung. Apalagi sejak kejadian kemarin, saat Taehyung bersikap aneh dengan melindunginya dan berani menantang Namjoon.
Sebenarnya Irene memang tidak percaya dengan ucapan Taehyung tentang pembuktiannya pada Irene bahwa sebenarnya dia adalah anak yang baik. Tapi, karena kejadian yang kemarin itu, membuat Irene bertanya-tanya apa itu adalah buktinya. Apa Taehyung membuktikannya dengan cara melindunginya dari Namjoon?
Tapi bukankah itu terlalu nekat? Jadi, dia benar-benar serius saat mengatakan ingin membuktikannya? Begitu pikir Irene.
Namun entah kenapa saat ini ia merasa kesal. Ia juga tidak tahu apa yang dikesalkannya. Ia menatap sebotol air yang ia pegang. ‘Apa aku harus melakukan ini?’
Irene mendesah. Ia belum pernah sebingung ini dalam melakukan sesuatu. Ia merasa ini bukan dirinya yang biasanya.
Irene lalu mengarahkan pandangannya ke arah lain berharap ada pemandangan segar yang akan membuat hatinya damai kembali.
Namun, bukannya mendapat pemandangan segar, ia malah mendapati Namjoon tengah menatap dirinya dari ujung sana.
Dengan segera Irene meluruskan pandangannya lagi, lalu perlahan-lahan bangkit dan pergi dari tempat itu sebelum ia jadi gila karena tatapan aneh Namjoon.
-
Bel istirahat berbunyi. Taehyung yang sudah kehabisan tenaga segera keluar dari lapangan. Karena sudah sangat lama tidak berolahraga, ia jadi amat sangat kelelahan setelah Pak Yoo memberi tes lari cepat 3 kali putaran lapangan tadi. Ia pun terduduk sambil mengatur nafasnya.
Lalu tiba-tiba, ada seseorang yang mengulurkan sebotol air ke arahnya. Taehyung pun menoleh dan sontak terkejut karena orang itu adalah Irene.
“Ini..balasanku untuk hari itu.” ucap Irene sambil mengulurkan sebotol air mineral ke arah Taehyung tanpa melihatnya.
“Ada apa ini? Kenapa kau mendadak peduli padaku?” tanya Taehyung sambil nyengir.
“Bukan begitu! Aku hanya ingin berterimakasih, dan juga..untuk yang kemarin..”
“Kemarin? Ah, yang itu? Sudahlah, tidak perlu sungkan. Itu adalah hal yang biasa bagiku.” kata Taehyung menyombongkan dirinya, seolah ia lupa karena perbuatan konyolnya itu, ia tidak bisa tidur dengan tenang semalaman.
Irene mendecih pelan melihat tingkah Taehyung yang selalu membicarakan hal yang begitu jelas berbeda dari dirinya yang sebenarnya.
“Apa jangan-jangan..” Taehyung menyipitkan matanya. “kau merasa tersentuh karena aku melindungimu dari gangster itu?”
“Apa?!” Irene sontak berteriak.
“Hei, kenapa kau sekaget itu? Katakan ya, jika memang benar, katakan tidak, jika tidak benar. Tidak harus berteriak. Sudah kubilang, itu adalah hal yang biasa bagiku.” ucap Taehyung dengan tersenyum bangga.
‘Argghh!! Bagaimana bisa ada orang yang begitu menyebalkan seperti dia!’ gerutu Irene. Rasanya ia ingin sekali membuka botol yang ia pegang, dan menyiramnya ke wajah Taehyung.
“Hei, kemarikan minumannya. Bukannya itu tanda terimakasihmu karena aku sudah melindungimu kemarin..”
“Lalu, kenapa kau melindungiku? Aku kan tidak minta bantuanmu.”
Taehyung menghela napasnya, “Aku tidak suka melihat ada seorang lelaki yang berani memukul wanita”...
‘Oh my! Matanya...’“Dan aku... tidak suka kau disakiti olehnya..”
Irene mengangkat alisnya, “Apa?”
--

KAMU SEDANG MEMBACA
Look Here
FanfictionLima anak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda akan dipindahkan ke sebuah sekolah unik yang akan mengubah hidup mereka. Taehyung, anak yang suka bermain dan selalu menjahili teman temannya. Jimin, tidak punya impian dan hanya ingin bersenang se...