Bel istirahat telah berbunyi. Kelas sains berakhir. Semua murid bersemangat berbondong bondong menuju kantin sambil menahan lapar yang telah mereka rasakan sejak tadi. Tapi tidak dengan gadis yang satu ini. Sejak tadi pagi, tak ada secuil pun semangat terpancar diwajahnya.
“Bukankah anak anak kota itu akan datang hari ini?” tanya teman sebangkunya.
Gadis itu mengangguk dengan lesu.
“Kenapa harus kau yang menyambut mereka? Bukankah itu tugasnya Rose eonnie.”
“Rose eonnie masih harus beristirahat di asrama. Jadi, aku yang menggantikannya dengan alasan aku adalah siswi terpintar dan terlama di sekolah ini.”
Teman gadis itu berdecak, “Alasan klasik.”
Sedetik setelah gadis itu beranjak dari kursinya, tiba tiba ada seorang gadis lain yang sangat heboh mencari cari dirinya.
“Irene?! Mana Irene?!” jerit gadis itu.
“Hei, aku disini.”
Gadis heboh itu langsung menghampirinya, “Mereka.. mereka.. sudah datang!! Sekarang mereka sedang menuju ruangan Bu Sonjeong. Cepatlah kesana!! Kau sudah ditunggu.”
“Tapi kenapa kau seheboh ini?”
Gadis heboh itu berbisik, “aku dengar dua dari mereka adalah gangster. Mereka adalah anak nakal!”
“Lalu kenapa? Bukankah setiap anak kota yang datang kesini adalah anak nakal. Seperti..” tiba tiba Irene menggantungkan omongannya setelah matanya tertuju pada seseorang yang tiba tiba berdiri di belakang si gadis heboh.
Gadis heboh itu menoleh ke belakang, dan langsung saja ia terkejut setengah mati, “Astaga! Hei! Kau mengagetkanku!” teriaknya pada seorang lelaki berbadan jauh lebih tinggi dan besar darinya. Dari penampilannya, dia adalah salah satu anak nakal di sekolah itu.
Lelaki itu menatap tajam kearah si gadis heboh.
“Apa?! Kau ingin memukulku?”
“Minggir! Kau menghalangi jalanku.” ucap lelaki itu kasar.
Gadis heboh itu mundur dan membiarkan lelaki itu lewat dihadapannya, “Heol~ Sepertinya sebentar lagi sekolah ini akan jadi milik anak anak seperti dia.” gerutunya.
“Baiklah, aku akan kesana sekarang.” ucap Irene kemudian.
“Tunggu! Seulgi, kau juga harus ikut dengan Irene.”
“Apa?! Kenapa aku juga? Aku bukan murid terpintar!”
“Tapi kau murid terlama disini. Sudahlah, kalian berdua cepat kesana!”
Irene dan Seulgi pun bergegas menuju ruangan Bu Sonjeong.
----
“Daebak! Sekolah ini benar benar mewah. Gwinam High School saja kalah dari sekolah ini. Bahkan pintu ruang gurunya saja memakai kode pengaman.” ujar Taehyung sambil memandangi seisi ruang kesiswaan dengan penuh kekaguman.
Tak lama kemudian, Bu Sonjeong datang dengan membawa beberapa dokumen, “Ini adalah dokumen yang kalian perlukan. Disana ada jadwal kelas kalian. Sistemnya hampir sama seperti sistem kuliah. Dan disini tidak ada yang namanya senior dan junior. Jadi, disini semuanya sama. Semua pelajaran akan diajarkan oleh pengajar yang berkualitas secara menyeluruh, ringkas, dan jelas. Semua pelajaran juga akan diajarkan dari semua tingkatan tanpa mengenal kalian berada di tingkat berapa di sekolah asal kalian. Apa kalian mengerti?” jelas Bu Sonjeong.
Taehyung, Jimin, Jin, Yoongi, dan Jungkook serentak mengangguk.
“Baiklah, di bagian depan dokumen kalian ada beberapa peraturan di sekolah ini. Jika ada yang tidak kalian mengerti, silahkan bertanya pada dua orang murid kepercayaan saya.”
“Murid yang mana, Bu?” tanya Taehyung.
Tiba tiba pintu ruang kesiswaan terbuka, dan masuklah dua murid perempuan yang masing masing memegang sebuah kartu di tangan mereka.
“Hyung, kenapa mereka bisa masuk kesini? Apa mereka tahu passwordnya?” bisik Jungkook pada Jin.
“Mereka pasti murid teladan disini. Kudengar, mereka akan dipercaya dan diberi sedikit kebebasan. Dan kartu yang ada di tangan mereka itu adalah tanda pengenal mereka yang dapat memudahkan mereka masuk kemana saja dan kapan saja. Tidak sembarang orang bisa masuk ke ruangan ini.”
Jungkook mengangguk paham. Sementara itu, Taehyung yang diam diam ikut mendengar hanya bisa berpikir, ‘Sekolah macam apa ini?!’
“Nah, mereka adalah murid teladan di sekolah ini. Jadi mereka akan memperkenalkan sekolah ini pada kalian. Karena sekolah ini jauh berbeda dari sekolah pada umumnya, kalian harus beradaptasi selama satu harian ini. Jika kalian punya pertanyaan, tanyakan saja pada Irene dan Seulgi. Mereka akan menjelaskannya pada kalian.” jelas Bu Sonjeong.
----
“Hei, apa kita harus berkumpul seperti ini?” tanya Taehyung, sementara Jin, Yoongi, dan Jungkook masih sibuk membaca dokumen mereka masing masing.
“Apa kau sudah membaca dokumenmu?” tanya Irene.
“Sudah. Dan aku sangat mengerti semuanya. Guru kalian saja yang terlalu berlebihan..”
Seulgi melihat Jimin yang sejak tadi asyik bermain game di ponselnya. Ia lalu mengetuk meja di depan Jimin, “Permisi, siapa namamu?”
Jimin mendongak, “Kenapa? Kau menyukaiku?”
Sontak semua yang ada di meja itu melihat kearah Jimin dan Seulgi.
Seulgi mendesah kasar, “Kau pasti tidak membaca dokumenmu, kan? Disini tidak boleh menggunakan ponsel kecuali hari libur. Walaupun ini hari pertamamu, kau tidak boleh melanggarnya.”
“Aku tidak tahu ada peraturan seperti itu.” jawab Jimin santai sambil terus memainkan gamenya.
“Makanya kau harus membaca semua yang ada didalam dokumenmu itu.”
Jimin lalu menghentikan gamenya, dan melihat Seulgi yang duduk di hadapannya, “Bukankah tadi kau disuruh untuk menjelaskan tentang sekolah ini? Tapi daritadi kau hanya duduk diam, dan sekarang kau menyalahkanku? Kenapa tak kau jelaskan saja daritadi?! Sekarang aku sudah muak duduk berlama lama disini.” Jimin beranjak dari kursinya dan meninggalkan mereka semua sambil melanjutkan gamenya.
“Hei, Jimin, tunggu aku!” teriak Taehyung yang kemudian pergi mengikuti Jimin.
Irene berbisik pada Seulgi, “Mereka berdua pasti anak yang dikatakan Wendy.”
Seulgi mengangguk menyetujui ucapan Irene sambil terus melihat Jimin dengan tatapan sinis.
----
Jimin langsung terduduk di atas tempat tidurnya sambil berteriak, “Apa apaan ini!? Ponsel kita benar benar akan disita dan akan dikembalikan setiap hari libur?!!”
“Apa?!” Taehyung pun langsung menutup komiknya, “Bagaimana bisa mereka menyita ponselku seenaknya saja?!”
“Kau baru tahu? Bukannya tadi kau bilang kau sudah membaca dokumenmu?”
“Aku berbohong. Karena aku ingin secepatnya pergi dari sana. Tatapan gadis gadis itu seperti ingin mencekikku saja. Apalagi gadis yang berbicara denganmu. Matanya seperti elang. Aku yakin di sekolahnya dulu dia pasti ketua gangster wanita. Sangat menakutkan..” Taehyung bergidik sebelum akhirnya kembali melanjutkan membaca komiknya.
“Bukannya mereka murid terlama? Aku rasa mereka tidak akan pernah lulus dari sini.”
Tiba tiba Taehyung teringat sesuatu, lalu menutup kembali komiknya, “Tapi Jin hyung bilang mereka adalah murid teladan. Bagaimana bisa mereka teladan tapi tidak pernah lulus dari sekolah ini..”
Taehyung mendadak tersenyum seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat menarik. “Aku jadi penasaran dengan mereka.”Setelah melihat ekspresi wajah Taehyung, Jimin kembali berbaring di tempat tidurnya, seolah tahu apa yang dimaksud temannya itu. “Apa rencanamu?”
“Ini pasti akan sangat menyenangkan.” ucap Taehyung sambil menunjukkan smirknya.
----

KAMU SEDANG MEMBACA
Look Here
FanfictionLima anak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda akan dipindahkan ke sebuah sekolah unik yang akan mengubah hidup mereka. Taehyung, anak yang suka bermain dan selalu menjahili teman temannya. Jimin, tidak punya impian dan hanya ingin bersenang se...