Hancur, kacau, takut, senang, lega..
Itulah perasaan campur aduk yang saat ini tengah dirasakan oleh Jin. Dia tidak tahu perasaan mana yang lebih kuat dan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Hancur, kacau, takut, karena kebohongannya yang ia pikir akan berjalan lancar pupus sudah. Niat dan tujuannya pun hancur seketika.
Senang dan lega, karena dugaannya selama ini ternyata salah. Orangtua Jin ternyata masih peduli padanya. Orangtua Jin masih sama seperti orangtua pada umumnya.
Kenapa? Karena tadi, pagi pagi sekali, Jin menerima telepon lagi dari Pak Lee tentang orangtua Jin yang akhirnya tahu bahwa dirinya tidak sedang berada di Swiss. Kemarin orangtuanya menghubungi pihak penyelenggara perlombaan di Swiss untuk menanyakan perihal perkembangan anaknya di lomba itu. Namun, tentu saja orangtua Jin tidak mendapat jawaban yang mereka harapkan. Setelah itu, orangtua Jin langsung menemui Pak Lee dan memaksanya untuk memberitahu dimana Jin sebenarnya.
Tapi Jin juga merasa heran, walaupun orangtuanya sudah tahu yang sebenarnya, namun mereka bahkan belum meneleponnya atau menelepon pihak Sekolah Kepribadian ataupun langsung menjemputnya pulang. Apa yang mereka lakukan? Apa mereka menyetujui keputusan Jin? Tidak. Orangtua Jin tidak seperti itu. Mereka tidak akan menerimanya begitu saja saat dibohongi seperti ini. Dari awal Jin juga sudah memikirkan apa yang akan terjadi jika kebohongannya ini terbongkar. Orangtuanya pasti akan menelepon pihak Sekolah Kepribadian dan langsung menjemputnya pulang. Tapi sekarang..kenapa tak ada apapun yang terjadi?
Jin benar benar gelisah. Apa yang sebenarnya direncanakan oleh orangtuanya..
Namun tiba tiba, entah kenapa, ditengah kegelisahannya, kini hatinya mendadak teduh dan damai saat melihat wajah dan senyuman gadis yang tengah bercerita dengan teman-temannya.
Entah kenapa Jin merasa senyuman manis itulah obat dari kegelisahannya ini. Dan saat melihat kursi di samping gadis itu kosong, Jin serasa ditarik untuk duduk disana. Dan anehnya, Jin tidak menolak. Ia membiarkan kakinya melangkah pelan namun pasti menuju gadis yang masih tersenyum indah itu.
“Apa aku boleh duduk disini?” tanya Jin lembut saat gadis itu sudah tidak mengobrol lagi dengan teman-temannya.
“Eo?! Kau..? Ya..tentu saja. Silahkan duduk.” ucap gadis itu sambil tersenyum begitu manis.
-
Ini aneh. Kenapa degup jantungnya malah semakin kencang.. Apa mungkin, Rose sedang jatuh cinta? Tidak! Itu mustahil! Itu tidak boleh terjadi!
Tapi.. ini adalah pertemuan ketiga mereka, yang kata orang jika sudah 3 kali bertemu, maka mereka berjodoh.
Rose langsung menggelengkan kepalanya mengingat pepatah itu. Jodoh apanya. Jika pepatah itu benar, maka seharusnya ia sudah menikah sekarang. Karena Rose sudah sering bertemu cinta pandangan pertama dan berpapasan sebanyak 3 kali. Tapi nasibnya...malah sangat menyakitkan. Karena itu, Rose cepat cepat menghilangkan perasaan anehnya ini sebelum ia menyakiti dirinya lagi. Cinta? Hanya omong kosong!
“Kau sedang memikirkan apa?” tanya Jin yang duduk disampingnya.
“Eo? Eo..tidak. Tidak ada.”
“Sungguh? Apa kau merasa tidak nyaman karena aku duduk disini?”
“Ah, tidak, bukan begitu. Aku senang kau duduk disini.”
Jin mengangkat alisnya dan tersenyum, “Benarkah? Kau senang?”
Rose kaget dengan ucapannya sendiri. ‘Ugh!’. Rose kambuh lagi. Dia selalu saja seperti ini saat sedang jatuh..
Tidak! Sekali lagi, Rose tidak mungkin jatuh cinta pada Jin!
Untunglah bel masuk telah berbunyi. Jadi Rose tidak perlu menjawab pertanyaan Jin dan melihat senyuman Jin yang entah kenapa begitu..indah.
Rose pura pura sibuk mengeluarkan buku-bukunya.
Dan untung juga, Jin tidak membahas hal yang tidak penting itu lagi. Ia juga sibuk mengeluarkan buku-bukunya.
Namun entah salah lihat atau sedang berhalusinasi, dari ekor matanya, Rose mendapati Jin tengah tersenyum. Senyum yang penuh arti. Entah itu apa, Rose tidak tahu. Dan ia tak mau tahu. Ia berusaha memfokuskan pikirannya hanya pada pelajaran yang akan dipelajari.
Tak ada lagi pikiran tentang cinta pandangan pertama.
-
-
-
-
I don’t have time for this bullshit called love at the first sight. Because I already know how it ends. - Rose.
----

KAMU SEDANG MEMBACA
Look Here
FanfictionLima anak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda akan dipindahkan ke sebuah sekolah unik yang akan mengubah hidup mereka. Taehyung, anak yang suka bermain dan selalu menjahili teman temannya. Jimin, tidak punya impian dan hanya ingin bersenang se...