Taman kayangan begitu indah ketika hari baru sahaja bermula. Dewa Putra memandang bakal permaisurinya suatu hari nanti Dewi Rohaiyu. Sudah ramai rakyat dari kerajaan kayangan mencuba untuk menawan hati Dewi Rohaiyu tetapi Dewi Rohaiyu tetap memilih Dewa Putra. Sejak kecil lagi ayah mereka sudah bersepakat bahawa kalau mereka sam-sama sudah jatuh cinta mereka akan dinikahkan. Dewa Putra membuat bentuk bunga mengunakan kepulan awan. " Untukmu wahai Dewiku yang cantik." Dewi Rohaiyu tersenyum malu-malu sambil tangannya cuba mengambil kepulan awan tersebut, tetapi Dewa Putra menarik Dewi Rohaiyu kedalam pelukannya. Sungguh Dewa Putra tidak sabar untuk menikahi Dewi Rohaiyu dan sekaligus menjadikannya permaisuri dalam hidupnya. Dewi Rohaiyu memeluk pinggang Dewa Putra dan Dewa Putra mencium bibir munggil Dewi Rohaiyu. " Dewa Putra!!!! Dewi Aulia bagitau ayahanda nanti!!!" tanpa mereka sedar Dewi Aulia sedang mengintai mereka. Dewa Putra terkejut dan melepaskan pelukannya dengan Dewi Rohaiyu. Dewa Sarno yang sudahpun melihat kejadian itu hanya ketawa. "Dewi Aulia tidak mengapa mereka sebulan lagi akan menikah." Dewi Aulia memandang ayahandanya pelik. "Kenapa harus bulan depan? Buat saja esok." Dewi Aulia berkata dengan wajah cemberut. "kan ayahanda pernah cakap seharusnya majlis perkahwinan Dewa Putra mesti di buat ketika bulan purnama yang indah." Dewi Marlia menyampuk pula. " Tapi kan dua hari lepas juga bulan purnama." Dewi Satriya berkata pula. "Ayahanda, buat majlis nikah Dewa Putra pada bulan purnama bulan depan kerana semasa itu juga sudah tepat masanya ayahanda menyerahkan kerajaan kayangan kepada Dewa Putra." Dewa Sarno merkata sambil memeluk puteri-puterinya yang agak nakal.
Dewi Rohaini merupakan adik kembar kepada Dewi Rohaiyu. Walaupun Dewi Rohaiyu lebih disayangi oleh kedua-dua Ayahanda dan Bondanya kerana Dewi Rohaiyu adalah bakal permaisuri kerajaan kayangan dia tetap bersabar. Dahulu, Dewi Rohaini dan Dewi Rohaiyu sangat rapat pernah juga mereka curi-curi pergi ke Kerajaan Bumi dan bermain sama rakyat bumi. Tetapi semua itu sudah berubah sejak Dewi Rohaiyu sibuk dengan perkahwinannya yang akan berlansung bulan hadapan. Dewi Rohaini menyiapkan makan malam untuk mereka sekeluarga. Sekali lagi, Dewi Rohaiyu tidak pulang dan ayah dan bonda hilang selera makan. 'Ayah bonda. Janganlah begini.' Namun kata-kata itu hanya tinggal di dalam hati.
Dewi Rohaiyu seronok dengan gaun baharu yang dihadiahkan oleh Dewa Putra, Dewi Rohaiyu melabuhkan diri di katil yang begitu empuk. Sekarang Dewi Rohaiyu tinggal di Istana besar yang diperbuat daripada emas milik keluarga Dewa Sarno. "Dewi Rohaiyu, sungguh Dewi Rohaiyu cantik dengan gaun ini." Dewi Rohaiyu membuka matanya Dewa Putra sudah tersenyum menggoda kearahnya. Dewa Putra menghadiahkan ciuman di bibir Dewi Rohaiyu. " Sungguh Dewi Rohaiyu membuat Dewa Putra tergila-gilakan Dewi Rohaiyu " Dewi Rohaiyu tersenyum mendengar kata-kats Dewa Putra. "Selamat Malam Dewa Putra. Dewi Rohaiyu sayang Dewa Putra sangat-sangat." Dewa Putra melangkah keluar dari kamar bakal permaisurinya. "Dewa Putra, Ibunda nampak Dewa Putra keluar dari mana tadi. Sabar ya. Lagi sebulan." Dewa Putra tersenyum malu dan berlalu ke kamar tidurnya.
YOU ARE READING
Mystical Beauty
FantasyDiantara seorang Puteri Kayangan dan Seekor Puteri Duyung siapakah pilihan Dewa Putra bakal pemerintah alam kayangan. Bagaimana cinta boleh berubah dalam sekelip mata. Bila kuasa dan taktha melebihi segalanya segala rasa kasih akan hilang sekelip ma...