Bab 13

289 9 0
                                    

                         Awal pagi itu pemuda bertopi cokelet pergi ke kebun dan sawah padinya. Dewi Rohaiyu masuk ke dalam pondok kecil pemuda itu dan mula mengemas pondok itu. Selesai mengemas Dewi Rohaiyu memasak nasi dan sayur-sayuran untuk makan tengahari. Sementara menunggu pemuda itu balik makan tengahari, Dewi Rohaiyu duduk sambil termenung jauh. Alangkah indahnya jika Dewi Rohaiyu berpeluang untuk membuat macam ini kepada Dewa Putra suaminya. Pemuda bertopi coklet itu sudah sampai alangkah terharunya dia apabila melihat meja makan sudah penuh dengan makanan.

               "Dewi Rohaiyu, kamu baik sekali. Sudah lama saya tidak makan, makanan yang enak begini. Nasi ini sungguh sedap. Rasanya lain tapi sedap" puji pemuda itu. Hati Dewi Rohaiyu mula kembang-kempis. Ada sesuatu yang Dewi Rohaiyu mula merasa di dalam hatinya. " Kamu belum pernah memberitahu nama mu." Dewi Rohaiyu berkata dengan wajah merona merah. " Adip, Dewi Rohaiyu. Panggil saja Adip." Dewi Rohaiyu tersenyum sambil menganguk. Selesai makan Dewi Rohaiyu mengemas dan pemuda itu sudah kembali ke Sawah dan kebunnya. Dewi terus memasak untuk makan malam pemuda itu sebelum kembali ke alam kayangan.

               Apabila Dewi Rohaiyu sampai di Istana Dewa Sarno dia membawa sayur-sayuran dari kerajaan bumi. Dewi Dalelai tersenyum memandang Dewi Rohaiyu. Sebernarnya Dewi Dalelai sungguh kagum dengan Dewi Rohaiyu. Sudah sebulan Dewi Rohaiyu berkahwin dengan Dewa Putra. Hubungan mereka dingin tetapi Dewi Rohaiyu tetap bertahan. Dayang Faniha mengambil sayur-sayur tersebut dari Dewi Rohaiyu untuk di masak malam ini.

                " Dewi Rohaiyu pergi mana semalaman." tegur Dewa Putra. " Istana ayahanda Dewi Rohaiyu. Dewi Rohaiyu rindu sama Dewi Rohaini dan Dewa Rafiki." Dewi Rohaiyu berkata dengan nada bersahaja. Dewi Rohaiyu terus berlalu ke kamar mandi dan mandi tujuh jenis air bunga bagi menyerikan wajahnya. Dewi Rohaiyu mengenakan gaun berwarna emas. Sungguh cantik dan memukau. Tetapi Dewa Putra masih bersahaja. Selesai makan malam Dewi Rohaiyu pulang ke Istana Dewa Sinonghim kerana tidak mahu bertembung dengan Dewa Putra.

               " Dewa Putra, ayahanda hendak bicara denganmu." tegas sahaja suara Dewa Sarno. Dewa Putra membatukan diri sebenarnya sudah malas hendak di arahkan dan diatur sejak kecil lagi. " Hubungan Dewa Putra dan Dewi Rohaiyu semakin dingin. Dewa Putra ingat kalau Dewa Putra melepaskan Dewi Rohaiyu, ayahanda tidak kisah lebih baik Dewi Rohaiyu cari Kebahagiaannya sendiri. Terapi ayahanda hanya benarkan Dewa Putra berkahwin dengan gadis asalnya dari kerajaan kayangan bukan gadis dari kerajaan bumi atau kerajaan air  Disebabkan Dewa Putra sudah dingin dengan Dewi Rohaiyu ayahanda akan menyerahkan pemerintahan kerajaan ini kepada Dewa Rafiki."

                    " Ayahanda bagi peluang sebulan lagi untuk Dewa Putra perbaiki hubungan Dewa Putra dengan Dewi Rohaiyu. Kalau Dewa Putra tetap pilih Duyung dari kerajaan air, Dewa Putra boleh pergi dari kerajaan kayangan ini." bongkak sekali suara ayahandanya. Dewa Rahamad anak sulung Dewa Sinonghim telah menerima nasib yang tidak baik bila berkahwin dengan rakyat kerajaan bumi. Mampukah Dewa Putra mengharungi hidup yang sama? Mungkin demi cintanya kepada Aqualia.

Mystical BeautyWhere stories live. Discover now