Bab 11

327 7 0
                                    


                       Dewi Rohaiyu memandang ke arah sungai jernih itu Dewi Rohaiyu masih menangis sudah genap sebulan perkahwinannya tetapi tidak ada satu yang berubah Dewa Putra masih sama. Sejak kejadian tempoh hari dimana Dewi Rohaiyu nampak Dewa Putra dan Aqualia bermadu kasih, Aqualia tidak pernah datang ke sini lagi. Dewi Rohaiyu teringin ketemu dengan Puteri Aqualia. Biarlah Dewi Rohaiyu mengalah.

          " Peri Cantik Dewi Rohaiyu, apa Dewi Rohaiyu sedang buat di sini?" Dewi Rohaiyu cukup kenal suara itu. Pemuda bertopi cokolet itu bertanya. Dewi Rohaiyu tersenyum. " Dewi Rohaiyu sedih. Dewi Rohaiyu sudah berkahwin tapi kami tidak bahagia." Dewi Rohaiyu meluah apa yang terbuku di hatinya. " Dewi Rohaiyu, Dewa Putra sungguh beruntung kerana mendapat seorang isteri secantik Dewi Rohaiyu. Dewi Rohaiyu, Dewi Rohaiyu layak mendapat lelaki yang lebih baik dan menyayangi Dewi Rohaiyu." Dewi Rohaiyu terharu mendengar kata-kata pemuda itu.

               "Bondamu apa khabar?" Dewi Rohaiyu bertanya kepada pemuda itu. " Ibu saya sudah meninggal tiga minggu lalu." Dewi Rohaiyu berasa sedih mendengar apa yang dikatakan pemuda itu. Ibu pemuda itu sangat berhati mulia. " Mari, saya bawa Dewi Rohaiyu ke rumahnya Dewa Rahamad. Rumah Dewa Rahamad di hujung sawah sana." Dewi Rohaiyu mengikut langkah pemuda itu.

                 Lama Dewi Rohaiyu melawat Dewa Rahamad dan bertukar cerita.  Nafiki juga melayan Dewi Rohaiyu dengan baik. Kalau di ikutkan hati Dewi Rohaiyu dia ingin terus tinggal disini dan tidak kembali ke alam kayangan. Terapi apakan daya. "Dewi Rohaiyu pulang dulu." Pemuda bertopi coklet itu mengangguk. Dewi Rohaiyu tidak pernah melihat wajah pemuda itu sepenuhnya. Pemuda itu tidak pernah membuka topinya.

                 Dewi Rohaiyu melangkah ke kamar tidur miliknya Dewi Rohaiyu dan Dewa Putra. Dewa Putra sedang duduk sambil memegang sebuah cengkerang.  Cengkerang aljaib dimana Dewa Putra boleh melihat Puteri Aqualia. Dewi Rohaiyu begitu geram dan marah apabila melihat Dewa Putra. " Dewa Putra, sampai bila Dewa Putra hendak begini?" Dewa Putra masih membatukan diri. Dewa Putra menyimpan cengkerang tersebut di dalam sebuah kotak dan terus keluar dari kamar tidur. Dada Dewi Rohaiyu berombak,

                  Dewi Rohaiyu memegang cengkerang yang begitu cantik. Dewi Rohaiyu terus pengsan. " Dewi Rohaiyu, maafkan Aqualia kerana Aqualia hubungan Dewi Rohaiyu dan Dewa Putra hancur. Buanglah cengkerang yang Aqualia hadiahkan kepada Dewa Putra ke dalam sungai. " Dalam mimpi Dewi Rohaiyu dia ketemu Aqualia puteri Duyung yang cantik dan tidak bersalah atas apa yang berlaku. Perlahan-lahan Dewi Rohaiyu membuka matanya Dewi Rohaini sedang memaut tangannya. "Cengkerang itu..." Dewi Rohaiyu bertanya. " Dewi Rohaiyu, ingat lagikan pemuda bertopi cokelet itu?" Dewi Rohaiyu menganguk. Dewi Rohaini tersenyum penuh makna. "Esok pagi, Dewi turun ke kerajaan bumi, pergi rumah pemuda itu dan bantu dia kemas rumah dan masak. Kasihan dia." Dewi Rohaini berkata tiba-tiba. "Dewi Rohaiyu, tinggal lah di Istana ini sementara jangan kembali ke Istana besar dahulu." Nasihat Dewi Rohaini.

                   Dewi Rohaiyu serba salah perlukah Dewi Rohaiyu buang cengkerang aljaib itu. Menurut Dok Uk Khun Dewa Putra tidak disihir, tetapi sudah menemui cinta sejatinya. Dewi Roaiyu tersenyum sendiri bila dia teringat yang Dewi Rohaini menyuruhnya pergi ke rumah pemuda bertopi coklet itu. Akhirnya Dewi Rohaiyu terlelap sendiri, sudah lama dia tidak tidur di katil bujangnya.

              

Mystical BeautyWhere stories live. Discover now