03.

9.6K 1.1K 28
                                    

Jihoon melangkah malas menuju dapur dengan tas yang tersampir di bahu sempitnya. Jihoon membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air lalu meminumnya.

Ia menatap kearah meja makan dan menemukan sebuah kotak makan diatas sana. Jihoon menemukan catatan kecil diatasnya.

'Aku berangkat lebih pagi hari ini.'

Jihoon mendengus kesal setelah membaca catatan itu.

"Apa dia mengindariku?"

Jihoon menghela nafas berat.

"Baiklah. Aku akan berangkat sendiri."

Jihoon meraih kotak bekal itu dan membawanya. Tentu saja Jihoon mengingat jalan menuju kampusnya. Dan hanya itu yang Jihoon tahu.

⚫⚫⚫

Guanlin menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi yang sudah ia tempati dari beberapa jam yang lalu. Sedari tadi, Guanlin memikirkan penyebab jantungnya yang terasa hampir meledak tadi malam.

"Bukan karena anak itu kan?" gumam Guanlin.

Matanya melirik kearah jam dinding didalam ruang kerja nya.

"Sedang apa bocah itu?"

Guanlin meraih jas kerja nya dan melangkah cepat keluar dari ruangan itu.

⚫⚫⚫

Guanlin menekan beberapa digit angka yang berhasil membuat pintu didepannya terbuka. Ia melangkah gontai menuju sofa dan melemparkan tas serta jas kerja nya disana. Tangan Guanlin bergerak menggulung lengan kemeja yang dipakainya.

Guanlin baru saja akan menghempaskan tubuhnya keatas sofa saat pintu kamar milik Jihoon terbuka. Menampilkan sosok manis dengan rambut yang diikat keatas menyerupai apel. Terlihat sangat lucu bagi Guanlin.

Jihoon yang mengetahui bahwa Guanlin sedang menatap kearahnya pun menunduk takut. Jihoon kembali teringat kejadian semalam saat dia berniat menjahili Guanlin. Ia meremat ujung piyama yang dipakainya.
Guanlin memperhatikannya dengan tatapan heran.

"Kenapa?"

Guanlin berjalan mendekat kearah Jihoon yang masih sibuk menunduk. Membuat yang lebih muda sontak mendongak.

"Ah! K-kenapa?" Jihoon gelagapan.

"Apa kau lapar?" tanya Guanlin.

Jihoon mengangguk cepat.

"Gantilah pakaianmu. Aku akan membawamu mencari makanan. Jangan lama!"

Guanlin memutar tubuhnya dan melangkah kearah sofa. Ia meraih kembali jas yang sudah dilemparnya. Sedangkan Jihoon bergegas mengganti pakaiannya.

⚫⚫⚫

Hening.

Hening menemani mereka sepanjang perjalanan. Canggung memang, karena mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Pertemuan pertama mereka, dirumah Jihoon. Saat Guanlin menjemput Jihoon untuk tinggal bersamanya atas perintah Ibu Jihoon. Kakak kandung Lai Guanlin.

"Kita mau makan dimana, paman?"

Jihoon memecah keheningan diantara mereka. Jujur saja, Jihoon sudah ingin bertanya sejak tadi.

"Apakah perlu ku jawab? Kau juga tidak akan tahu tempat itu."

Jihoon mendengus kesal setelah mendengar jawaban Guanlin.

Mata Jihoon berbinar senang melihat banyak makanan disana.
Ternyata, sang paman membawanya ke tempat yang banyak terdapat jajanan jalanan. Jihoon pun menarik lengan sang paman dengan semangat.

"Berburu makanan!"

Jihoon memekik pelan.

Guanlin tersenyum tipis melihat tingkah lucu Jihoon.

"Ini! Aku ingin makan ini!"

"Aku mau itu!"

"Ah yang itu!"

"Belikan aku kue ini, paman~"

Guanlin mau tidak mau membelikan semua makanan yang diinginkan Jihoon. Guanlin pasrah jika dompet tebalnya harus terkuras malam ini demi Jihoonnya yang menggemaskan.


Kembali setelah sekitar satu bulan menghilang hehe.

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang