39.

4.4K 569 79
                                    

Guanlin terus saja mengecupi wajah Jihoon setelah beberapa saat lalu Jihoon bangun.

"Guanlin, hentikan!"

Jihoon merengek protes, namun Guanlin tak mendengarkan.

"Aku takut kau juga demam karena terus menciumku!"

"Aku tidak peduli."

Guanlin kembali mengecup bibir Jihoon, membuat Jihoon kesal.

Jihoon pun memutuskan untuk menahan tengkuk Guanlin dengan memeluk lehernya. Dan ia harap Guanlin akan berhenti setelah ini.

Jihoon melumat pelan bibir Guanlin dengan perasaan sedikit kesal. Guanlin sempat kaget, tapi ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Jihoon.

Baru saja Guanlin ingin membalas lumatan Jihoon, suara bel terdengar.

Jihoon melepaskan tautan bibirnya dengan Guanlin, mendorong pria itu lalu kembali menarik selimutnya.

"Siapa yang berani datang dan menggangguku?"

Guanlin memasang wajah kesal lalu beranjak keluar dari kamar untuk membuka pintu.

Jihoon terkekeh kecil, merasa lucu sekaligus lega akhirnya Guanlin berhenti.

.

"Jihoon! Daniel menitipkan sesuatu padaku. Dari baunya, sepertinya ini sesuatu yang enak."

Kenta menerobos masuk ke dalam apartemen tanpa permisi. Meninggalkan Guanlin yang menatap tajam Donghan di ambang pintu. Donghan membalas tatapan Guanlin dengan tatapan bingung.

"Kalian menggangguku."

.

Tak lama setelah Kenta dan Donghan pergi, Jinyoung datang.

Guanlin melangkah menghampiri Jinyoung di ruang tengah setelah memastikan Jihoon sudah tertidur.

"Apa Jihoon sudah membaik?"

Guanlin menjawab dengan bergumam pelan, mendudukkan dirinya disamping Jinyoung.

"Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan. Aku bingung tentang apa yang harus aku lakukan."

Jinyoung mengernyit, mencoba memahami maksud Guanlin.

"Aku senang, tapi aku juga khawatir."

Jinyoung berdecak kesal.

"Jangan bertele-tele!"

Guanlin menghela napas berat, sebelum mengatakan sesuatu pada Jinyoung.

"Joohyun datang pagi ini, untuk memeriksa keadaan Jihoon. Tapi saat memeriksanya, Joohyun malah menemukan--"

Jinyoung menatap penuh penasaran pada Guanlin.

"--tanda-tanda janin."

Guanlin mengangkat kepalanya, menatap Jinyoung yang kini terlihat terkejut.

"Kau mengerti maksudku kan?"

"A-anakmu?"

Guanlin mengangguk sebagai jawaban.

"Tentu saja. Tapi Joohyun masih ragu. Ia sudah melakukan pemeriksaan awal pada Jihoon pagi ini, dan ia mendengar detak jantung lain yang bukan milik Jihoon."

Jinyoung diam, mencerna perkataan Guanlin.

"Joohyun bilang, ia akan meminta dokter kandungan agar datang ke apartemenku. Awalnya aku setuju, tapi aku membatalkannya."

"Kenapa?"

"Kalau Jihoon tahu, ini akan jadi masalah baginya. Aku senang Jihoon mengandung anakku, tapi Jihoon tentu akan mendapat masalah jika Ibunya mengetahui hal ini."

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang