16.

7.3K 794 27
                                    

"Apa saja yang kau bicarakan dengan Donghan?"

Jihoon menoleh dan menatap Guanlin bingung. Mereka kini dalam perjalanan pulang kembali ke apartemen.

"Maksudmu?"

"Kau dekat dengan Donghan? Kenapa tak memberitahuku?"

Terdengar nada tak suka dari sana. Jihoon semakin dibuat bingung.

"Memangnya kenapa?"

Guanlin meremas setir untuk mengalihkan rasa kesalnya.

"Kau tak boleh dekat dengannya."

Jihoon yang mendengarnya lantas menatap sang paman tak suka.

"Aku tidak boleh berteman degan Donghan?"

Guanlin tak menyahut, ia mencoba fokus pada jalanan di depannya.

"Terserah padaku, aku ingin berteman dengan Donghan. Lalu apa masalahmu?"

Saat itu juga, Guanlin menginjak remnya tanpa berpikir. Membuat Jihoon kaget dan memekik kecil. Rintik-rintik kecil mulai turun perlahan diluar sana.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Jangan dekati Donghan lagi."

Guanlin, tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan untuk menatap Jihoon. Jihoon berdecak kesal dan menyahut asal.

"Baiklah, baik. Aku tak mendekati Donghan lagi. Sekarang, ayo pulang! Aku mengantuk!"

Namun saat Guanlin kembali menginjak pedal gas, mobil itu tak memberikan respon. Ia mencoba menginjak pedal itu berulang kali. Hasilnya tetap sama, mobil Guanlin sepertinya sedang bermasalah. Perjalanan mereka masih cukup jauh.
Guanlin memperhatikan sekitarnya, jalanan ini sepi. Rintik pun juga sudah menderas menjadi Hujan.

"Ji, maafkan aku. Kita tak bisa pulang sekarang."

"Oh ayolah. Aku sangat mengantuk."

Jihoon merengek kecil, membuat Guanlin sedikit terhibur olehnya.

"Tunggu sebentar, aku keluar."

Guanlin mengusak gemas surai madu Jihoon, kemudian beranjak keluar dari mobilnya. Tak peduli dirinya akan basah kuyup, ia hanya ingin pulang dan membiarkan Jihoonnya beristirahat.

Guanlin bergerak membuka kap mobilnya. Memeriksa bagian mana yang harus diperbaiki olehnya. Saat menemukannya, Guanlin mendesah lelah.

"Aku tak punya alat untuk memperbaiki ini semua."

Jihoon dari dalam mobil memperhatikan pergerakan sang paman diluar sana. Memang tak sepenuhnya terlihat, karena tertutup kap mobil. Tapi Jihoon bisa melihat pergerakan kecil dari sang paman.

Jihoon mengedarkan pandangannya. Hujan turun dengan deras, dan sang paman di depan sana masih sibuk dengan mesin mobilnya. Jihoon merasa tak tega, ia takut Guanlin sakit seperti saat itu. Jadi, Jihoon pun memutuskan untuk turun dan menghampiri Guanlin.

"Paman, masuk."

Jihoon menggapai lengan kokoh Guanlin, membuat Guanlin mendongak menatapnya penuh tanya.

"Masuk saja."

Guanlin pun mengangguk dan menutup kap mobilnya. Jihoon tersenyum tipis melihat Guanlin menurut padanya. Keduanya pun kembali masuk ke dalam mobil. Dalam keadaan basah.

Guanlin terkekeh kecil menatap Jihoon yang basah.

"Kau tak seharusnya keluar, Ji."

Jihoon merengut.

"Kau juga tak seharusnya keluar!"

Sebuah kekehan kembali lolos dari bibir Guanlin.

"Baiklah, maaf."

"Meminta bantuan disaat hujan deras seperti ini, tak akan ada yang mau datang."

Guanlin membuka suaranya setelah hening beberapa saat.

"Kenapa tidak mencoba?"

"Berikan ponselmu."

Jihoon memberikan cengiran lebar pada Guanlin.

"Aku sudah menghabiskan baterainya saat menunggumu di acara tadi."

Mata Guanlin melebar, menatap Jihoon tak percaya.

"Pakai saja ponselmu! Kenapa harus punyaku?"

"Aku tidak membawanya, Park Jihoon. Karena kupikir, aku tak membutuhkannya selama acara berlangsung."

Kini, Jihoon lah yang memberikan tatapan nyalang pada Guanlin.

"Paman Guanlin bodoh! Lalu bagaimana kita akan pulang?"

"Entahlah. Tapi tidak jika pulang berjalan kaki, kita akan lebih basah kuyup daripada ini."

Guanlin meraih jas nya di kursi penumpang bagian belakang mobil, menyerahkannya pada Jihoon.

"Pakailah. Setidaknya bisa sedikit menghangatkanmu."

Ah, Jihoon seperti sedang deja vu. Bukan seperti pernah terjadi, tapi itu memang benar-benar pernah terjadi. Saat malam itu, Guanlin juga berbuat seperti ini.

Sebuah senyuman hangat terukir indah di wajah Jihoon, Guanlin sedikit lebih tenang melihat itu.

. . .


Happy weekend!
Happy 15k!
Makasih buat yang udah baca, udah vote. Sejauh ini emang banyak kekurangan. Dan mencoba memperbaiki. Walau hasilnya tetap sama:3
Ok ok.

Sorry for typo.

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang