Halo! Berasa udah seabad ga nyentuh wattpad :')
Aku mau kasih peringatan duluan nih. Mohon kebijaksanaannya dalam membaca ya bagi yang masih dibawah umur.
Happy Reading!
. . .
Jihoon menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa, merasa terlalu lelah setelah perjalanan pulang.
"Ji, istirahatlah di kamar."
Guanlin melangkah mendekati sofa, mendudukkan dirinya tepat di samping Jihoon yang tengah bersandar lelah. Sedangkan lelaki manis itu mendengus sinis tanpa membuka matanya yang terpejam.
Ia masih kesal dengan Guanlin, tentang semalam.
"Jangan ganggu!"
Sebenarnya sikap Jihoon yang seperti sekarang ini cukup membuat Guanlin kewalahan. Jihoon tak bicara apapun pada Guanlin sejak pagi.
"Aku tidak akan memindahkanmu ke kamar jika kau tertidur disini."
Guanlin beranjak, kemudian melangkah menjauh dari ruang tengah. Meninggalkan Jihoon yang masih diam di tempatnya.
"Ternyata dugaanku benar."
Matanya terbuka, lalu kedua tangannya terangkat, menangkup kedua pipinya.
"Apakah segendut itu? Sampai dia tidak mau mengangkatku."
.
Lelaki dengan perawakan tinggi itu keluar dari kamar mandi, ia menghela napas kasar saat tak mendapati keberadaan Jihoon di kamar mereka.
Setelah selesai dengan pakaiannya, Guanlin berniat untuk menghampiri Jihoon dan membawanya ke kamar. Namun ia tak menemukan lelaki manis itu di mana pun. Tentu sekarang Guanlin menjadi sedikit panik dan kebingungan.
"Kau pergi kemana, Park Jihoon?"
Guanlin kembali ke kamar, namun beberapa saat kemudian, ia keluar sambil memasang jaketnya dengan tergesa.
.
Jihoon menghentikan langkahnya ketika sampai di depan gedung apartemen, ia lalu berbalik.
"Maaf merepotkanmu. Aku hanya ingin makan sesuatu dari kedaimu, maka dari itu aku datang untuk membelinya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku kesana."
Sosok yang menjadi lawan bicara Jihoon, tersenyum tipis, memaklumi keinginan lelaki manis itu.
"Tak apa, aku senang kau berkunjung lagi. Ku kira kau tak ingin bertemu denganku lagi."
Jihoon menggeleng ribut,
"Bukan seperti itu! Aku malah mengira kalau kau mungkin tidak ingin bertemu denganku lagi, itu sebabnya aku tidak pernah kesana."
Lelaki itu terkekeh, Jihoon masih saja terlihat lucu baginya.
"Tapi hari ini kau datang."
"Aku datang karena ingin--"
"Park Jihoon."
Suara dingin itu memotong perkataan Jihoon, membuatnya menoleh. Dan saat itu juga maniknya menangkap keberadaan Guanlin.
"Oh, Guanlin? Dari mana?"
Guanlin mendekat, berdiri tepat di samping Jihoon lalu meraih tangan lelaki itu ke dalam genggamannya. Sorot tajamnya menatap dingin pada sosok lelaki lain disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE GUAN [PANWINK]
FanfictionHanya kisah percintaan picisan antara Park Jihoon dengan sang paman, Lai Guanlin. Warning! (15+)