34.

5.2K 636 66
                                    

Jihoon berdecak kesal untuk kesekian kalinya. Mengusak kasar rambutnya, lalu membuka lebar matanya.

Jihoon tak bisa tidur.

Matanya menatap ke arah pintu kamar, menebak-nebak apakah sang paman masih terjaga di luar sana.

Jihoon bangun, lalu bergegas beranjak dari ranjangnya. Dengan ragu membuka pintu, namun berhasil terbuka. Jihoon melangkah pelan menjauhi kamarnya, ia dapat melihat sang paman duduk nyaman di atas sofa ruang tengah.

Jihoon awalnya ingin menghampiri Guanlin ke kamar lelaki itu. Tapi ternyata Guanlin sibuk menonton acara televisi di ruang tengah.

Jihoon menghampirinya, lalu memeluk leher Guanlin dari arah belakang. Membuat sang paman tersentak kaget.

"Aku tidak bisa tidur."

Guanlin tersenyum geli setelah mendengar suara manisnya tepat di telinganya.

"Lalu?"

Jihoon berdecak kesal.

"Aku ingin tidur."

Jihoon melepas tangannya yang melingkari leher Guanlin, melangkah memutari sofa lalu mendudukkan dirinya tepat di atas pangkuan sang paman.

Guanlin kaget, tentu saja. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Jihoon kembali memeluk leher Guanlin dan melesakkan kepalanya pada ceruk leher lelaki itu.

Mereka saling diam dalam posisi itu. Jihoon merasa aneh, dirinya tiba-tiba saja mengantuk.

"Baiklah. Ayo tidur."

Guanlin mematikan televisi di depan sana. Lalu melingkarkan tangannya pada kedua paha milik Jihoon dan beranjak meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya.

"Buka pintunya, Ji."

Jihoon menurut. Tangannya bergerak meraih gagang pintu dan membuka pintu itu.

Guanlin melangkah masuk, berhenti tepat di samping ranjangnya. Ia menurunkan tubuh Jihoon perlahan, lalu menaiki ranjangnya dan merebahkan tubuhnya tepat di samping Jihoon. Matanya menatap wajah cantik Jihoon.

"Kau bilang ingin tidur sendiri. Tapi ternyata malah mendatangiku. Tak bisa tidur tanpa aku?"

Guanlin tersenyum geli melihat wajah Jihoon yang kini terlihat kesal. Jihoon mendengus, lalu memutar tubuhnya menghadap sang paman dengan mata yang masih terpejam.

"Bisakah kau diam?"

"Tidak. Aku ingin mengganggumu."

"Aku mengantuk, paman."

Guanlin mendengus kesal.

"Aku kekasihmu, Ji. Tapi kau malah tetap memanggilku paman."

"Diamlah."

"Aku tidak terima. Aku--"

Guanlin seketika bungkam.

Jihoon, mengecup bibirnya.

"Kau terlalu berisik. Aku mengantuk."

Guanlin tak bersuara, dan Jihoon merasa lega.

"Bagus, diam seperti itu dan tidurlah. Besok kau bekerja dan aku akan ke kampus."

.

"Ayolah paman, aku ingin bersiap-siap."

Guanlin tak bergeming, malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jihoon.

Jihoon mendengus kesal, sudah kesekian kalinya ia merengek meminta Guanlin melepaskan pelukannya. Namun lelaki itu tetap tak bergerak.

"Kau harus bekerja, paman."

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang