"Aku pulang!"
Daniel menekan bel di samping pintu dengan semangat. Jihoon sedari tadi memperhatikan rumah keluarga Daniel.
Tidak terlalu besar, sedikit sentuhan gaya modern, halaman di penuhi oleh rumput hijau lembut dan beberapa pepohonan yang cukup rindang, juga berbagai macam bunga.
Jihoon tersenyum ketika menyadari bahwa tempat itu terasa seperti kedai milik Daniel. Ia penasaran, apakah Daniel sendiri yang merancang rumah ini.
"Daniel! Kau pulang."
Seorang wanita paruh baya bergegas memeluk putranya sesaat setelah pintu terbuka.
"Bagaimana kabar Ibu?"
Ibu Daniel awalnya hanya berfokus pada putra tampannya, namun fokusnya sedikit teralihkan saat melihat sosok manis yang berdiri diam di belakang Daniel. Jihoon yang merasa diperhatikan pun akhirnya membungkuk sebagai sapaan untuk Ibu Daniel.
"S-saya Park Jihoon."
"Niel, dimana kau bertemu dengan si manis ini?"
Daniel terkekeh mendengar pertanyaan Ibunya.
"Dia bekerja di kedai, Ibu."
"Benarkah? Senang bertemu denganmu, Jihoon!"
Jihoon hanya dapat menunjukkan senyum canggung.
"Ayo masuk! Sudah lama sekali sejak Daniel mengajak seseorang kesini. Aku senang dia membawamu."
Ibu Daniel meraih tangan Jihoon lalu menyeretnya masuk. Daniel yang melihatnya hanya terkekeh. Seperti dugaannya, Ibunya menyukai Jihoon.
"Kau lucu sekali."
Ibu Daniel sibuk memuji Jihoon, sementara lelaki manis itu hanya tersenyum kecil.
"Ibu, sudahlah. Jihoon risih."
"Ah tidak!"
Jihoon menunduk malu setelah menyahut perkataan Daniel cukup keras. Ia gugup.
"Lucu sekali!"
Ibu Daniel memekik kecil, menahan gemas melihat pipi Jihoon yang sedikit memerah.
Daniel menggeleng heran menatap Ibunya.
.
"Kalian tidak mau menginap? Ini sudah malam."
"Ibu, Jihoon harus pulang. Lain kali aku akan menginap, tenang saja."
"Baiklah. Lain kali datanglah lagi bersama Jihoon."
"Kami pergi."
Jihoon membungkuk sekilas sebagai salam perpisahan pada Ibu Daniel. Ia dan Daniel memang sepakat akan pulang setelah makan malam.
Jihoon terus tersenyum hingga memasuki mobil Daniel. Ia senang bisa berkunjung ke rumah lelaki itu. Sangat menyenangkan bisa mengobrol dengan Ibu Daniel.
"Daniel."
Daniel menolehkan kepalanya pada Jihoon yang duduk disampingnya.
"Terimakasih."
Lelaki itu tersenyum tipis lalu mengangguk.
"Baiklah, kita pulang."
Daniel mulai melajukan mobilnya perlahan meninggalkan halaman rumahnya.
.
.
."Turuti perkataanku. Menikahlah dengan Shuhua, agar perusahaan bisa terbantu."
Guanlin tersenyum remeh, menatap tajam sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE GUAN [PANWINK]
FanfictionHanya kisah percintaan picisan antara Park Jihoon dengan sang paman, Lai Guanlin. Warning! (15+)