"Aku pulang!"
Guanlin melangkah masuk lebih dalam setelah meletakkan sepatunya. Ia pulang cukup larut, karena pekerjaan yang menumpuk.
Berpikir mungkin Jihoon sudah terlelap, karena tak ada sahutan sejak tadi. Kakinya melangkah santai menuju kamarnya, namun tak menemukan Jihoon disana. Guanlin lalu mengarahkan langkahnya ke arah kamar Jihoon, dan benar saja, Jihoon disana.
Lelaki manis itu terlelap di meja belajarnya.
Guanlin tersenyum tipis, menghampiri Jihoon. Menatap sekeliling, Guanlin dapat mengambil kesimpulan bahwa Jihoon tengah mengerjakan tugas kuliahnya. Tatapannya beralih pada wajah manis Jihoon yang tampak tenang.
Melepaskan tas kerjanya, Guanlin memutuskan untuk menggendong Jihoon menuju kamarnya.
Jihoon sedikit mengernyit saat tubuhnya telah terbaring nyaman di atas ranjang. Ia membuka matanya perlahan, lalu mengerjap. Setelah terbuka cukup lebar, ia mendapati Guanlin tengah menatapnya, memberikan kecupan singkat pada keningnya.
"Maaf menganggu, tidurlah."
Guanlin mendapat gelengan kecil dari Jihoon.
"Tidak mau."
Guanlin melayangkan tatapan bingung pada Jihoon, namun tetap menurut saat tangan lelaki manis itu menepuk bantal di samping kepalanya, mengisyaratkan pada Guanlin agar berbaring disana.
Jihoon sebenarnya ingin mengatakan sesuatu. Namun melihat wajah Guanlin yang terlihat sangat lelah, ia ragu untuk mengatakannya.
Bukannya mendapat jawaban, Guanlin malah mendapatkan sebuah kecupan singkat di bibirnya.
Jihoon tersenyum manis,
"Ayo tidur."
Guanlin merasa, gelagat Jihoon cukup aneh. Ia pun menarik Jihoon ke dalam rengkuhannya, melayangkan satu kecupan pada pucuk kepala lelaki manis itu.
"Ada apa? Katakan saja."
Jihoon tidak kaget, karena ia pun yakin bahwa Guanlin pasti merasa sikapnya sedikit aneh.
Jihoon menggigit bibirnya, menyembunyikan wajahnya di dada Guanlin.
"I-ingin masakan Ibu."
Guanlin dapat mendengarnya, walaupun suaranya tak begitu jelas karena wajah Jihoon yang bersembunyi di dadanya.
Tersenyum tipis, Guanlin lalu mengusap lembut surai madu milik Jihoon.
"Baiklah, kau akan mendapatkannya besok."
Sebuah gelengan ribut Guanlin rasakan dari pergerakan Jihoon.
"Aku ingin sekarang."
Guanlin melirik pada jam, sudah sangat larut. Lagipula, ia tidak tahu apa Jieqiong masih di rumah Ayahnya atau sudah pulang bersama suaminya. Dan ia masih sedikit takut bertemu kakaknya itu.
"Aku akan memasak untukmu. Memangnya apa yang ingin kau makan?"
Jihoon berdecak, lalu mendongak, melayangkan tatapan kesal pada Guanlin.
"Aku ingin masakan Ibu, bukan masakanmu!"
Guanlin memikirkan cara, bagaimana ia bisa meminta Jieqiong untuk datang kesini. Ia sungguh tak pernah bertegur sapa dengan wanita itu setelah kejadian di rumah Ayahnya beberapa waktu lalu.
"Kau bisa menghubunginya? Hubunganku dengannya, bisa dikatakan masih tidak baik sejak kejadian itu. Bagaimana caranya aku meminta Ibumu kemari, ditambah lagi sekarang sudah larut."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE GUAN [PANWINK]
FanfictionHanya kisah percintaan picisan antara Park Jihoon dengan sang paman, Lai Guanlin. Warning! (15+)