51.

2.7K 351 103
                                    

Jihoon menghirup udara segar dari balkon kamar homestay, tempatnya menginap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jihoon menghirup udara segar dari balkon kamar homestay, tempatnya menginap. Ia dapat melihat beberapa bunga sakura yang terlihat cantik di bawah sana.

"Udara disini bagus untukmu, kau menyukainya?"

Jihoon terus berbicara dengan tangan yang tak berhenti mengelus perutnya penuh sayang, hingga tangan lain ikut bergabung, memeluk dirinya dari belakang.

"Park Jihoon."

"Hm?"

Jihoon sedikit menoleh ke samping, terkekeh geli ketika ia disambut dengan sebuah kecupan singkat di bibir.

"Apa yang akan kau lakukan setelah anak kita lahir?"

Hati Jihoon berdesir mendengar pertanyaan Guanlin, terlebih pada kata 'anak kita'.

"Tentu saja merawatnya, dan menjaganya."

Guanlin mengangguk paham, lalu menumpukan dagunya pada pundak Jihoon.

"Maksudku, bagaimana dengan kuliahmu?"

Meringis kecil, Jihoon lalu menggeleng.

"Untuk sekarang, aku belum memikirkan hal itu."

Jihoon berbalik, menghadap Guanlin. Senyumnya jelas terpampang di wajah manis itu, ia kemudian melayangkan satu kecupan singkat pada sudut bibir lelaki yang lebih tua.

"Ayo, aku tidak sabar ingin melihat sakura."

Jihoon lalu melangkah menjauh dari Guanlin, dan melanjutkan kegiatan bersiapnya, begitu pun Guanlin.

Telah selesai dengan persiapannya, sekarang Guanlin terlihat kebingungan, mencari sesuatu.

"Ada apa?"

"Aku mencari jam tanganku, aku lupa dimana terakhir kali aku melihatnya."

Guanlin menjawab, tanpa menoleh pada Jihoon. Sedangkan Jihoon hanya menggeleng tak habis pikir, Guanlin sangat pelupa.

"Tadi malam aku melihatnya, di bawah ban--

--tal."

Menoleh, Guanlin menatap Jihoon yang perkataannya sempat terpotong.

Tertegun beberapa saat, sebelum pandangan Jihoon beralih, menatap Guanlin bingung.

"Ini-- apa?"

Bukan sebuah jam tangan yang berada di bawah bantal itu, melainkan sebuah kotak beludru berwarna hitam.

Guanlin mengedikkan bahunya, bersikap seolah tak tahu menahu soal kotak itu.

Tangan Jihoon bergerak meraih kotak itu, lalu membukanya perlahan. Terdapat sebuah kalung, dengan liontin berbentuk tiga daun.

Jihoon menoleh, melayangkan tatapan penuh tanya pada Guanlin, lalu mengalihkan kembali pandangannya pada kalung itu. Namun sepersekian detik berikutnya, kotak beludru itu berpindah ke tangan Guanlin.

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang