25.

6.5K 687 115
                                    

"Jihoon."

Jihoon hampir terlelap jika saja tak mendengar suara sang paman yang menyerukan namanya.

"Hm?"

Jihoon menyahut seadanya, mencoba menahan rasa kantuk yang menyerangnya untuk mendengarkan sang paman.

"Apa kau mau ikut denganku?"

Jihoon yang semula membelakangi Guanlin, kini berbalik. Ia menatap Guanlin bingung.

"Kemana?"

Guanlin menghela napas berat sebelum menjawab.

"Aku akan pergi ke Busan selama beberapa hari, untuk urusan pekerjaan."

Jihoon mengernyit tak mengerti.

"Lalu, kau mau mengajakku?"

Guanlin mengangguk, tangannya bergerak merapikan rambut yang terlihat mulai menusuk mata indah Jihoon.

Jihoon terlihat berpikir sejenak, namun setelahnya menggeleng.

"Aku tak mau. Kau disana bekerja, lalu apa yang akan aku lakukan? Lagipula, aku harus kuliah."

Guanlin tersenyum masam mendengar penolakan dari lelaki manisnya.

"Aku hanya bekerja sebentar, setelahnya kita bisa menghabiskan waktu disana. Kau mau ke pantai?"

"Memangnya aku boleh ikut? Apa kantormu memperbolehkan?"

Guanlin mengedikkan bahunya.

"Mungkin tidak. Tapi, aku akan tetap membawamu."

Jihoon menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan niat sang paman.

"Kau pergi dengan siapa saja memangnya?"

Guanlin terdiam. Pergerakan tangannya yang sedari tadi memainkan surai halus Jihoon pun terhenti. Ia menatap Jihoon lembut dengan senyuman di wajahnya. Jihoon menatapnya bingung.

"Jinyoung."

Jihoon merasa jantungnya sempat berhenti berdetak untuk beberapa saat.

"Aku ikut."

Keputusan terakhir Jihoon. Ia akan ikut dengan Guanlin. Jihoon tak ingin Guanlin hanya pergi dengan Jinyoung. Dan, ada sesuatu yang ingin ia buktikan.

Guanlin yang mendengar keputusan Jihoon pun semakin tersenyum sumringah. Ia menarik Jihoon ke dalam rengkuhannya, memberikan kecupan bertubi pada pucuk kepala Jihoon. Sedangkan yang diperlakukan seperti itu kini dengan mudahnya melupakan apa yang baru saja dipikirkan olehnya. Jihoon, tertawa geli mendapat perlakuan seperti itu.

"Hentikan, paman! Aku ingin tidur."

Guanlin menghentikan kegiatannya, lalu mengecup bibir Jihoon sekilas sebagai penutup.

"Berapa lama kita pergi?"

"Lima hari."

Mata Jihoon membelalak, ia tak menyangka akan selama itu.

"Yang benar saja? Maksudmu, aku harus absen selama lima hari?"

Guanlin mengangguk dengan seringaian di wajahnya.

"Kalau tahu begini, aku tidak ikut saja."

"Maaf, sayang sekali. Kau tak bisa membatalkan keputusanmu, Nona."

Jihoon mendengus kesal melihat sang paman yang tengah terkekeh senang.

"Aku bukan wanita!"

Jihoon bangkit. Ia memukul tubuh Guanlin dengan seluruh kekuatannya, membuat Guanlin meringis kesakitan.

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang