11.

7.6K 894 42
                                    

"Paman! Kau yang terbaik. Ini enak sekali."

Jihoon berseru senang pada Donghan. Sedangkan Donghan kembali menatap Jihoon tak suka.

"Sudah ku bilang-"

"Baiklah. Donghan saja. Tapi kurasa itu tak cukup sopan."

"Terserahlah. Asal jangan paman."

Jihoon mengangguk paham. Ia meraih gelas kaca di depannya dan meneguk minuman dari sana.

"Aku sangat kenyang."

Jihoon menepuk-nepuk perutnya. Donghan yang melihatnya hanya tersenyum geli.

"Ini sudah sore. Apa kau mau pulang?"

Senyum Jihoon luntur begitu mendengar pertanyaan Donghan. Pulang? Ke apartemen Guanlin? Tentu saja.

Ingatan Jihoon kembali berputar pada kejadian tadi pagi. Ia tak ingin hal itu terjadi lagi. Dan ia akan memastikannya sendiri. Jadi, ia memilih untuk-

"Baiklah. Antarkan aku pulang."

-kembali ke apartemen Guanlin. Ia akan bersikap seakan tak terjadi apapun. Benar, ia hanya perlu bersikap seperti biasanya.

.

Jihoon menggigit bibirnya saat kakinya telah menapak tepat di depan pintu apartemen sang paman. Dengan Donghan yang berdiri di sampingnya. Donghan bilang, ia sudah lama tak berkunjung. Jadi ia akan bertamu sebentar.

Suara derap langkah yang samar terdengar dari dalam sana.

Pintu pun terbuka. Menampilkan Guanlin yang masih mengenakan kemeja kerjanya.

Hal yang pertama ditangkap oleh manik Guanlin adalah, wajah manis seorang Park Jihoon. Dengan teman kantornya yang berdiri tepat di samping Jihoon.

"Donghan?"

"Kenapa kau tak masuk kerja?"

Donghan menerobos masuk tanpa menunggu Guanlin untuk menjawab pertanyaannya. Mengabaikan sepasang paman dan keponakan yang saling diam terpaku di ambang pintu.

"Wah! Lin, sudah lama aku tak melihat film-film mu ini. Aku akan pinjam salah satu!"

Seruan bersemangat dari Donghan menyadarkan keduanya dari kesenyapan.

"Masuk, Ji."

Jihoon tak berbicara apapun. Ia berlalu begitu saja, melangkah cepat meninggalkan Guanlin.

Guanlin menghela nafas kasar.

"Kendalikan dirimu, Lai!"

Tangannya terangkat menepuk pipinya sendiri. Membuat bibirnya berhasil meloloskan ringisan kecil.

Kakinya melangkah memasuki ruang tengah. Tempat dimana Donghan tengah sibuk mengacak koleksi film nya.

"Hei! Kau membuatnya berantakan."

Guanlin menghempaskan tubuhnya pada sofa. Donghan menulikan pendengarannya. Membuat Guanlin melemparkan bantal sofa dengan ganas ke arahnya.

"Bereskan, bung!"

Donghan tertawa pelan. Tangannya telah memegang sebuah kotak tipis dengan kaset di dalamnya.

"Aku pinjam satu!"

Donghan berseru lantang dan berlari cepat menuju pintu.

"Brengsek! Kau tak membereskannya!"

Helaan nafas lelah keluar dari belah bibir Guanlin. Ia beranjak dan mulai merapikan kembali koleksi miliknya.

Tangannya terus bergerak merapikan kekacauan yang dilakukan Donghan terhadap kaset-kaset filmnya. Namun kepalanya tak fokus pada titik itu. Otaknya dipenuhi oleh banyak pertanyaan seperti-

'Apa Jihoon datang dengan Donghan?'

'Atau mungkin mereka bertemu di depan pintu?'

'Apa Jihoon tadinya memang bersama Donghan?"

'Kenapa bisa bersama Donghan?'

Guanlin menggeleng kuat. Mencoba menghilangkan pertanyaan menyangkut Jihoon dari dalam kepalanya.

.

Guanlin meletakkan hasil masakannya ke atas meja.

"Baiklah. Kau harus meluruskan semuanya, Tuan Lai."

Guanlin melangkahkan kakinya menuju kamar Jihoon.

"Jihoon, keluarlah dan makan malam."

Tak ada sahutan.

"Ji? Kau sudah tidur?"

Lagi. Jihoon tak menyahut. Guanlin kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya hari ini. Ia akhirnya memilih untuk melangkah menjauh dari kamar Jihoon.

.

Sebenarnya, Jihoon tak tidur. Ia hanya terus memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi jika dirinya keluar dari kamarnya

"Park Jihoon, kau bilang ingin bersikap biasa saja. Ini tak biasa, bodoh. Kau terkesan menghindarinya."

Jihoon merutuki dirinya sendiri. Kemudian meraih selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Untuk malam ini, biarkan seperti itu dulu. Besok kau harus benar-benar dengan sikap biasa mu, Jihoon. Selamat tidur."

Jihoon memejamkan matanya. Dan mulai mengarungi mimpi.

. . .

Telat apdet wk.

Tadi pagi ada kerjaan bentar terus abis itu keasikan nonton the unit.
Iya tau telat nonton iya:v
Suka UNB duluan, makanya abis itu baru nonton. Baru dari kemaren nontonnya:3
Ada yang suka juga? Biasnya siapa hayo sebutkan wkwk

Sorry for typo.

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang