35.

4.9K 626 61
                                    

"Aku tak bisa menjelaskan semuanya sekarang."

Guanlin berlalu pergi meninggalkan Jihoon yang kini terdiam dengan tatapan tak percaya. Ia merasa sedikit kesal mendapat jawaban seperti itu.

Jihoon hanya butuh penjelasan, tentang Shuhua. Namun Guanlin bahkan tak mau menjelaskan sedikit pun tentang hal itu dan malah pergi entah kemana.

Jihoon diam, memikirkan tentang Guanlin, Shuhua, Ibunya, dan Kakeknya yang sepertinya terlibat dengan masalah ini.

Lelaki manis itu menggelengkan kepalanya, menyadarkan pikirannya. Matanya melirik ke arah jam dinding.

"Kelas sepertinya belum dimulai. Lebih baik aku ke kampus."

Jihoon lebih memilih untuk membuang semua pikiran buruk yang menghinggapi kepalanya. Ia yakin, Guanlin akan menjelaskannya nanti.

.

Pada nyatanya, Jihoon sama sekali tak dapat menyimak penjelasan di depan kelasnya. Ia terus memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya dan tindakan apa yang akan diambil oleh Kakeknya jika Guanlin masih tak mau menikah dengan Shuhua.

Jihoon mendesah kasar dengan tatapan kosong.

"Jika aku tahu akan seperti ini, aku tidak mau menjadi kekasihnya."

Jihoon mengusak kasar rambutnya.

"Kenapa aku harus menyukainya?!"

Kenta yang sedari tadi duduk di sebelah Jihoon pun menoleh.

"Menyukai siapa?"

Lamunan Jihoon buyar begitu mendengar suara Kenta.

"Y-ya? Apa?"

"Kau belum memberitahuku tentang itu."

Jihoon menatap Kenta dengan tatapan bingung.

"Tentang apa?"

"Seseorang yang kau sukai! Siapa?"

Jihoon masih terlihat bingung, ia mengedikkan bahunya sebagai jawaban. Ia sama sekali tak tahu apa yang Kenta tanyakan padanya.

Kenta menatap Jihoon penuh selidik.

"Kau berhutang penjelasan padaku setelah ini."

Jihoon bahkan tak tahu apa yang harus di jelaskan.

.
.
.

Kedua sudut bibir Jihoon sedikit tertarik setelah mengetahui kemana Kenta menyeretnya.

Kedai kopi, Daniel.

Terlihat ramai, namun tetap tenang. Jihoon suka kedai ini. Kecil memang, tapi Jihoon merasa nyaman berada disini.

"Selamat datang! Ah-"

Kang Daniel.

Lelaki itu tersenyum lebih lebar saat menyadari bahwa Jihoon lah yang datang.

.

"Jihoon, maaf. Sepertinya aku harus pergi."

Jihoon mengerutkan keningnya heran.

"Kemana? Kau bahkan belum menyentuh makananmu."

"Untukmu saja. Donghan membutuhkanku jadi aku harus pergi."

"Donghan? Kim Donghan?"

Kenta mengangguk cepat sebagai jawaban.

"Hei, apa kalian sudah resmi?"

Pipi Kenta sedikit memerah mendengar pertanyaan Jihoon.

"B-belum."

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang