Jihoon membuka matanya, tersenyum tipis mengetahui wajahnya dihadapkan langsung dengan dada bidang milik Guanlin. Ia pun mendongak, menatap wajah tenang Guanlin yang masih terlelap.
Memberikan sebuah kecupan singkat pada bibir Guanlin, Jihoon lalu perlahan menyingkirkan tangan Guanlin yang melingkari pinggangnya, kemudian beranjak dari ranjang. Ia berniat memasak sesuatu untuk sarapan, menerapkan pelajaran yang didapat dari sang Ibu beberapa hari lalu.
.
Guanlin akhirnya bangun, beranjak dari ranjang dan melangkah keluar kamar dengan mata yang masih setengah terbuka.
Melangkah menuju dapur karena mencium aroma masakan, Guanlin pun mendapati punggung Jihoon yang tengah sibuk dengan acara masaknya.
Ah, Guanlin sangat berterima kasih karena Jihoon tidak mengidam yang macam-macam. Jihoon bilang, ia hanya merasa ingin sering berada di dapur untuk memasak, terlebih memasak dengan Jieqiong. Jangan tanyakan soal Jieqiong, wanita itu akan dengan senang hati menuruti keinginan anaknya.
Guanlin hanya perlu menghabiskan masakan Jihoon, walaupun terkadang rasanya tidak sesuai bayangan.
"Guanlin!"
Guanlin membuyarkan lamunannya, lalu membalas senyum cerah Jihoon.
"Memasak apa?"
Guanlin menghampiri Jihoon yang sedang menata meja makan, melingkarkan tangannya pada perut lelaki manis itu dari belakang, lalu mengecup sekilas pipi gembil Jihoon.
"Sesuatu yang mudah dimasak."
Jihoon terkekeh kecil,
"Berharap saja rasanya tidak buruk."
.
.
.Jihoon menghembuskan napas kasar, ia bosan. Berulang kali mengotak-atik remote televisi, namun ia tak menemukan acara yang bisa menyingkirkan rasa bosannya.
Lalu, pikiran untuk membersihkan apartemen tiba-tiba memasuki kepalanya. Ia pun beranjak dari sofa, lalu memulai acara bersih-bersihnya.
"Sehabis ini, aku akan memasak makan malam."
.
.
.Guanlin berniat masuk ke apartemennya, namun ia teringat dengan bekal yang dibuat oleh Jihoon untuknya. Ia belum menyentuhnya sama sekali.
Mengurungkan niatnya untuk masuk, Guanlin bergegas kembali memasuki lift. Ia meninggalkan kotak bekal itu di mobilnya.
Guanlin mendudukkan dirinya di dalam mobil, meraih kotak bekal yang ada di kursi sebelahnya, lalu melahap isinya hingga tak bersisa.
Jihoon akan senang, saat tahu bahwa Guanlin menghabiskan bekal yang dibuat olehnya. Karena itulah, Guanlin selalu berusaha menghabiskan semuanya.
Dengan sebuah senyuman bangga, Guanlin keluar dari mobilnya, kembali memasuki gedung apartemen.
.
"Aku pulang!"
Guanlin menutup pintu, melepaskan sepatunya, lalu meletakkannya pada rak.
"G-Guanlin!"
Samar-samar, Guanlin mendengar suara Jihoon yang memanggil namanya diiringi dengan ringisan.
"Jihoon?"
Guanlin mengambil langkah cepat, mencari keberadaan lelaki manis itu.
"S-sakit--"
Panik, Guanlin mulai panik karena belum menemukan Jihoon.
"Ji, kau dimana?"
"Kamar mandi--"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE GUAN [PANWINK]
FanfictionHanya kisah percintaan picisan antara Park Jihoon dengan sang paman, Lai Guanlin. Warning! (15+)