12.

7.5K 891 13
                                    

"Selamat pagi."

Guanlin tersentak. Hampir saja ia tersedak makanan yang baru saja masuk ke mulutnya.

Park Jihoon, yang berdiri tak jauh dari dirinya kini tengah tersenyum setelah menyapanya.

"Jihoon?"

Jihoon yang baru saja mendudukkan dirinya pun mendongak dan menatap Guanlin dengan tatapan bertanya.

"Ya?"

Guanlin terpaku pada wajah manis itu untuk satu per sekian detik.

"Ada apa, paman?"

Guanlin mengalihkan pandangannya dan menggeleng pelan.

"Tak ada. Aku akan mengantarmu."

"Baiklah."

Jihoon mengangguk paham sebelum melahap sarapannya.

.

Keheningan terjadi. Di dalam mobil Guanlin yang melaju untuk mengantar Jihoon. Baik Guanlin maupun Jihoon, masing-masing dari mereka sebenarnya memikirkan topik pembicaraan.

Dan, Guanlin akhirnya menemukannya.

"Jinyoung bilang ia ingin berteman denganmu."

Jihoon menolehkan kepalanya pada sang paman.

"Benarkah?"

Guanlin mengangguk sebagai jawaban.

Jihoon terdiam sejenak. Jihoon rasa, tak ada salahnya berteman dengan pemuda berwajah kecil itu.

"Katakan padanya, aku mau."

Sudut bibir Guanlin terangkat membentuk sebuah senyum senang.

"Akan ku katakan nanti. Dia pasti akan sangat senang. Dia sangat menyukaimu, dia bilang kau sangat manis."

Jihoon terkekeh mendengar apa yang dikatakan oleh Guanlin.

"Ah! Benarkah?"

Jihoon mendapat sebuah anggukan cepat dari Guanlin.

Keduanya mulai larut dalam percakapan mereka. Saling berbagi cerita.

.

Jihoon melempar senyum pada sang paman sesaat setelah keluar dari mobil. Guanlin yang mendapatkan senyuman itu sedikit merasa aneh pada dirinya. Ia hanya membalas dengan senyum canggung.

"Kapan kau pulang?"

Jihoon terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Mungkin sedikit lebih sore dari biasanya. Kenapa?"

"Aku jemput."

Jihoon tersentak. Tak biasanya sang paman ingin menjemputnya seperti ini.

"Tidak usah, paman. Aku bisa pulang sendiri."

Guanlin hanya mengedikkan bahunya dan menutup perlahan kaca pintu mobilnya. Kemudian berlalu begitu saja, meninggalkan Jihoon di depan gerbang kampusnya.

"Pemaksa sekali memang."

Jihoon mendengus kesal sebelum kembali mengukir sebuah senyuman cerah di wajahnya. Dan berlalu memasuki area kampusnya.

. . .

Jihoon berlari kecil menuju gerbang setelah melihat seseorang tengah menunggu disana.

"Jangan berlari."

Jihoon tak peduli dengan itu. Ada hal yang ingin ia tanyakan.

"Kenapa menjemputku?"

Lelaki di depannya hanya memutar matanya malas kemudian berdecak.

"Guanlin masih ada sedikit urusan di kantor. Jadi dia memintaku untuk menjemputmu."

Jihoon yang mendapat penjelasan seperti itu pun mengangguk mengerti.

"Guanlin dipanggil oleh direktur. Tak biasanya direktur melakukan itu. Aku takut dia berbuat kesalahan. Habislah dia, jika itu benar."

Jihoon tiba-tiba merasa sedikit khawatir mendengarnya.

"Ayo pulang."

Donghan membuka pintu mobil untuk Jihoon. Mengalihkan kembali fokus Jihoon padanya.

Saat akan memasuki mobil, Jihoon melihat Kenta yang berjalan melewatinya.

"Kenta!"

Kenta yang merasa terpanggil pun menoleh dan melangkah menghampiri Jihoon.

"Ada apa, Hoon?"

Kenta menatapnya meminta jawaban.

"Kau pulang dengan siapa?"

Kenta menoleh ke kanan dan kiri, lalu kembali menatap Jihoon.

"Sendiri, sepertinya."

Jihoon langsung menarik lengan lelaki bergingsul itu. Ia membuka pintu penumpang.

"Masuklah."

Kenta menatap bingung pada Jihoon. Kemudian pandangannya beralih pada Donghan yang melihat dirinya dan Jihoon dengan alis berkerut. Jihoon pun mengikuti arah mata Kenta.

"Dia temanku. Aku akan ajak dia pulang bersamaku. Boleh, kan?"

Donghan mengangguk tanpa pikir panjang.

"Aku tak melarang jika yang kau ajak adalah makhluk semanis ini."

Donghan mengerling nakal ke arah Kenta. Sedangkan Kenta, ia hanya memasang wajah bingung serta polos miliknya.

"Kenta, kau jangan jatuh cinta dengannya. Dia sama saja seperti pamanku. Dia tua, kau bisa panggil dia paman."

Donghan melemparkan tatapan tajam pada Jihoon yang dibalas pemuda itu dengan tawa puas.

"Ayo pulang!"

Jihoon sedikit memekik dan kembali mempersilahkan Kenta memasuki mobil Donghan.

. . .

Selamat pagi!
Makasih buat 11k nyaaaa.
Ga nyangka yang baca sebanyak itu heu.

Sorry for typo.

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang