04.

8.9K 1K 28
                                    

Pasangan paman dan keponakan itu melangkah santai. Berniat untuk pulang setelah membeli dan memakan banyak makanan.

"Apakah masih jauh? Aku sudah lelah!"

Jihoon merengek pada paman tampannya. Membuat sang paman hanya mendengus pelan.
Hei, Jihoon sendiri yang terus menarik Guanlin hingga keujung tempat jajanan jalanan itu. Membuat mereka harus berjalan jauh kembali ke tempat Guanlin memarkirkan mobilnya.

Jihoon memekik pelan saat merasakan beberapa tetesan air menyentuh kepalanya.

"Paman! Hujan!"

Jihoon berteriak panik. Ia menarik-narik lengan kemeja Guanlin.
Guanlin hanya diam menatap Jihoon yang tengah panik.

"Paman! Aish!"

Jihoon melepaskan tarikannya pada kemeja Guanlin. Jihoon berniat meneduhkan diri secepat mungkin. Tapi niatnya terhenti ketika tiba-tiba sang paman menariknya dan membawanya berlari menerobos hujan.

.

"Maaf membuatmu basah kuyup seperti ini."

Jihoon merengut kesal mendengar permintaan maaf dari Guanlin.

"Aku ingin berteduh! Tapi kau malah menarikku! Lihat aku jadi basah kuyup!"

Jihoon memarahi sang paman yang hanya bisa meringis kecil mendengar teriakan marah dari Jihoon.
Guanlin mengambil jas nya yang tergeletak diatas kursi penumpang di belakangnya.

"Pakai itu. Setidaknya bisa sedikit menghangatkanmu."

.


"Ah akhirnya aku bisa bertemu kasur kesayanganku."

Jihoon berlari kecil menuju kamarnya diikuti sang paman yang juga akan menuju kamarnya, bersebelahan dengan kamar Jihoon.

"Selamat malam, paman! Jangan lupa mandi dan ganti bajumu yang sudah basah itu."

"Aku tahu. Aku bukan anak kecil lagi."

Guanlin menatap kesal kearah Jihoon. Jihoon terkekeh pelan dan berlalu memasuki kamarnya.

.

Dini hari, Jihoon terbangun dari tidurnya karena merasa tenggorokannya perlu diberi minum.

Jihoon melangkah keluar dari kamarnya dalam keadaan masih setengah sadar. Ia membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air dari dalam sana. Jihoon berniat membawa air itu ke kamarnya.

Langkah Jihoon melambat saat dirinya mendapati sang paman yang sedang terbaring diatas sofa dengan laptop di pangkuannya. Jihoon melangkah mendekati sofa.

"Huh dia tertidur disini."

Jihoon mendengus kesal.

Jihoon meletakkan botol ditangannya, setelah itu mengangkat laptop yang dipangku oleh Guanlin dan meletakkannya diatas meja dengan hati-hati.

"Paman."

Jihoon menepuk pelan pipi Guanlin.

Jihoon mengernyit ketika merasakan hangat di tangannya setelah menepuk pipi Guanlin.

Tangannya bergerak menyingkap rambut Guanlin dan mendaratkan telapak tangannya pada kening Guanlin.

"Astaga! Kau demam!"

Jihoon berteriak panik.

"Paman! Bangunlah!"

Guanlin bergumam pelan.

"Kau harus istirahat ke kamar."

Jihoon membantu sang paman untuk duduk dan memapah Guanlin menuju kamar.

.

Jihoon mengusapkan handuk kecil yang sedikit basah pada kening Guanlin.

"Maaf."

Guanlin mengernyit bingung.

"Untuk apa?" tanya Guanlin.

"Kau sakit karena aku."

Jihoon menunduk dan menggigit bibir bawahnya.

Guanlin mendudukkan dirinya di depan Jihoon. Tangan besar Guanlin mendarat diatas rahang Jihoon, menariknya lembut.

Guanlin menatap kedalam netra kelam milik Jihoon.

"Itu bukan salahmu."

"Tentu saja itu salahku. Aku sendiri tahu kalau kau lelah. Tapi aku malah tidak melarangmu mengajakku pergi."

Mata yang lebih muda terlihat berkaca-kaca.

Guanlin terkekeh pelan dan tangannya terangkat mengacak gemas surai Jihoon. Tanpa peduli dengan badannya yang terasa lemas. Ia menghempaskan dirinya kembali dengan mata terpejam.

"Temani aku disini."

⚫⚫⚫

Maafkan slow update kkk.

UNCLE GUAN [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang