Return 9

12.3K 877 18
                                    



"Ketika rasa rindu itu datang. Aku hanya bisa diam dan menikmatinya, layaknya seorang pungguk yang merindukan bulannya."

Happy Reading!

♡♡♡♡♡

Heaven Resto....

Aika menghela nafasnya ketika akhirnya jam istirahat tiba juga, Setelah hampir sedari pagi berkutat dengan aktivitasnya di restoran yang sangat ramai mengingat hari ini weekend.

Setelah dirasa pengunjung lumayan sepi, Aika pun memutuskan untuk beristirahat sejenak bergantian dengan pelayan lain yang sudah beristirahat terlebih dahulu.

Dan di sinilah Aika, di atap restoran yang lebih menyerupai taman mini, karena ada banyak tanaman hias yang tumbuh subur di dalam pot, dan di salah satu sudut ada sebuah Gazebo yang biasa digunakan oleh para karyawan restoran untuk sekedar menghilangkan lelah di waktu istirahat mereka.

Aika baru saja hendak menenggak minumannya ketika tiba-tiba saja seseorang datang dan mengagetkannya dari belakang.

"Hoi! Kau di sini?"

Uhuk!

Aika tersedak minumannya sendiri karena terkejut. "Genta!" semburnya dengan nafas yang masih tersengal.

Genta tersenyum dengan lebarnya tanpa dosa. "Ini minum lagi," kekeh Genta cengengesan sendiri sambil menyodorkan botol air mineral yang ia bawa sendiri.

"Terima kasih!"

Untuk sesaat hanya ada hening karena mereka yang sibuk dengan makanannya masing-masing, hingga Genta lah yang kembali membuka suaranya terlebih dahulu.

"Apa kau masih merasa lelah, Ai?" tanya Genta yang menyadari bahwa beberapa hari ini Aika terlihat murung, setelah hari itu di halte.

"Tidak juga, aku sudah jauh lebih baik, " jawabnya singkat sambil menunduk seolah sibuk dengan makanannya.

"Ai, aku tahu dirimu , dan aku rasa kau juga tahu seperti apa aku. Aku akan percaya ucapanmu kalau kau mau menatapku," ucap Genta yang sangat tahu tabiat Aika yang akan menghindari tatapannya kalau dia sedang berbohong, seperti sekarang.

Aika menghela nafasnya. Ya, Genta benar, ia tidak akan bisa berbohong pada laki-laki itu. "Ta, misalkan kau pernah disakiti oleh perempuan yang sangat kau cintai di masa lalu, sampai akhirnya kau sangat membencinya. Apa yang akan kau lakukan jika kau di pertemukan kembali dengan perempuan itu?" tanya Aika dengan tatapan menerawang ke depan.

"Kau ini bicara apa sih, aku tidak pernah disakiti sebelumnya," jawab Genta bingung dengan pertanyaan Aika.

"Jawab saja, Ta. Bayangkan saja kalau kau pernah merasakannya."

"Entahlah, mungkin menghindarinya sejauh mungkin, karena untuk apa kita kembali berurusan dengan seseorang yang sangat kita benci," jawab Genta mengeluarkan pemikirannya.

Aika cukup tercubit hatinya mendengar jawaban Genta, tentu saja semua orang akan melakukan hal yang sama.

"Meskipun banyak kenangan manis yang telah kalian lewati, apa kau akan membenci kenangan itu juga?" tanyanya lagi.

"Ai."

"Jawab saja, Ta," potong Aika yang kini telah menatap Genta sendu.

Untuk beberapa saat Genta hanya terdiam sambil menatap Aika dalam-dalam. Genta tahu ada sesuatu dengan Aika. "Tidak. Aku tidak akan membenci kenangan itu. Untuk apa? Tidak ada gunanya, toh semua kenangan manis itu akan menghilang dengan sendirinya jika sudah ada perempuan lain yang menggantikan semua kenangan itu dan lebih manis dari sebelumnya," ungkap Genta panjang lebar, mungkin dengan jawaban yang ia berikan bisa membatu masalah Aika saat ini.

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang