Return 11

12.9K 941 19
                                    



Happy reading!

♡♡♡♡

"Jessi."

Iya. Jessi ada di sana, dan Aika yakin Jessi juga yang telah menampar Shinta sampai membuat perempuan itu meringis kesakitan. Aika sendiri menjadi bingung dengan situasi saat ini, kenapa Jessi berada di sini, dan juga....

Aika kembali mengarahkan tatapannya kepada seseorang laki-laki yang ada di hadapannya dengan perasaan campur aduk, lidahnya bahkan kelu hanya untuk menyebut namanya.

"Alex."

"Kau baik-baik saja, Ai?" tanya Jessi yang sudah berjongkok di depan Aika dan bergabung dengan Alex. Pertanyaan bodoh memang. Sudah jelas keadaan Aika jauh dari kata baik yang membuat Jessi semakin geram, ia pun kembali berdiri di hadapan seorang wanita yang entah siapa namanya ia tidak tahu.

"Kau tahu? dengan kau melakukan ini kau terlihat lebih rendahan di pandangan orang lain. Kau menyedihkan!" desis Jessi sambil mengacungkan jarinya tepat di depan wajah Shinta dan menatap tajam wanita itu.

"Siapa kau? berani sekali kau campuri urusanku!" murka Shinta dengan mengangkat telapak tangannya hendak membalas tamparan Jessi. Namun belum sempat ia melakukannya, tangannya sudah di cekal oleh seseorang kuat-kuat.

"Kau menyentuhnya, kau berurusan denganku!" ancam Alex tajam yang sudah berdiri di hadapan Shinta guna melindungi Jessi yang ada di belakangnya. Setelah itu ia menyentak tangan Shinta dengan kasar.

"Jangan ikut campur, Alex!"

"Aku akan ikut campur jika itu berhubungan dengan Jessi!" balas Alex seraya menatap Shinta dengan tatapan membunuhnya.

"Sudahlah, Al. Ayo kita pergi dari perkumpulan para pecundang ini!" seru Jessi sambil menatap semua orang yang hanya bisa menyaksikan tanpa berbuat apa pun. Menjijikkan.

"Ayo Ai," ucap Jessi sambil membantu Aika bangkit dari duduknya.

Aika hanya bisa menyaksikan semuanya dalam diam. Pikirannya benar-benar kosong saat ini. Maka dari itu ia pun hanya menuruti tuntunan Jessi tanpa bantahan, toh tubuhnya memang sudah terasa lemas saat ini.

Jessi pun menuntun Aika berjalan dengan perlahan, dan ketika ia melewati meja Jonathan, saat itu juga ia menghentikan langkah kakinya dan berdiri di hadapan Jo sambil menatapnya tajam. "Kau keterlaluan, Nath!" gumam Jessi kecewa, setelah itu ia pun berlalu dari sana.

Tepat setelah Jessi berlalu Alex pun melakukan hal yang sama. "Kelak kau akan menyesalinya Jo," gumam Alex seraya menepuk bahu laki-laki itu sambil menunjukkan senyum miringnya. "sepertiku," lanjutnya dalam hati, kemudian ia pun menyusul Aika dan Jessi yang sudah terlebih dahulu keluar.

Sedangkan Jo. Dirinya masih berdiri mematung di tempatnya dengan tangan yang terkepal. Setelah melihat semua kejadian itu perasaannya benar-benar marah entah karena apa. Beberapa saat yang lalu, tepat setelah Shinta menumpahkan minuman itu Jo bahkan sudah bangkit dari duduknya bermaksud membantu Aika. Namun kedatangan seseorang yang mendahuluinya membuatnya menghentikan langkahnya seketika. Alex dan keberadaan Jessi bersama lelaki itu semakin membuatnya terkejut.

Perasaan aneh itu kini menyerangnya. Perasaan tidak terima melihat seseorang di perlakukan semena-mena karena ia pernah merasakan hal yang sama dan rasanya sangat mengerikan, dan juga perasaan tak asing yang menyelusup begitu saja ke dalam hatinya tatkala ia melihat Alex lah yang berada di samping Aika saat itu, dan memegang kedua bahu gadis itu bukan dirinya. Ia marah ketika ia baru menyadari bahwa lagi-lagi ia kalah dari lelaki itu.

Tanpa membuang waktu, Jo segera beranjak dari sana tanpa memedulikan lagi keadaan tempat ini yang sudah kacau. Persetan dengan Shinta yang mencoba mencegahnya.

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang