Return 1

16.8K 1.1K 37
                                    

Happy reading!

♡♡♡

6 tahun kemudian.

Tahun-tahun telah berlalu. Kehidupan pun terus berlanjut seiring dengan berjalannya waktu.

Namun, pernahkah kalian hidup dalam sebuah tekanan selama bertahun-tahun? pernahkah kalian hidup seolah ada beban yang kalian pikul di pundakmu yang bisa melemahkanmu kapan saja? Pernahkah kalian hidup dengan menanggung rasa bersalah yang semakin menjadi di setiap harinya? Melelahkan bukan?

Itulah yang dirasakan Aika selama 6 tahun belakangan. 6 tahun yang menurutnya sangat menyesakkan. Banyak hal yang terjadi selama 6 tahun ini dalam kehidupannya, setelah kejadian yang ....

"Aika! tolong kau antarkan pesanan untuk meja nomor sepuluh!"

Teriakan seseorang berhasil membuat Aika tersadar dari lamunan panjangnya. Akhirnya ia pun bergegas pergi ke arah asal suara yang berasal di salah satu meja pantry, di mana sudah banyak makanan yang perlu dia antarkan kepada pengunjung restoran tempatnya bekerja saat ini sebagai pelayan.

"Kau memanggilku, An?" tanya Aika pada seseorang yang tadi memanggilnya -Ana-.

"Kau pasti melamun lagi kan?" Ana yang sudah tahu kebiasaan Aika pun bertanya dengan tatapan menyelidik.

Aika hanya bisa tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa tidak enak, bagaimana bisa di saat yang lain sibuk mengantarkan makanan, sementara dirinya malah sibuk melamun.

"Iya maaf, jadi mana yang harus aku antarkan?" tanya Aika dengan senyuman lebarnya mencoba untuk menurunkan kadar kekesalan sahabatnya itu.

Ana yang melihat itu pun hanya mendengus seraya memberikan satu nampan besar penuh makanan untuk diantarkan oleh Aika kepada pelanggan.

Dengan semangat 45 yang sudah kembali, Aika menerima dengan hati-hati nampan makanan itu.

Seperti inilah Aika yang sekarang. Aika yang harus bekerja banting tulang untuk menghidupi ia dan adiknya yang seorang mahasiswa. Tidak ada lagi Aika seorang gadis kaya sombong, tidak ada lagi Aika dengan mulut pedasnya yang gemar menghina kaum bawah. Tidak ada lagi yang bisa Aika banggakan, bahkan orang tuanya pun sudah terenggut darinya, semunya berubah.

Banyak hal yang terjadi. Namun seperti yang kita tahu, bahwa hidup terus berjalan bukan? Itulah yang Aika lakukan. Meskipun sulit di awal tapi ia mencoba menerima semuanya karena yang ia tahu ... ia pantas menerima semua itu. Karena baginya semua itu kutukan yang harus ia terima atas apa yang sudah ia lakukan.

"Selamat menikmati tuan!" ucap Aika sopan setelah ia menyajikan dengan hati-hati semua makanan agar tidak terjadi kesalahan.

"Terima kasih, dan ini uang tipmu nona."

Seorang pria paruh baya yang sudah Aika kenali sebagai salah satu pelanggan di restoran ini tersenyum seraya memberikan tip yang dengan senang hati Aika terima. Percuma di tolak toh Tuan yang satu ini akan tetap memaksa.

Tuan Alexander namanya. Bukan, Tuan Alexander bukanlah pria hidung belang yang gemar menggoda wanita. Beliau sosok yang ramah dan baik hati dengan tatapan teduhnya, mengingatkan Aika pada sosok sang ayah.

"Terima kasih kembali, Tuan. Semoga Anda menikmati makan siang Anda," ucap Aika dengan sopan seraya tersenyum senang yang di balas senyuman pula oleh Tuan Alexander, sebelum akhirnya ia undur diri untuk melanjutkan tugasnya.

Dengan langkah yang terburu-buru, Aika memasukkan uang tipnya ke dalam saku, tiba-tiba saja Aika menabrak seseorang dari belakang.

Bruk!

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang