Return (Completed✔)

Return 47

Happy reading..

♡♡♡♡

Shinta tidak mengerti apa yang membuat Ibunya tiba-tiba saja menghubunginya untuk segera datang ke rumah milik sang ibu. Yang Shinta tahu dari nada bicara sang ibu sekaligus manajernya di dunia permodelan itu tengah marah besar saat ini, dan itu membuat Shinta sedikit takut, karena dirinya tahu persis tabiat sang ibu jika sedang marah.

Shinta berjalan memasuki sebuah ruangan kerja milik sang ibu dengan waswas, dan di sana terlihat ibunya tengah duduk di balik meja kerjanya.

"Permisi, ada apa Mommy memanggilku?" tanya Shinta sesopan mungkin. Sangat terlihat jelas wajah masam milik ibunya.

Megi, wanita yang biasa Shinta panggil Mommy pun mendongak dan menatap putrinya tajam. "Sebenarnya apa saja yang kau lakukan di luaran sana?" tanya Megi dingin.

Untuk sesaat Shinta hanya meneguk salivanya sendiri tidak tahu arah pembicaraan ibunya. "Apa maksudmu, Mom?" tanyanya bingung.

"Jangan pura-pura tidak tahu!" Bentaknya keras. "Lihat ini! gara-gara berita murahan ini beberapa klien memutuskan kontrak sepihak, dan aku jadi merugi banyak karena ulahmu!"

Megi menunjukkan sebuah Tablet pc yang ia pegang dengan sedikit kasar. Dengan ragu Shinta mengambil tablet tersebut dan melihatnya.

"I-ini?"

Shinta tidak bisa melanjutkan ucapannya ketika ia membaca judul beberapa artikel berita online yang mengulas sebuah berita yang berkaitan dengannya. Berita yang tidak pernah ia duga akan terkuak di media.

Shinta, model papan atas sekaligus bintang iklan yang tengah naik daun terlibat skandal perselingkuhan.

Foto-foto mesra seorang model dengan seorang pengusaha sukses beredar di media.

Tertangkap kamera tengah berdua dengan pengusaha muda beristri. Shinta model cantik itu menuai cibiran netizen.

Kira-kira seperti itulah beberapa judul yang sempat Shinta baca yang membuatnya hanya mampu terdiam sambil mengepalkan tangannya erat-erat memperhatikan beberapa foto yang memperlihatkan seorang wanita tengah bermesraan dengan seorang lelaki yang sangat ia kenali, dan Shinta mengaku itu memang dirinya. Di tambah dengan komentar-komentar pedas yang ditunjukan untuknya semakin membuat hati Shinta berdenyut sakit.

"Kenapa diam? Apa semua itu benar?" tanya Megi yang entah sejak kapan sudah berdiri di hadapan Shinta dan menatapnya tajam.

"M-mom! Tidak. Ini tidak benar," gumam Shinta dengan suara bergetar.

PLAK!

Satu tamparan mendarat tepat di pipi Shinta dengan kerasnya yang membuatnya tersungkur di lantai.

"Masih mau mengelak!? Huh? Bisa-bisanya kau berbuat hal menjijikkan seperti itu. Di mana harga dirimu sebagai wanita? Aku membesarkanmu bukan untuk berbuat hal yang membuatku malu, sialan!"

Shinta menutup matanya masih dengan posisinya, dan sebisa mungkin ia menulikan telinganya untuk sementara dari pada mendengar makian yang sudah sering ia terima dari ibunya jika ia berbuat salah sedikit saja. Sejak ayahnya meninggal dulu ibunya berubah sikap 180 derajat, dan Shinta tahu alasannya.

"Aku susah payah membantumu untuk menjadi model yang terkenal dengan posisi tinggi seperti sekarang bukan untuk menjadi wanita murahan yang menggoda suami orang seperti ini. Kau membuat nama baik keluarga ini hancur, bodoh! Di mana rasa terima kasihmu?" hardik Megi tanpa perasaan meluapkan amarah yang sudah ia pendam sejak beberapa jam lalu begitu melihat berita memuakkan itu.