Return 18

12.2K 747 16
                                    

Mulmed  ☝☝ Maudy Ayunda - Jakarta Ramai

Happy Reading...

♡♡♡

Jo mengepalkan tangannya kuat-kuat siap meluapkan semua amarahnya melepaskan pukulannya untuk laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya yang juga tengah menatapnya. Namun saat ia hendak melancarkan aksinya, seseorang lebih dulu menahan lengannya erat-erat, Aika. Gadis itu tengah menatapnya dengan tatapan memohon.

Alex pun sama, belum selesai keterkejutannya tentang rumah Aika yang ternyata sangat sederhana ini, dirinya kembali dikejutkan dengan keberadaan Jo yang ada tempat yang sama.

Sedangkan Jessi yang tidak mengetahui apa pun merasa bingung dengan situasi sekarang. Aura ketegangan sangat terasa, ia memperhatikan satu persatu wajah setiap orang yang ada di sana. "Kenapa, ada apa ini?" tanyanya memecah keheningan.

"Tidak ada apa-apa, kau baru datang?" pertanyaan bodoh memang. Tapi yang pasti ia harus mengalihkan perhatian Jessi yang tengah menatap mereka curiga.

"Eum... Jo. Sebaiknya kita membuat minuman untuk mereka," ujar Aika seraya berusaha menarik lengan Jo dari sana. Namun Jo sama sekali tidak bergerak di tempatnya. Laki-laki itu masih saja menatap Alex dengan penuh kebencian.

"Jo!" panggil Aika membuat Jo langsung menoleh ke arahnya, Aika menatap Jo dengan tatapan teduhnya untuk menenangkan laki-laki itu.

Jo menghela nafasnya melihat tatapan itu. Akhirnya ia pun hanya bisa pasrah ketika Aika menariknya menjauh dari sana, meninggalkan Jessi dengan ekspresi bingungnya.

"Kenapa kau menahanku?" tanya Jo seraya menatap tajam Aika.

"Dan membiarkanmu melakukan aksi penganiayaan di rumahku?"

"Kau melindunginya?" desis Jo geram.

Aika menghela nafas seraya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak membelanya! aku hanya tidak mau kalau sampai Jessi mengetahui semuanya. Jessi belum mengetahui bahwa Alex terlibat dengan kejadian 6 tahun lalu, dan coba kau pikirkan betapa Jessi akan terluka jika tahu semua itu. Aku tidak mau itu terjadi. Karena aku tahu Jessi sangat mencintai laki-laki itu," jelas Aika seraya menatap lembut Jo.

Jo terdiam mencerna semua kata-kata Aika. Tapi ia juga tidak mungkin membiarkan Jessi terluka, karena bagaimanapun ia sangat menyayangi saudaranya itu begitu pun sebaliknya. Bahkan di saat paling terpuruknya pun Jessi pula yang selalu ada di sampingnya.

"Tapi aku tidak mungkin membiarkan Jessi berhubungan dengan laki-laki brengsek sepertinya! bantah Jo.

"Iya aku tahu. Tapi bagi Jessi Alex adalah laki-laki baik, itu masalahnya. Kau hanya perlu mengawasinya diam-diam. Aku tahu kau sangat membencinya, begitu pun aku. Tapi aku mohon jangan lakukan itu demi Jessi, kau boleh melampiaskan semuanya tapi jangan sekarang di hadapan Jessi, heum?"

Jo hanya terdiam sambil menatap Aika, sebelum akhirnya ia menunduk menghembuskan nafasnya kasar seraya memijit pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa pusing yang datang karena terlalu menahan emosinya. Mengingat tentang enam tahun lalu, ada satu hal yang ingin tanyakan pada gadis yang ada hadapannya, ia pun mendongak kembali menatap Aika lekat.

"Sekarang katakan padaku. Enam tahun lalu kau pergi dariku bukan karena kau mencintai laki-laki itu 'kan?" tanya Jo penuh harap.

Aika tertegun mendapatkan pertanyaan tersebut. Tentu saja jawabannya bukan, tapi jika ia menjawab ia takut Jo akan semakin bertanya macam-macam.

Melihat Aika yang terdiam membuat Jo semakin gusar. "Jawab, Ai!" geram Jo seraya memegang kedua bahu Aika.

Aika menggeleng. "Bukan. Bukan karena itu," ucap Aika akhirnya seraya tersenyum samar. Ia tidak akan menghindar jika Jo mulai bertanya macam-macam yang membuatnya harus menceritakan semunya dan Jo kembali membencinya. Namun di luar dugaan, Jo malah langsung memeluknya erat-erat .

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang