Return 10

12.4K 844 36
                                    



"Hukum aku seperti apa yang kau mau, aku akan menerimanya dengan senang hati, karena ketika kau menghukumku saat itu pula sedikit beban akan berkurang dari pundakku."

Happy reading!

♡♡♡♡

"Wow Guys, lihat siapa ini?" seru seorang wanita yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya yang membuat semua orang kini menatapnya.

Aika menoleh dan menemukan Shinta sahabatnya. Ah tidak! lebih tepatnya mantan sahabat yang kini membencinya entah karena alasan apa dan tatapan serta senyuman sinis Shinta membuat Aika semakin tidak tenang dengan tubuh yang sedikit gemetar.

Karena Aika tahu, seorang Shinta tidak akan tanggung-tanggung dalam merendahkan orang lain.

"Bagaimana kabarmu, Ai?" tanya Shinta dengan senyuman yang terlihat dibuat-buat.

Aika masih diam, namun tatapan matanya tidak pernah teralihkah dari Shinta, berusaha menunjukkan keberaniannya. Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan mereka. "Seperti yang kau lihat, aku masih baik-baik saja," jawabnya tenang.

"Well, sepertinya tidak terlalu baik menurutku," ucap Shinta dengan tatapan yang meneliti penampilan Aika dari atas sampai bawah. Setelah itu tatapannya ter alihkan pada salah satu pelayan yang lewat di hadapannya kemudian kembali lagi ke arah Aika dengan senyuman mengejek. "Seragam yang sama dengan pelayan, huh?" sindirnya.

"Memangnya kenapa kalau aku sama dengan mereka, apa masalah untukmu?" balas Aika tanpa ada rasa takut yang terlihat sedikit pun, walaupun sebenarnya ia ingin sekali pergi dari sini saat ini juga.

"Hmm, tidak juga," gumam Shinta acuh sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada. "Tapi akan lebih baik kau bergabung bersama kami, bukankah kau juga bagian dari kami?" sambungnya sambil tersenyum picik, dan tanpa diduga Shinta mendorong tubuhnya dari belakang pelan tapi dengan sedikit paksaan.

Aika yang menerima dorongan tiba-tiba itu pun terkejut yang membuat tubuhnya sedikit terhuyung ke depan. Beruntung sistem keseimbangan tubuhnya masih berfungsi dengan baik sehingga ia tidak sampai terjatuh di hadapan semua orang yang kini tengah menatapnya.

Ia sedikit melirik ke arah Jo berharap laki-laki itu mau melepaskannya dari situasi seperti ini. Namun ia kembali menelan kekecewaan ketika ia melihat Jo yang bahkan tak menatapnya sama sekali, Jo malah tengah sibuk dengan ponselnya. Atau mungkin memang inilah yang Jo inginkan, melihatnya dipermalukan.

"Guys! kalian masih mengingatnya teman kita yang satu ini bukan?" seru Shinta sambil mengedikkan dagunya menunjuk ke arah Aika.

"Dia Aika?" tanya salah satu perempuan berambut sebahu yang duduk tidak jauh dari Aika sedang menatapnya menilai.

"Ck! tidak bisa dipercaya." sambar yang lain sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Well, ternyata benar roda kehidupan terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah," celetuk seorang laki-laki dengan mimik ekspresi yang mendramatisi.

Sedangkan yang lain hanya diam saja seolah tidak peduli dengan apa yang ada di hadapan mereka dan ada yang memandangnya tanpa minat ada juga yang memilih sibuk mengobrol dengan yang lain . Sama halnya dengan Aika yang memilih diam saja. Toh apa yang mereka katakan memang benar, dan Aika tidak malu akan kondisinya saat ini.

"Berhubung salah satu teman kita ini seorang pelayan. Kalian bisa memesan apa pun padanya, dia pasti akan melayani kalian dengan baik. Bukan begitu, Ai?" ucap Shinta kembali melancarkan aksinya dengan menekankan kata pelayan seolah menegaskan siapa posisi Aika saat ini.

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang