Return 6

12.7K 888 30
                                    

"Hatiku hancur saat melihatmu. Ya, ini memang salahku. Aku dengan mudah melepaskanmu, jadi tolong jangan buat aku kembali ke lorong masa lalu, karena itu membuatku menyesal dengan keputusanku sendiri."

Happy Reading!

♡♡♡♡

Jessi menghentikan laju mobilnya di pinggir jalan ketika ia sadar bahwa suasana di mobil ini berubah menjadi canggung karena Aika masih mendiamkannya.

"Ai!" panggil Jessi pelan.

"Kau tahu tentang hal itu?" gumam Aika setelah ia terdiam beberapa saat.

Jessi yang langsung mengetahui arah pembicaraan Aika pun menyahut, "Ya."

"Kau tidak membenciku juga?"

"Apa ada alasan untuk aku membencimu?" tanya Jessi seraya menghadap Aika sepenuhnya.

"Tentu. Bukankah kau sudah tahu apa yang aku lakukan padanya?" tanya Aika yang kini sudah membalas tatapan Jessi dengan menunjukkan senyum mirisnya.

"Ai. Aku tidak bermaksud menyinggungmu," gumam Jessi merasa bersalah, apalagi tatkala iris matanya melihat Aika yang sudah berkaca-kaca membuatnya sedikit menyesal karena telah menyinggung hal yang mungkin begitu sensitif bagi Aika.

"Tidak apa-apa, dan kau sepertinya salah menilaiku. Aku bukan wanita sebaik yang kau pikirkan, kau bahkan baru mengenalku, Jess," lirih Aika seraya menghela nafasnya sambil menunduk dan ia pun kembali melanjutkan ucapannya.

"Apa pun yang Jo katakan padamu semuanya benar, aku memang seperti itu. Gadis jahat yang hanya bisa mempermainkan seseorang," sambung Aika dengan suaranya yang bergetar, tapi ia tetap menunjukkan senyumnya pada Jessi yang tengah menatapnya iba, dan Aika tidak menyukai itu.

"Jangan menatapku seperti itu," ucap Aika sambil tertawa kecil mencoba mencairkan suasana, tapi dengan kurang ajarnya setetes air mata malah meluncur begitu saja dari sudut matanya, namun ia segera menghapusnya.

Jessi tahu bahwa Aika tidak ingin dikasihani. Maka dari itu ia pun ikut tertawa seraya menghapus jejak air mata di pipi Aika. "Maafkan aku. Jujur apa yang kau lakukan pada Jo memang keterlaluan, tapi bukan berarti aku ikut membencimu juga bukan? Kau tahu, Ai. Bagiku orang yang baik adalah mereka yang mengakui kesalahan mereka sendiri, dan kau baru saja melakukannya maka kau juga termasuk golongan orang baik itu," ungkap Jessi dengan tersenyum tulus seraya menggenggam tangan Aika.

"Lagi pula aku yakin kau melakukan itu pasti ada alasannya bukan?" sambung Jessi.

"Iya, dan alasan itu juga akan semakin membuat Jo membenciku," batin Aika pedih.

"Dan aku juga yakin Jo pasti akan memaafkanmu, aku sangat tahu seperti apa dia," sambung Jessi dengan yakinnya.

"Itu tidak mungkin." Lagi. Aika hanya bisa mengucapkannya dalam hati, karena jika ia berbicara pun Jessi tidak akan mengerti dan ia tidak berniat menceritakannya pada siapa pun kecuali Jo nanti. Karena laki-laki itu berhak tahu meskipun nantinya akan menjadi bumerang buat dirinya sendiri, akhirnya yang bisa ia lakukan hanya tersenyum kepada wanita itu tanpa mengatakan apa pun.

"Ah, kenapa jadi seperti ini. Aku mengajakmu untuk bersenang-senang bukan mengenang masa lalu, dan selama kita berdua kau harus berjanji tidak akan mengungkit soal bocah sialan itu, oke?" tutur Jessi dengan cerianya khas Jessi.

"Bukankah kau yang mulai Jess?" seloroh Aika sambil terkekeh. Ia sendiri merasa lucu ketika Jessi menyebut Jo dengan kata bocah sialan. Ini sudah kedua kalinya ia mendengar sebutan itu, mungkin memang itu panggilan sayangnya untuk Jo.

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang