Return 17

12.9K 739 33
                                    




Happy Reading...

♡♡♡

"Alex."

Tubuh Alex menegang seketika ketika ia mendengar suara familier dari arah belakang yang memanggilnya. Tanpa menoleh pun ia tahu pasti siapa gerangan yang memanggilnya. Perlahan, Alex membalikkan tubuhnya dan tepat saat itu ia melihat Jessi yang sudah berdiri di belakangnya. Kekasihnya itu tidak menatapnya melainkan tengah menatap Shinta dengan wajah datarnya membuat Alex waswas. Sejak kapan Jessi berdiri di sana? Apa Jessi mendengar semua pembicaraannya dengan Shinta? seketika saja rasa takut melingkupinya saat ini.

"Jessi!"

Tanpa mengatakan apa pun, Jessi langsung duduk begitu saja di samping Alex dengan tatapan yang masih tertuju pada Shinta.

"Jess, sejak kapan kau berada di sini?" tanya Alex hati-hati.

"Baru saja," ucapnya datar. Lalu tatapannya kembali tertuju pada Shinta yang masih terlihat santai. "Kau! bukankah kau wanita kurang ajar itu?" sinis Jessi tak suka.

Shinta terkekeh mendengar sapaan Jessi. "Ya begitulah, kau saudara kembar Jo 'kan? Awal pertemuan kita sangat tidak baik, akan lebih baik kita berkenalan terlebih dahulu, bukan begitu?" ucap Shinta seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Jessi mengangkat tangannya menolak. "Tidak! Terima kasih, aku sudah terlalu banyak stok kenalan di luar sana."

Shinta menggeram marah dalam hati mendengar nada sombong dari mulut Jessi. Ia pun kembali menarik uluran tangannya.

"Tapi sayang sekali kau datang terlambat, andai saja kau datang lebih cepat pasti kau akan mendengar pembicaraan seru kita, iya kan, Al?" ujar Shinta dengan menunjukkan senyum miringnya. Well, Sebenarnya ia sudah melihat Jessi sejak perempuan itu masuk dari pintu Cafe. Namun ia tidak mengatakan apa pun, padahal akan sangat menyenangkan jika Jessi mendengar apa yang ia bicarakan dengan Alex. Tapi sayangnya Jessi baru melihat keberadaan Alex tepat setelah Alex menyelesaikan ucapannya, jadi bisa di pastikan Jessi tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Tutup mulutmu, Shinta!" gertak Alex seraya menatap tajam wanita itu, tapi di sisi lain ia juga merasa lega karena ternyata Jessi tidak mendengar apa pun.

Shinta hanya mengedikkan bahunya acuh. Sedangkan Jessi menatap Alex dan Shinta secara bergantian dengan penuh curiga.

"Well, sepertinya aku sudah harus pergi, Al. Kita bisa melanjutkannya nanti," sambung Shinta dengan mengedipkan matanya ke arah Alex yang sudah setengah mati menahan kekesalannya.

"Dan kau, siapa namamu? Ah... Jessi. Aku sarankan jangan terlalu percaya dengan kata-kata manis seseorang kalau kau tidak mau tertipu dan kecewa," ucap Shinta menunjuk Jessi dengan senyuman penuh arti, sedangkan matanya melirik ke arah Alex yang tengah menatapnya dengan tatapan membunuhnya. Setelah itu ia melenggang pergi begitu saja setelah berhasil membuat sepasang kekasih kini di liputi ketegangan.

Jessi terdiam mencerna ucapan Shinta baik-baik, apa maksudnya? Ia lalu menatap kekasihnya dengan penuh kecurigaan. Sebenarnya ia ingin mempercayai Alex, tapi setelah mendengar ucapan wanita itu mau tidak mau Jessi memikirkannya juga. Apa lagi ketika ia melihat Shinta dan Alex terlihat saling mengenal dengan baik. Meskipun Alex menatap Shinta dengan aura permusuhan yang kental, tapi tetap saja ia harus berhati-hati.

"Kau terlihat sangat dekat dengan wanita ular itu," ujar Jessi menanyakan apa yang tengah ia pikirkan dengan melipat kedua tangannya di dada.

Alex tersadar dari diamnya dan balas menatap Jessi. "Kami memang dekat tapi itu dulu, kau tidak berpikir bahwa kami memiliki hubungan lebih bukan?" tanya Alex. Setelah ia mengerti akan tatapan Jessi yang penuh dengan kecurigaan terhadapnya.

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang