Happy reading!
♡♡♡♡
Aika dan Ana masih mengobrolkan beberapa hal sambil duduk di salah satu kursi. Bukan hanya Ana, di meja tersebut juga ada seorang pelayan perempuan lainnya yang cukup dekat dengan Aika selama ini. Hingga tiba-tiba saja seseorang datang dan langsung duduk di kursi yang masih kosong. Seketika saja membuat meja tersebut menghening.
Aika sendiri sudah menatap perempuan yang tidak lain adalah Shinta dengan pandangan datar. Jujur saja rasa marah muncul begitu saja saat ini mengingat apa yang sudah Shinta lakukan terakhir kali terhadapnya yang membuat hubungan dirinya dan Jo hancur.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aika sedikit malas berhadapan dengan Shinta. Dirinya tidak boleh takut kali ini, sudah beberapa kali dirinya berhasil di bodohi oleh mantan sahabatnya ini.
"Kenapa? Ini tempat umum jadi siapa saja berhak datang ke sini bukan?" jawab Shinta santai sambil membaca buku menu.
"Apa harus di meja ini? Kami sedang mengobrol kau tidak lihat? dan kau mengganggu."
Sontak saja ucapan berani Aika berhasil mengusik ketenangan seorang Shinta yang kini sudah menatap Aika dengan tatapan memicing. "Astaga! sensitif sekali. Apa kau tidak mengajakku mengobrol juga? Bukankah aku juga sahabatmu, Ai," ujar Shinta dengan mimik wajah memelas .
Aika tertawa kecil di buatnya. "Sahabat ya? Sayangnya aku hampir lupa dengan hal itu," kekeh Aika dengan tenangnya.
"Jadi Shin... apa kau merindukan sahabat yang sudah kau buang ini?" tanya Aika sarkastis membuat Shinta diam-diam mengepalkan tangannya dengan tatapan menajam.
"Kau sudah berani padaku?" desis Shinta tidak suka.
"Anggap saja begitu. Pengalaman memberikanku sedikit keberanian untuk menghadapi seseorang sepertimu, Shin. Apa pun yang akan kau lakukan lagi padaku aku tidak akan takut ataupun percaya dengan ucapan-ucapan busukmu," timpal Aika tenang sambil menyenderkan punggungnya di kursi dan menatap wajah Shinta tanpa takut. Aika sendiri tidak mengerti sekaligus takjub dengan keberanian yang ia miliki. Bagus! pertahankan itu Aika.
Melihat Shinta yang terdiam karena ucapannya membuat Aika tersenyum miring. Aika tahu Shinta marah saat ini terlihat dari tatapannya yang sudah menajam.
"Shinta, tidak bisakah kau berhenti? Apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti sekarang juga? Aku yakin Jo sudah memperingatimu macam-macam, jadi aku mohon berhentilah sebelum Jo benar-benar melakukannya. Karena aku tahu Jo tidak pernah main-main dengan ucapannya!" tutur Aika menasihati, karena jujur saja masih ada sedikit rasa simpatik dalam diri Aika untuk Shinta.
Shinta tertawa keras mendengar ucapan Aika yang begitu naif menurutnya. "Kau pikir aku takut? dan lagi... apa kau sedang berusaha mencari perlindungan dengan membawa nama Jo di sini?" Shinta tersenyum mengejek yang malah hanya di balas senyuman kecil oleh Aika.
"Kau tanya apa yang harus kau lakukan bukan? Permainannya tetap sama. Tinggalkan Jonathan maka aku akan berhenti. Meskipun nanti pada akhirnya Jo tetap tidak memilihku tapi wanita lain itu malah lebih baik. Asalkan Jo tidak bersamamu!"
Aika menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan Shinta dan sifat keras kepalanya . "Kau menyedihkan, Shin!" ejeknya.
"Kau—"
Suara Shinta tertahan karena rasa marah yang begitu menggunung. Aika berani merendahkannya, dan penuturan Aika selanjutnya berhasil membuat Shinta lupa bagaimana caranya bernafas untuk sesaat.
Aika menegakkan posisi duduknya, dan sedikit mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Shinta yang ada di seberang meja dan menatap Shinta lekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Return (Completed✔)
RomanceHighest rank #5 Romance Aika, Gadis cantik yang dulu memiliki sifat yang ceria, percaya diri, berasal dari keluarga kaya dan populer di sekolahnya kini kehidupannya berubah 180 derajat karena semua hal itu terenggut darinya dalam waktu yang hampir b...