Return 14

13.5K 950 13
                                    



"Memaafkan memang berat, tapi tidak ada salahnya memaafkan jika itu berdampak baik bagi dirimu sendiri dan orang lain."

Happy reading...^^

♡♡♡♡

Pagi mulai menyapa hari. Mentari pun mulai menampakkan diri memenuhi tugasnya menyinari bumi sebagai pertanda bahwa seluruh makhluk harus segera memulai aktivitas hari ini.

Begitu pun dengan sosok perempuan yang tengah mengerjapkan matanya karena sinar matahari yang menerpa wajahnya. Hingga mata cantik itu pun mulai terbuka dan menatap langit-langit ruangan dengan bingung. Ia terdiam beberapa saat dan ia pun menyadari bahwa ia masih di rumah seseorang, ia pun bangun dari posisinya yang masih berbaring dan duduk di sofa yang ia tempati untuk tidur tadi malam.

Ketika ia hendak bangun dari duduknya ia merasakan sesuatu yang jatuh yang ternyata sebuah selimut berwarna putih. Aika menyengit bingung, bukankah tadi malam ia tertidur dalam posisi duduk dan tanpa mengenakan selimut sama sekali. Ia memperhatikan selimut itu dengan bingung.

"Apa Jo yang memberikan ini?" pikir Aika. kemudian tatapannya beralih ke arah ranjang Jo dan ia pun terkejut ketika ia tidak menemukan Jo di sana.

Aika segera membereskan bantal dan selimut itu dan segera beranjak keluar kamar untuk mencari keberadaan Jo. Aika baru bisa menghela nafasnya lega ketika ia melihat Jo yang tengah duduk di kursi meja dapur sambil menyesap minumannya, dan entah kenapa Aika mendadak kehilangan kata-katanya saat ini, yang ia lakukan hanya menatap punggung Jo yang membelakanginya.

Jo yang merasa diperhatikan pun menoleh kemudian ia menyengitkan dahinya melihat Aika yang hanya terdiam di tempatnya berdiri. "Selamat pagi!" sapa Jo datar.

Aika mengerjapkan matanya beberapa kali karena terkejut. Apa ia tidak salah dengar tadi? Jo, menyapanya? Benarkah? Ya... meskipun dengan suara datar seperti biasa tapi tetap saja ia merasa aneh.

"S-selamat pagi," balas Aika terbata-bata sambil menunduk menghindari tatapan Jo.

"Apa yang kau lakukan di sana? Kemarilah," ucap Jo sambil menepuk kursi yang masih kosong di sampingnya.

Aika menurutinya meskipun ragu, ia pun duduk juga di samping Jo setelah sebelumnya ia menggeret kursi tersebut agar tidak terlalu dekat dengan lelaki itu.

"Em... bagaimana kondisimu? perutmu masih sakit, apa sudah baik-baik saja?" tanya Aika beruntun sambil sesekali melirik ke arah Jo.

"Jauh lebih baik," jawab Jo singkat, namun bibirnya mengulas senyum samar mendengar pertanyaan beruntun dari Aika.

"Syukurlah," ucapnya lega. Setelah itu hanya hening dengan suasana canggung yang tercipta. Aika terdiam, ia merasa ada sesuatu yang terlupa sambil mengedarkan pandangannya, dan ketika ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 07.30 matanya langsung membulat sempurna.

"Astaga! aku lupa menghubungi Arya!" seru Aika dengan hebohnya yang membuat Jo sedikit terlonjak karena kaget. Setelah itu Aika buru-buru turun dari kursi yang lumayan tinggi itu, namun pijakannya tidak mendarat dengan sempurna hingga membuatnya terhuyung dan menubruk tubuh Jo yang masih terduduk.

Kejadian begitu cepat hingga Jo yang tidak siap pun akhirnya oleng dan....

BRUUKKKK!

Kursi yang diduduki Jo roboh dan ya... mereka berdua jatuh dengan posisi Aika yang ada di atas dan Jo yang di bawah, persis seperti yang ada di drama televisi.

Aika masih terdiam dengan posisinya yang sangat dekat dengan lelaki itu, bahkan bisa dibilang tidak ada jarak sedikit pun antara dirinya dan Jo. Aika terkejut tentu saja apalagi ketika ia menyadari posisi wajahnya yang sangat dekat dengan Jo, alhasil ia hanya bisa mengerjapkan matanya sambil membalas tatapan Jo yang juga tengah menatapnya.

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang