Happy Reading...
♡♡♡
Aika tahu ia bodoh dengan melakukan ini tanpa pikir panjang. Seorang perempuan bepergian di tengah malam sendirian dengan menggunakan taksi dan mungkin saja ada berbagai kejahatan yang dapat menghampirinya kapan saja. Namun Aika seolah tidak takut atau lebih tepatnya tidak peduli dengan itu semua, yang ada dipikirkannya saat ini hanya ada Jo.
Ia tidak tahu apa yang terjadi pada laki-laki itu, tapi yang pasti ia tidak bisa tinggal diam ketika Jo menghubunginya dan mengatakan bahwa dirinya tengah tidak baik-baik saja, itu berarti Jo sedang membutuhkannya, atau bolehkah Aika menganggap seperti itu.
Beberapa saat kemudian akhirnya Aika sampai di depan pintu apartemen Jo. Ia kemudian memencet bel beberapa kali, namun tidak ada tanggapan apa pun bahkan pintunya tidak terbuka juga. Ia berusaha kembali menghubungi Jo tapi panggilan tidak dijawab juga.
Akhirnya ia memilih menggedor pintu beberapa kali. "Jo! kau ada di dalam?" teriaknya panik.
Aika mencoba kembali menghubungi Jo sambil berjalan mondar-mandir di depan pintu. Hingga tatapannya tertuju pada beberapa tombol nomor yang biasanya di gunakan untuk memasukkan kode sandi pintu.
"Bodoh! Kenapa aku baru mengingatnya," umpatnya ketika ia baru mengingat bahwa Jo pernah memberi tahu kode sandi pintu apartemennya.
Tanpa membuang waktu lagi ia pun menekan beberapa digit nomor hingga terdengar bunyi bertanda kunci pintu berhasil terbuka. Aika segera masuk ke dalam apartemen dan menemukan apartemen itu kosong tidak ada siapa pun. Aika berjalan semakin memasuki ruangan itu bahkan sampai area dapur namun tetap tidak ada siapa pun.
"Jo!" panggil Aika sedikit mengeraskan suaranya sambil terus berjalan dan melihat pintu kamar Jo yang sedikit terbuka. Aik semakin mendekat, memberanikan diri membuka lebih lebar lagi pintu itu tapi lagi-lagi hanya kekosongan yang ia lihat.
Langkah kaki Aika terhenti ketika ia baru saja hendak melangkah keluar kamar ia mendengar suara gemercik air dari arah kamar mandi yang ada di dalam kamar Jo. Sayup-sayup ia mendengar suara seperti orang yang tengah muntah-muntah dari dalam sana membuat Aika langsung masuk ke dalam kamar mandi.
"Jo!" seru Aika panik saat ia melihat Jo yang tengah berdiri di depan wastafel sambil berusaha mengeluarkan sesuatu dari mulutnya. Aika segera menghampiri Jo yang terlihat sudah sangat lemas dengan keringat dingin yang membasahi hampir sekujur tubuhnya dan jangan lupa wajahnya yang sudah pucat pasi.
"Apa yang terjadi?" tanyanya khawatir sambil memijit-mijit tengkuk Jo. Namun tidak ada jawaban dari Jo yang masih saja memuntahkan isi perutnya.
Aika mengambil tisu yang memang tersedia di dekat wastafel dan mengelap keringat yang mengalir di pelipis Jo. Jangan ditanya bagaimana perasaannya saat ini, khawatir, tangannya bahkan sudah terasa gemetar sekarang.
"Sudah?" tanyanya lembut ketika ia melihat Jo yang sudah terdiam sambil menutup matanya seperti tengah menahan sakit, namun sekilas ia bisa melihat anggukan kecil dari Jo.
Tidak lama kemudian Jo berbalik menghadap Aika dan menatapnya dengan tatapan sayunya. Sedangkan Aika tengah sibuk menyeka mulut Jo yang sedikit basah, setelah itu ia pun membalas tatapan Jo dengan khawatir.
"Jadwal makanmu pasti tidak teratur 'kan?" tebak Aika yang sudah tahu kebiasaan buruk Jo yang satu ini. Sekarang baru ingat penyebab Jo yang seperti ini karena penyakit magh Jo yang kambuh. Pasalnya dulu Jo juga sering seperti ini, itu juga yang membuat Aika sering membawakan bekal ke sekolah untuk Jo agar laki-laki itu tidak terlambat makan.
Lagi-lagi Jo hanya bisa mengangguk sambil menatap Aika dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan tanpa diduga Jo perlahan mendekat dan memeluk tubuh mungil Aika erat tanpa mengatakan apa pun membuat tubuh Aika mematung seketika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Return (Completed✔)
RomanceHighest rank #5 Romance Aika, Gadis cantik yang dulu memiliki sifat yang ceria, percaya diri, berasal dari keluarga kaya dan populer di sekolahnya kini kehidupannya berubah 180 derajat karena semua hal itu terenggut darinya dalam waktu yang hampir b...