Return 29

9.3K 599 8
                                    



Happy Reading...

♡♡♡♡

Sesosok pria baru saja menggeliat dalam tidurnya. Hingga tidak lama kemudian kelopak matanya pun terbuka yang disambut oleh kegelapan kamarnya. Sosok itu yang tidak lain adalah Jo menyengit bingung mendapati hari ternyata sudah malam, berapa lama ia tertidur?

Jo bangkit dari tidurnya kemudian duduk. Ia menghembuskan nafasnya sambil memijit pangkal hidungnya, mungkin karena efek obat yang ia minum membuatnya merasa mengantuk setelah ia merenungkan semua pembicaraannya dengan Aika.

Tunggu!

Aika?

Ya Tuhan...

Tanpa buang waktu lagi, Jo langsung turun dari ranjangnya dan keluar kamar. Ia baru ingat bahwa tadi sore ia meninggalkan Aika begitu saja dengan keadaan gadis itu tengah menangis. Apa gadis itu sudah pulang?

Jo telah sampai di area ruang TV yang ternyata masih gelap dan sepi seperti biasa. Sepertinya Aika memang sudah pulang, dan itu membuat Jo merasa bersalah. Tidak seharusnya dirinya meninggalkan Aika sendiri. Ia kemudian melangkah mendekati salah satu dinding yang terdapat sakelar lampu dan memencetnya yang membuat ruangan itu terang seketika.

Jo membalikkan badannya dan saat itu juga langkahnya terhenti ketika iris matanya melihat sesosok gadis tengah meringkuk di sofa dalam keadaan tertidur lelap, Aika masih di sini.

Jo melangkah dengan perasaan campur aduk. Ia mendekati Aika dan duduk di samping Aika. Jo merapikan sedikit rambut yang menutupi wajah gadis itu, dan ia bisa melihat jelas masih ada sisa air mata di wajah cantiknya.

Jo menunduk dan memberikan kecupan di dahi Aika lama. "Maaf."

Jo lalu merengkuh tubuh Aika dalam gendongannya dan hendak membawa Aika ke dalam kamar yang ia tempati beberapa saat yang lalu.

Mata Aika mengerjap ketika ia merasakan guncangan yang di sebabkan oleh langkah kaki Jo. Tidak lama kemudian mata itu pun terbuka sempurna, dan hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang Jo yang tepat ada di hadapannya. Aika menatap wajah datar Jo dari posisinya.

"Jo," lirihnya.

Mendengar panggilan itu membuat Jo segera menoleh dan memberikan senyuman hangatnya untuk Aika. "Aku mengganggu tidurmu?" tanyanya tanpa menghentikan langkah menuju kamar.

Aika menggeleng sedangkan matanya mulai berkaca-kaca. Ia sendiri tidak sadar bahwa ia tertidur di sofa, mungkin karena terlalu lama ia menangis.

Jo mendudukkan tubuh Aika di ranjang begitu pun dengan dirinya yang duduk di samping Aika bersandarkan kepala ranjang. Ia lalu kembali merengkuh tubuh Aika dan memeluknya membawa gadis itu agar bersandar di dada bidangnya. Hingga tidak lama kemudian ia merasa tubuh Aika yang bergetar karena menangis dalam diam, dan itu membuat hati Jo serasa teriris. Ia semakin memeluk Aika erat.

"Ssshhht! Aku di sini, Ai. Jangan menangis, Maafkan aku."

"Aku tidak mengingatnya. Maafkan aku. Aku yang salah, aku salah!" racau Aika dengan suara tersendat. Sungguh ia sangat takut. Takut Jo akan membencinya lagi kali ini. Karena sungguh, Aika tidak sanggup jika harus melihat tatapan penuh kebencian dari Jo.

Jo memejamkan matanya yang mulai memanas. Rasanya sakit mendengar Aika menyalahkan dirinya sendiri seperti ini. Saat ini dirinyalah yang bersalah. Harusnya ia mendengarkan penjelasan Aika lebih. Seharusnya dirinya tidak men-judge Aika begitu saja yang malah membuat Aika tertekan seperti ini, dan seharusnya ia lebih percaya dengan kekasihnya.

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang