25

3.9K 441 19
                                    

Ara, Cindy, dan Diana sedang berada diperpustakaan,  Cindy memilih untuk mengajak mereka pergi keperpustakaan setelah suasana kantin tidak membuat mereka nyaman. Karena kebanyakan siswa di kantin membicarakan tentang hubungan Ara dan Daniel.

Wajar saja jika mereka merasa tidak nyaman, sahabat mana yang merasa nyaman jika sahabatnya di rendahkan seperti itu.

"Kakak lo gak ngebela. Heran gue" Cindy menggeleng kepalanya pelan setelah ia tahu jika Rio memilih diam saat adiknya direndahkan seperti itu.

"Kakak gue bukan tipe orang yang suka ikut campur. Ini masalah gue sama Daniel" ucap Ara.

"Dan orang-orang yang berani bilang kalo lo gak pantes sama Daniel" ucap Cindy.

Ara membuang nafasnya kasar.

"Udah. Gue Gapapa" ucap Ara mencoba terlihat jika ia baik-baik saja. Nyatanya, hatinya tidak baik-baik saja. Wanita mana yang bisa menerima ucapan yang menyakitkan seperti itu.

'Oh ini?'

'Daniel gak salah?'

'Ini mah pendiem banget. Beda banget sama Daniel'

Bukan hanya itu. Tetapi yang paling membuatnya sakit adalah..

'Lo udah ngasih Daniel apa? Sampe dia mau sama lo?'

Kadang Ara berfikir apa ia salah karena telah menerima Daniel.

Atau memang dia orang beruntung bisa mendapatkan Daniel dan semua orang yang berbicara buruk tentangnya adalah sedikit dari banyak orang yang iri.

Yang jelas.. Ara sendiri tidak tahu.

"Lo bener-bener gak berfikir dua kali buat lanjutin hubungan sama Daniel??" Tanya Diana.

Mendengar pertanyaan Diana berhasil membuat Ara dan Cindy terkejut.

Diana ragu dengan hubungan Daniel dan Ara nantinya.

Sebagai sahabat tentu ia merasa takut, takut suatu saat nanti Daniel terbuai ucapan siswa lain dan memilih untuk meninggalkan Ara.

"Maksud lo apa?" Tanya Ara memaksakan tawanya, masih memaksakan dirinya terlihat biasa saja.

"Ra.. Daniel itu famous, pinter, keren banyak cewe diluar sana yang lebih dari lo lagi ngantri buat dapetin Daniel. Gak nutup ke---"

"Iya gue gak pantes buat Daniel!" Ucapan Ara sedikit membentak Diana.

Detik itu juga Diana memilih diam. Mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia sadar, ia salah karena telah mengucapkan hal seperti itu pada Ara.

Disisi lain, tanpa mereka sadari..

Daniel, berdiri di balik rak buku. Mendengar percakapan mereka dengan jelas.

Dan jelas Daniel juga tidak terima dengan ucapan Diana pada Ara.

Baginya itu sangat menyakitkan, apalagi sampai membuat Ara berbicara jika ia memang tidak pantas untuk Daniel.

"Gue kekelas!" Ucap Ara lalu melangkahkan kakinya pergi.

Daniel memandang punggung Ara yang mulai menjauh darinya.

Daniel memilih untuk menemui Diana dan Cindy.

"Daniel?" Diana membuka suara.

Sedikit takut, ia yakin sedari tadi Daniel mendengar percakapannya dengan Ara.

"Tamat riwayat lo Di" ucap Cindy.

Cindy menggigit bibir bawahnya kuat.

Diana memilih untuk menundukkan kepalanya setelah ia melihat pandangan mata Daniel yang benar-benar terlihat jika ia sedang emosinya.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang