45

3.3K 443 9
                                    

Hampir satu jam Daniel berada dirumah Ara tanpa sepengetahuan kekasihnya itu. Orang tua Ara mengajaknya sarapan pagi dan sedikit berbincang.

"Mau lanjut kemana Niel?" Tanya Papa Ara.

Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Wajar saja, ia jarang berbicara dengan keluarga Ara seperti ini, rasanya gugup sekaligus bangga.

Rasanya, ia seperti seseorang pria yang siap untuk di berikan banyak pertanyaan oleh calon mertuanya.

Daniel tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Papa Ara.

"Rencana nya sih ngelanjutin papa om hehe" ucap Daniel.

Papa Ara mengangguk pelan, sama hal nya dengan Mama Ara yang serius mendengarkan ucapan Daniel.

"Lanjut kemana?" Tanya Mama Ara.

Daniel terdiam sejenak, ada keraguan dari raut wajahnya.

Ia melirik ke lantai dua rumah Ara, memastikan jika kekasihnya itu belum bangun dari tidurnya.

"Singapura, om. Baru rencana" ucap Daniel.

Mama Ara membulatkan kedua matanya karena terkejut.

"Singapura? Ara tau?" Tanya Mama Ara.

Daniel menggeleng pelan kemudian tersenyum hambar.

"Belum tante" ucap Daniel.

"Ma, jodoh itu gak kemana. Lagian setiap liburan kan Daniel pasti pulang. Jadi jangan khawatir gitu. Calon mantu kebanggan Mama ini gak bakal pergi jauh" ucap Papa Ara.

Daniel mengerutkan keningnya karena mendengar ucapan Papa Ara yang semakin membuatnya gugup.

Daniel mengulaskan senyumannya kembali.

"Rencana nya kapan mau kasih tau Ara?" Tanya Papa Ara.

Daniel terdiam, bahkan ia sama sekali belum berfikiran untuk memberitahu Ara perihal rencananya itu.

Tidak, bukan rencananya..

Lebih tepat itu semua rencana Mama nya dan Papa nya dulu dan tentunnya ia harus menjalankan keinginan papa nya.

"Aku pasti bilang ke Ara om. Tapi, gak sekarang" ucap Daniel ragu.

Mama Ara mengulaskan senyumannya lalu memukul bahu Daniel pelan.

"Jangan sampe Ara tau dari orang lain ya, om sama tante gak bakal bilang ke dia sebelum kamu bilang duluan" ucap Mama Ara.

Daniel menganggukkan kepalanya pelan.

"Ngomongin aku ya?" Suara Ara membuat mereka terdiam.

Mereka melihat Ara yang beridiri tepat didepan tangga di lantai dua rumahnya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Ara.

Daniel menatap Papa dan Mama Ara bergantian kemudian menatap Ara.

"Turun dulu sini!" Ucap Daniel.

Ara berdecak kesal lalu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga.

Ara tidak langsung menghampiri Daniel dan kedua orang tuanya, tetapi ia pergi menuju dapur, membuka lemari es dan mengambil satu botol air putih.

"Masih pagi, jangan minum air dingin" teriak Mama Ara yang tau kebiasaan anaknya setelah bangun tidur itu.

Ara seolah-olah tidak perduli dengan teriakan Mamanya, ia mengambil gelas dan memindahkan air sampai setengah gelas lalu meminumnya.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang