Dirumah sakit..
Ada gue, Arya, Alex, sama Cindy yang jenguk Daniel.
Keadaan Daniel kacau. Wajahnya penuh lebam ditambah lagi dengan adanya selang infus.
"Woy.. masih kuat gakk!!" Kata Alex melayangkan satu pukulan pelan di tangan Daniel. Daniel meringis kesakitan.
"Akh!"
Bukannya berenti. Alex malah makin jadi. Pengen marahin, tapi gabisa.
"Ini sakit kecebong!" Bentak Daniel. Alex tertawa terbahak-bahak.
"Daniel gue kembali!" Teriak Alex.
Bukan Daniel lo, tapi Daniel gue.
"Gak apa-apa Dan?" Tanya Cindy.
"Iya, Gak apa apa. Muka gue gapapa. Ini infus cuma pajangan doang" kata Daniel santai. Wajahnya sedikit berubah.
Cindy salah bertanya.
"Ara.. lo kok diem aja? Gugup ada kita? Yaudah kita galama. Abis ini pulang" Arya buka suara.
Gue gelengin kepala cepet. Gue diem aja bukan karena gue gabetah ada mereka. Tapi.. ya karena gue tau hubungan gue sama Daniel lagi gimana.
Rasanya beda.
Apalagi Daniel yang semalem kecewa sama gue.
"Bukan.. bukan gitu" kata gue.
Gue mandang Daniel yang juga mandang gue. Dia mengerutkan Dahinya.
Semua pandangan ngeliat gue heran.
Dan gue gatau harus bilang apa lagi.
"Dan..ada yang mau aku omongin" kata gue.
Gue ngebuang nafas kasar.
"Ya berarti lo ngusir kita" kata Alex.
Bukan gitu.. bukan.
Mereka keluar dari ruang rawat Daniel tanpa pamit.
Gue mandang punggung Cindy, Alex, dan Arya. Sedikit rasa bersalah di hati gue, gue ngerasa jadi orang jahat sekarang.
"Kayaknya kamu gak tepat jenguk aku sekarang" Daniel buka suara. Kali ini pandangan gue menatap Daniel.
"Khawatirin aku atau Arga?" Tanya Daniel.
Gue buang nafas kasar.
Sedikit kecewa dengan pertanyaannya.
"Kamu ngingetin aku kan, kalo status aku masih pacar kamu?" Tanya gue.
"Dan.. aku jelas khawatir sama kamu.."
"Dan Arga" lanjut gue. Terdengar suara tawaan kecil dari Daniel.
Daniel membuang nafasnya kasar.
Matanya menatap gue tajam.
"Apa aku harus gini biar aku percaya kamu khawatirin aku?" Tanya Daniel.
"Iya, Mungkin" jawab gue singkat.
"Secara gak langsung kamu emang minta aku buat terus ngehajar Arga" ucap Daniel enteng.
Gue menggelengkan kepala pelan.
"Aku tau kamu gak lupa kalo Arga sahabat aku" jawab gue enteng.
"Aku juga tau kalo gak gak pernah lupa kalo aku gak suka sama dia" jawab Daniel sarkas.
Iya..
Dan gue gak ngerti kenapa Arga bisa masuk kedalam masalah gue dan Daniel."Asal kamu tau sebelum aku kesini, Arga yang minta aku buat jenguk kamu. Seharusnya kamu bilang terimakasih buat dia. Orang kayak Arga yang kamu benci itu masih perduli sama kamu" kata gue.
"Aku gak tau permasalahan kalian apa. Aku gak tau kenapa kalian sampe kayak gini. Aku khawatir Dan.. aku gak mau orang yang berarti buat aku jadi gini. Liat.. kamu sekarang ada disini, wajah kamu lebam. Belum lagi infus ini. Dan Arga, bener bener berantakan. Kamu ngancurin apa yang dia mau selama ini. Kamu gak ngehargain kerja kerasnya. Aku gak suka!" Bentak gue.
Gue nundukin kepala.
Dan gue nangis.
"Ara.." ucap Daniel dengan suaranya yang pelan, pake perasaan.
"Jangan nangis..aku gak suka" kata Daniel.
Daniel menghapus air mata gue menggunakan kedua ibu jarinya.
"Dan..eh astaga!" Pintu yang tadinya tertutup rapat kini terbuka lebar akibat ulah alex.
Daniel cepet-cepat menjauhkan tangannya dari pipi gue.
"Sorry.. tapi ini Coryn chat gue, nanyain ruang rawat lo dimana. Gimana nih?"tanya Alex.
Daniel mandang gue sejenak.
"Buat dia keliling rumah sakit dulu. Gue masih mau berduaan sama cewe gue" kata Daniel.
"Siapp" ucap Alex.
Dan Daniel tau apa yang gue mau.
"Gitu kan?" Tanya Daniel seolah bisa ngebaca fikiran gue.
Gue nganggukin kepala pelan.
"Sayang aku gak?"tanya Daniel.
Keliatan kalo dia lagi nahan ketawa.
Keadaan kayak gini masih sempet becanda."Ya kalo gak sayang gak nangis!" Bentak gue.
Dan Daniel beneran ketawa.
"Aku serius.. gak lagi becanda" kata gue dengan nada kesal.
Hening.
"Aku bakal minta maaf ke dia" ucap Daniel.
Gue menatap Daniel, sedikit tidak percaya dengan ucapannya.
"Karena dia juga aku yakin kalo kamu emang sayang sama aku" lanjut Daniel.
"Beneran nih gak bohong?"tanya Daniel.
Gue buang nafas kasar.
Iya, Daniel ragu.
"Diraguin itu gak enak" kata Gue.
Daniel tertawa terbahak-bahak.
"Ngadepin kamu itu ternyata gak sesusah apa yang aku pikirin. Cukup buat lelucon biar kamu ketawa aja udah cukup. Kalo bisa meluk kamu sih, bakal meluk. Tapi gak ah, nunggu kita sah aja" kata Daniel tangannya ngacak rambut gue gak pake perasaan.
"Daniel..!"
"Udahan break nya ya. Kita kayak dulu lagi. Kangen aku" ucap Daniel.
Ngacak rambut guenya semakin menjadi-jadi.
"Tapi kamu berubah ya" kata gue.
"Iya..jadi power ranger!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit ; Kang Daniel✔
Fanfiction"Aku kangen kamu, Dan"-Alyanra "Terakhir! Ini terakhirnya gue ngajak lo kerumah gue! Setelah ini, gue bakal bener-bener ngejauh dari lo"-DanielK "Gue sama dia emang ditakdirin untuk sekedar sahabat, gak lebih. Kalo gue sama dia mungkin cuma gue yang...