23

3.7K 452 19
                                    

Daniel sekarang ada dirumah gue. Dengan tas bawaannya yang udah bisa gue tebak apa isinya.

Apalagi kalo bukan laptop, kertas, dan buku-bukunya yang tebel.

"Ajarin aku fisika ya" kata gue.

Tanpa gue suruh, Daniel langsung duduk disofa.

"Aku gak nyuruh kamu duduk" kata gue protes.

Daniel tersenyum.

"Yaudah, aku diri lagi" kata Daniel. Daniel berdiri dari posisinya. Tapi gue buru-buru narik tangan dia lagi.

"Eh duduk aja. Nanti kamu kalo berdiri peg--"

"Udah. Perhatian terus, nanti kalo aku makin cinta kan ribet" kata Daniel percaya diri.

Padahal gue gak ada maksud buat perhatian sama sekali.

"Sini.. duduknya deket deket. Kalo jauh-jauh nanti kamu ilang" kata Daniel.

Gue tertawa renyah. Yakali gue bisa ilang dirumah sendiri.

"Gimana ceritanya aku bisa ilang dirumah aku dan?" Tanya gue.

Daniel bukannya jawab tapi malah ngacak rambut gue gemas.

"Bukan kamunya, tapi hati kamunya" kata Daniel.

Kali ini Daniel beralih menggenggam tangan gue erat, erat banget. Sakit sih digenggam kuat-kuat, tapi disisi lain gue seneng. Iyalah..

"Aku kan disini. Gimana bisa aku ada disini sama kamu tapi hati aku lari? Kan lucu" kata gue.

Daniel malah narik tangan gue, masih dengan genggamannya yang kuat. Kali ini, dia bawa tangan gue ke depan dadanya.

"Coba rasain. Sama kan, gak bedakan" kata Daniel.

Iya, detak jantung Daniel sama kayak dulu. Detaknya terlalu cepet. Dan gue suka ini, itu berarti perasaan Daniel ke gue masih sama gak berubah.

"Aku aja yang kamu anggap lebih ini, yang kamu bilang ganteng, keren, pinter ini berhasil jatuh hati sama kamu. Apalagi orang biasa?"kata Daniel.

Jujur, entah kenapa perasaan gue gak karuan. Jantung detak cepet,dan gue jadi salah tingkah. Apalagi, tatapan mata Daniel buat gue semakin salah tingkah.

"Salah tingkah gitu. Gimana sih? Payah. Padahal lagi romantis-romantisnya" protes Daniel.

"Kalo sama Arga senyum-senyum. Sama aku berubah mukanya" lanjut Daniel.

Daniel langsung melepas tangan gue. Dan detik itu juga gue sedikit kecewa. Padahal lagi seneng-senengnya.

Dan lagi dia cemburu sama Arga.

"Kalo cemburu bilang" kata gue.

Daniel mengalihkan pandangannya asal.

"Kamu kesini mau belajar. Mau ngajarin aku. Apa mau ngambek gini?"tanya gue.

Gak ada jawaban dari Daniel.
Sekarang Daniel sibuk dengan handphonenya. Matanya gak beralih sama sekali dari layar handphone.

"Cantik!" Kata Daniel. Gue terdiam, bukan cuma kata cantik nya yang buat gue diem. Tapi senyumnya dan matanya yang gak beralih sama sekali dari layar handphone.

"Siapa?"tanya gue penasaran.

Daniel menatap gue. Dia mengerutkan dahinya.

"Kamu lah. Siapa lagi" kata Daniel.

Tapi gue sedikit gak percaya.

"Sayang, denger ya" kata Daniel.

Daniel sedikit menggeser posisinya untuk lebih dekat dari posisi gue. Tangannya menggenggam erat tangan gue lagi, kali ini matanya fokus sama gue.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang