41

3.4K 423 14
                                        

Ara masih mematung tepat di depan ruang rawat Luna, mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan wanita yang pernah mengisi hati Daniel.

Apapun yang terjadi ia harus tetap bertemu dengan Luna. Memastikan keadaan wanita itu agar ia benar-benar bisa melepaskan Daniel seutuhnya.

"Jangan banyak mikir. Gak guna lo mikir. Abis ini ikut gue, dan gue bakal ceritain semuanya" ucap Arga.

Ara menggenggam tangan Arga kuat lalu membuang nafasnya kasar.

Ada sesuatu yang mengganjal di hati Arga saat melihat Ara dengan ekspresi gugupnya.

Arga mengulaskan senyumannya lalu mengacak rambut Ara dan berhasil membuat rambutnya sedikit berantakan.

"Rambut gue Arga!" Protes Ara karena Arga tidak henti-hentinya mengacak rambutnya yang sudah ia ikat dengan rapi.

"Sengaja. Biar Luna tau kalo ada perempuan yang lebih gila dari dia" ucap Arga diiringi dengan suara tawanya yang cukup kuat.

Mereka benar-benar mengabaikan Arya yang sedari tadi berdiri didekat mereka.

Arya menggelengkan kepalanya pelan.

"Jadi, pada mau masuk apa masih mau bercanda?"tanya Arya.

Mendengar ucapan Arya membuat Arga dan Ara saling memandang.

"Masuk!" Ucap mereka bersamaan.

Dari kejauhan, ketika Arya membuka pintu ruang rawat bisa mereka lihat dengan jelas jika Daniel sedang memeluk Luna yang menangis.

Dan detik itu juga jantung Ara sesak, suhu tubuhnya memanas.

Daniel memeluk Luna tepat di hadapannya,tangannya yang melingkar di pinggang gadis itu dan tangan lainnya yang membelai pelan rambut panjang gadis itu.

Arga melirik Ara sejenak hanya untuk memastikan jika Ara baik-baik saja setelah melihat adegan yang mungkin bisa membuatnya menangis.

Arya segera menghampiri Daniel dan Luna, mencoba bertanya apa yang sudah terjadi.

Keadaan kamar rawat yang berantakan, pecahan gelas, Gordyn yang robek, selimut yang telah menjadi dua bagian, batal yang tidak berada di tempatnya itu bisa menjadi bukti jika telah terjadi sesuatu pada Luna.

"Apa yang terjadi?" Tanya Arya.

Daniel tidak menjawab.

Hanya suara tangisan Luna yang terdengar.

"Aku takut dan.. jangan tinggalin aku"

Meskipun samar-samar tetapi Ara bisa mendengarnya.

Bisa Ara lihat dengan jelas jika Daniel mengeratkan pelukan nya pada Luna.

Daniel memandang kosong pada Ara, sedetik kemudian ia meneteskan air matanya, bahkan ia semakin memeluk Luna dengan erat seolah-olah ia tidak akan membiarkan Luna lepas dari pelukan nya.

"Nggak, gak perlu takut. Aku ..."

Daniel menggantungkan ucapan nya, ia memandang Ara dari kejauhan. Mereka saling memandang sebelum akhirnya Ara memalingkan pandanganya.

Daniel memejamkan matanya sejenak.

"Aku gak akan pernah ninggalin kamu lagi" lanjut Daniel.

Dan detik itu juga Ara meneteskan air matanya, ia jelas tidak tahan untuk lama-lama berada disana dan menyaksikam bagaimana Daniel memeluk Luna dengan begitu erat.

"Raa!" Arga berusaha menghentikan Ara dan mengajaknya kembali tetapi nihil.

----

Daniel dan Arya duduk di kantin rumah sakit setelah mereka bersusah payah menghabiskan tenaga hanya untuk menenangkan Luna.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang