Ara mempercepat langkahnya menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya.
Mengabaikan Daniel yang sedari tadi berusaha untuk menjelaskan kembali, setidaknya ia sedikit berusaha untuk mempertahankan hubungannya meskipun rasanya tidak mungkin.
"Araaa. Ini mama udah masak banyak, kenapa lari gitu?!"
Teriak Mama Ara. Ia menggelengkan kepala nya pelan melihat Ara yang membanting pintu kamarnya hingga menimbulkan suara yang cukup kuat.
Daniel menggigit bibir bawahnya kuat.
Menyerah, iya. Saat ini ia benar-benar menyerah.
"Tante, maafin Aku" Daniel membuka suara.
Mama Ara menunjukkan ekspresi terkejutnya.
"Loh? Kenapa minta maaf sayang?" Tanya Mama Ara lembut. Daniel tertawa hambar, ia mengalihkan pandangannya ke lantai dua, berharap Ara keluar dan mendengarkan penjelasannya.
"Boleh aku minta waktu tante sebentar?"
Dan disini, diruang keluarga rumah Ara. Daniel mencoba mengatur rasa sesak didadanya. Rasanya, ini terakhir kalinya ia berkunjung kerumah Ara.
Daniel akan merindukan semua, tentunya. Saat Ara masih tidur dan dengan izin Mama Ara, Daniel berani membangunkan Ara bahkan masuk kedalam kamarnya. Makan pagi bersama keluarga Ara, atau menghabisman waktu selagi menunggu malam dengan mengobrol bersama keluarga Ara.
Daniel tersenyum kecut. Rasanya lega, dia menjelaskan semua nya dari awal sampai akhir. Bagaimana ia membuat Ara menangis kembali, dan bagaimana ia mengecewakan Ara kembali.
"Tante bangga sama kamu. Bangga banget. Ara juga pasti bangga sama kamu. Tapi, tante kecewa karena cara kamu yang buat anak tante kecewa. Percaya sama tante sayang, kalo kalian jodoh, tuhan pasti bakal mempersatukan kalian lagi"
Daniel menganggukkan kepalanya pelan, ia membalas senyuman yang Mama Ara berikan padanya.
"Daniel permisi, tante. Selamat malam"
Dan malam itu berakhir dengan Daniel mengendarai motor sportnya dengan kecepatan di atas rata-rata, itulah cara dia meluapkan penyesalannya saat ini.
----
"Daniel, mak--"
"Daniel kenyang Ma"
Daniel mengabaikan Mama nya dan keluarganya yang sedari tadi menunggu kedatangannya untuk makan malam bersama.
Mama, dan Ayahnya tidak terkejut saat melihat wajah Daniel yang babak belur karena Arga sudah memberitahu mereka,dari awal hingga akhir. Tidak ada yang terlewat sama sekali.
Untuk kali ini mereka membiarkan Daniel untuk sendiri, karena itu yang Daniel butuhkan saat ini.
Daniel menatap layar handphonenya, biasanya setiap dia pulang kerumah, notifikasi dari Ara selalu muncul dan berhasil membuatnya tidak berhenti tersenyum.
Kali ini berbeda, tidak ada satu notifikasi satupun yang muncul dari Ara.
Daniel tersenyum menertawai kebodohannya sendiri.
"Bego haha" Daniel tertawa hambar.
Ia memandang foto-foto nya bersama Ara, terutama fotonya dengan Ara yang tertempel di dinding kamarnya dengan rapi.
Semua, semua foto Ara yang ada di galerinya ia hapus, bahkan foto-foto yang tertempel di dindingnya ia lepas begitu saja.
Semua yang berhubungan dengan Ara, baginya tidak ada guna nya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit ; Kang Daniel✔
Fanfiction"Aku kangen kamu, Dan"-Alyanra "Terakhir! Ini terakhirnya gue ngajak lo kerumah gue! Setelah ini, gue bakal bener-bener ngejauh dari lo"-DanielK "Gue sama dia emang ditakdirin untuk sekedar sahabat, gak lebih. Kalo gue sama dia mungkin cuma gue yang...