47

3.2K 420 4
                                    

"Gue kangen kaliann!!" Teriak Diana yang baru datang dan langsung merangkul kedua sahabatnya.

Mereka berjalan melewati koridor bersama, sesekali mereka tertawa bersama untuk menghilangkan rasa rindu.

"Kak Ara!" Sontak Ara menghentikan langkahnya setelah namanya disebut dengan cukup kuat.

Ara menyipitkan matanya untuk memastikan siapa pria yang memanggil nya. Ara tersenyum, ia ingat..

Pria yang memanggilnya itu adik kelasnya yang dulu pernah memberinya bingkisan kecil atas permintaan Daniel.

Bobby Gemilang..

"Hei bobb..!!" Sapa Ara.

Bobby melangkahkan kakinya mendekat, pria jangkung, tampan, dan sangat wangi ini berdiri tepat dihadapan Ara.

"Eh? Bobby?" Tanya Cindy.

Bobby mengangguk pelan.

"Pinjem Kak Ara bentar ya, ntar gue balikin dengan selamat" ucap Bobby.

Ara mengangkat sebelah alisnya dan menatap Bobby dengan heran.

"Oh.. yaudah. Kita duluan ya" ucap Diana lalu menarik tangan Cindy untuk pergi.

Ara masih memandang Bobby dengan intens, ia tidak tahu ada urusan apa adik kelas nya ini menemuinya dan meminta untuk berbicara berdua dengannya.

"Lo udah tau pasti" ucap Bobby.

Ara menggeleng pelan.

"Ini!" Bobby mengambil sesuatu dari saku seragamnya lalu memberikannya pada Ara.

Satu  lolipop dengan kertas yang menempel di gagangnya.

"Apaan? Lo ngajak gue kencan?" Tanya Ara. Ia tidak berniat untuk mengambil lolipop itu sama sekali.

"Lo mau gue di abisin sama Kak Daniel?" Tanya Bobby.

Ara memandang lolipop itu dengan bingung.

"Hehe" Bobby terkekeh pelan. Sedangkan Ara masih bingung, kali ini ia memandang Bobby dengan tatapan bingungnya.

"Langsung aja kek, bilang ini apa maksudnya" ucap Ara.

Ia mengambil lolipop itu lalu membaca tulisan yang ada pada kertas itu.

"Istirahat temenin aku belajar di perpus. Gak pake penolakan. Atau aku bakal peluk kamu tiga puluh menit nonstop"

Kertas kecil yang kini berada di genggamannya itu berlapis. Ara membuka lembar berikutnya.

"9.31. Telat semenit ditambah pelukan semenit. Berlaku kelipatan kalo telat dimenit berikutnya"

Ara kembali membuka lembaran kertas tipis itu.

"Gak dateng.. Aku minta anak cheerleaders yang paling cantik buat nemenin aku. Plus pelukan 24 jam penuh, dan jitakan berlaku ya buat kamu :p"

Ara berdecak kesal.

Ia membuka lembaran terakhir kertas kecil itu.

"Hei cantik! Liat kedepan dong. Jangan cuma liatin kertasnya. Masa aku harus cemburu sama kertas? Hehe.."

Ara mengalihkan pandangannya kedepan, tepatnya kearah belakang Bobby. Daniel sedang berdiri sambil tertawa memperlihatkan gigi kelincinya kemudian melambaikan tangannya ke arah Ara. Kemudian Daniel melangkahkan kaki untuk menaiki anak tangga, Ara masih memandangnya sampai punggung kekasihnya itu benar-benar tidak terlihat lagi.

Ara mempautkan bibirnya kesal. Kini ia memandang Bobby dengan intens.

"Lain kali jangan mau disuruh-suruh gini" ucap Ara dengan kesal.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang